Wayag – Raja Ampat (foto : Kris) |
“Ada kisah yang tercatat dan tak mungkin terlupakan selama berada di suasana liburan Raja Ampat beberapa waktu lalu. Namun, apapun kisah yang terkenang, keindahan Raja Ampat mampu membuat saya terhipnotis, bahkan hingga detik ini. Keinginan untuk bisa menikmatinya kembali, tentu menjadi harapan besar bagi saya”. Amor Raja Ampat
Setelah posting di tulisan sebelumnya, kali ini saya ‘share’ kembali tentang liburan ke Raja Ampat. Rasanya tak cukup dan akan selalu senang jika saya harus kembali mengulang setiap ‘moment’ yang saya dapatkan di sana.
Raja Ampat, adalah sebuah surga bagi para traveler dan pecinta keindahan seperti saya. Kawasan tersebut adalah sebuah kabupaten yang di dalamnya terdiri dari empat pulau besar seperti Pulau Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo. Dan saya bersyukur liburan kemarin bisa menjelajahi pulau Waigeo dan beberapa daratannya.
Seperti yang saya tulis sebelumnya, bahwa saya dan rombongan sempat bermalam di daratan Acoliok (rumah pohon), lalu bermalam juga di pulau Kawe dan pulau Wayag. Walau belum sempat menikmati keindahan Missol, namun bisa menginjakkan kaki di Wayag menjadi moment yang tidak akan pernah terlupakan. Banyak yang bertanya pada saya tentang biaya perjalanan ini. Memang, menurut sumber yang saya baca di sini, biaya untuk bisa menikmati liburan ke Raja AMpat sangat tidak sedikit, bahkan lebih tinggi dibading liburan ke luar negeri sekalipun. Tapi, kali ini saya bersyukur karena biaya yang kami keluarkan tidak harus mencapai angka sebesar itu. Mengapa demikian?
Pertama, karena saya memiliki kakak ipar di Sorong yang hafal betul wilayah Raja Ampat, kami juga tidak perlu menyewa kapal pesiar untuk mengunjungi pulau-pulau, karena kaka ipar saya memiliki speedboat yang bisa kami naiki. Selain itu, ada sponsor utama dalam perjalanan ini, hehehe. “Ayo dong, Mira… jadi berapa biaya yang dikeluarkan untuk perjalnan indah ini?”. Sabar, saya akan share ko.
Jadi… setelah saya tanyakan ke suami total biaya perjalanan ke Raja Ampat termasuk dana dari sponsor, adalah
Tiket PP Jakarta – Sorong sekitar 5jt (Sriwijaya air)
Hotel di Sorong mulai dari harga Rp. 300.000
Tiket Kapal Cepat Marina Express Sorong – Waisai Rp. 120.000/ orang
Bahan bakar speedboat 4 drum Rp. 3.000.000
Perbekalan sembako Rp. 2.000.000
Operasional tak terduga + Rp. 2.000.000
Nah, dilihat dari list tersebut, modal saya adalah hanya untuk pembelian tiket pesawat saja. Alhamdulillah, selebihnya ada sponsor yang berbaik hati. Tapi, kalaupun harus ditotal semuanya, dengan perjalanan kerabat ini (karena punya saudara di sana), sekitar Rp12 jutaan sudah bisa memenuhi perjalanan kami ke Raja Ampat, 10 orang. Berbeda jauh dengan perjalanan menggunakan travel pada umumnya yang bisa memakan biaya hingga Rp. 30.000.000 (tiga puluh juta). Wooww… suami sahabat saya bilang, “mending dipake buat umroh duit segitu”. Kali ini saya setuju soal itu, :D. Kecuali kalau saya sudah bisa nimbun duit segudang kaya para pejabat kita, ya merem aja ngeluarin duit segitu tanpa harus pusing kehabisan tabungan.
***********
Kembali ke kisah raja Ampat…
Setelah bermalam hari pertama di rumah pohon daratan Acoliok – Waigeo Barat, esok harinya saya mulai menikmati salah satu pulau yang bernama pulau Ovu. Dari jauh mata memandang, nampak butiran pasir putih menggoda mata saya. Dan ketika menepi, pandangan saya pun lebih tercengang dengan air laut yang jernih dan terumbu karang yang indah sekali. Ah, nampak tak sabar, kami pun segera mandi (istilah berenang orang laut), dan mulai menikmatinya sambil terus bersyukur atas keindahan yang bisa dinikmati ini.
Menuju Pulau Ovu (foto : Kris) |
Pulau Ovu – Raja Ampat |
Foto : Kris |
Selesai menikmati pulau Ovu, esok harinya kami menuju pulau Kawe dan dilanjutkan ke pulau Wayag. Pulau ini terletak di Waigeo Barat. Salah satu pulau yang menjadi sasaran setiap pengunjungnya. Bisa saya katakan, bahwa pulau Wayag ini adalah belahan bumi terindah yang pernah saya lihat. Walaupun belum pernah juga lihat belahan bumi lainnya :D, tapi saya yakin, pulau Wayag ini adalah jantungnya dari Raja Ampat. Ketika sampai di Wayag dan belum sempat berganti pakaian renang, saya langsung menyeburkan diri ke dalam air laut yang begitu jernih dengan sejuta keindahan di dalamnya.
Foto : Kris |
Saya dan Suami |
Dirasa cukup walau belum puas, setelah nyebur di laut wayag, kami pun menuju salah satu puncak karang yang bisa didaki agar bisa melihat indahnya pulau-pulau kecil dan karang-karang yang menghampar di lautan. Sayangnya kali ini saya belum memiliki nyali besar untuk mendakinya. Melihat karang-karang tajam dan harus dilewati, akhirnya saya memilih untuk tetap di speedboat, sementara suami saya beserta kaka ipar saya naik ke atas puncak. Namun, setelah melihat hasil foto suami saya, saya cukup menyesal karena ga turut serta naik ke atas. Tapi tak apalah, tandanya saya harus bisa kembali ke sana untuk kedua kalinya.
Suami saya mendaki puncak karang |
Foto : Kris |
Foto : Kris |
Foto : Kris |
Foto : Kris |
Kaka Ipar saya & keluarga (foto – Kris) |
Nah… cukup bikin mulut ternganga kan? :D. begitupun ketika saya lihat foto-foto ini ketika suami turun dari atas karang. Inilah yang saya sebut jantungnya Raja Ampat. Dari atas sinilah semua keindahannya bisa terlihat dan dinikmati. Sungguh nikmat mana yang bisa kita dustakan. dan sebagai apresiasi atas keindahan ini, janganlah pernah membuang sampah di sana agar senantiasa keindahannya tetap terjaga.
Selesai menikmati keindahan di atas puncak, kami menuju sebuah tempat dengan beberapa rumah kayu. Tepatnya sih itu kantor kawasan konservasi laut daerah Kawe, kabupaten Raja Ampat. Karena tempatnya yang nyaman, saya pun tidak ingin melewatkan sudut-sudut indah di tempat ini.
Foto : Kris |
Di tempat inilah kami menghabiskan malam pergantian tahun baru. Malam yang tak akan pernah saya lupakan. Di mana indahnya taburan bintang dan suara deru ombak yang silih berganti menjadi teman yang begitu dekat dengan jiwa saya. Saya dan suami duduk di sebuah kursi tepat menghadap ke lautan lepas. Sekalipun tanpa pemandangan yang nyata, namun kami sangat bisa merasakan indahnya malam di Raja Ampat. Hingga akhirnya waktu yang megantarkan saya ke tempat peraduan alias tidur, sementara suami saya bercengkrama dengan kaka dan kerabatnya.
Kursi kayu tepat menghadap ke laut |
Rasanya, tak terasa kami sudah menghabiskan beberapa hari di Raja Ampat. “Puaskah?” Belum. saya sendiri masih ingin berlama-lama di sana, namun sayang… kami juga meninggalkan anak-anak di rumah yang belom berkesempatan untuk kami ajak ke Raja Ampat. Kelak suatu saat Allah akan memberikan lagi jalannya, Amiin.
Hari pertama di bulan Januari 2013 kami berkemas untuk meninggalkan Wayag. “Aah, sedihnya”. Sungguh jika diibaratkan wanita muda yang sedang jatuh cinta pertama kalinya, itulah perasaan saya ketika harus meninggalkan wayag. Sedih, tak kuasa berpisah bahkan ingin menangis. Hihihi *lebay. Akhirnya kami pun keluar dari Wayag dengan segala cerita di dalamnya.
Seperti ketika berangkat dari Acoliok ke Wayag, pulangnya kami pun mampir kembali ke pulau kawe untuk berpamitan dengan penduduk di sana yang sebelumnya sudah berkenan menampung kami dan menyambut dengan hangat. Di pulau ini juga mengisahkan hal tersendiri untuk saya. Ya, perjalanan dari pulau ke pulau Raja Ampat saya lewati dengan kisah-kisah tersendiri.
Pulau Kawe – Raja Ampat |
Selesai berpamita di kawe, kami pun melanjutkan perjalanan kembali ke rumah pohon (Acoliok). Namun sebelumnya kami sempat mampir di Selpele. Sebuah daratan/ desa di wilayah Waigeo Barat. Yang menarik ketika saya tiba di sana, penduduk Selpele sedang berpesta merayakan tahun baru dengan melakukan karnaval musik. Beda dengan Kawe yang sebelumnya terlihat tidak begitu ramai, tapi di Selpele ini suasana begitu hangat. mungkin karena Selpele ini sudah banyak penduduknya dan berwilayah perkampungan.
Pesta perayaan tahun baru di Selpele, Waigeo – Raja Ampat |
Sekitar 2 jam kami beristirahat di Selpele, sore hari kami pun kembali ke rumah pohon (Acoliok), waktu yang kami tempuh dari Selpele ke Acoliok sekitar 30 menit. Seperti kembali ke rumah, di rumah pohon inilah kami bermalam untuk terakhir kalinya sebelum kembali ke Sorong, dan saya sendiri kembali ke Jakarta. Esok hari dengan harapan baru, saya menikmati pagi di rumah pohon dengan perasaan lebih segar. Nampak sauara burung cendrawasih bersahutan seperti memanggil saya untuk segera terbangun. Di tepi sungai, burung belibis sedang asik mandi di tempat saya mandi. Ya, seperti yang saya katakan di postingan sebelumnya. Bahwa saya mandi di sungai terbuka dengan air jernih yang mengalir.
foto : Kris |
Untuk terakhir kalinya di Raja Ampat, saya ingat permintaan sahabat saya agar mengabadikan senja yang selalu menjadi bagian dari rasanya. Kebetulan di depan rumah pohon, ada pulau Mangali yang tak kalah indah untuk diabadikan. Pagi harinya, suami dan kakak ipar saya sudah mengambil gambar lebih dulu, namun saya memilih sore hari berharap bisa mengejar senja untuk dipersembahkan kepada sahabat saya.
Senja Raja Ampat (foto : suami Kris) |
Jika tak ada nafas senja yang mengiringi langkahku
Maka siluet jiwaku tak akan pernah berwujud
Walau kini aku harus mencoba untuk merengkuhmu
Aku yakin semua yang kita rangkai akan terikat oleh waktu
Untukmu senja…
*****
Whiuff… akhirnya bisa saya selesaikan tulisan perjalanan liburan akhir tahun ini. Seperti yang saya katakan, tak akan pernah cukup membicrakan Raja Ampat. Magnet yang keluar dari setiap gugusan pulaunya tak bisa membuat saya untuk tidak berdecak kagum. Kali ini saya sangat bersyukur atas apa yang Allah berikan untuk saya. Perjalanan ini mengajarkan banyak hal, tentang sebuah pengharapan, keyakinan dan cinta. Amor Raja Ampat, Bawa Daku Kembali.
***********
Silakan klik icon FB di sebelah kiri ini kalau teman-teman ingin melihat koleksi foto Raja Ampat lainnya. Tapi sebelumnya, jangan lupa untuk “Like” dulu ya. *eh, ko jadi kaya iklan yak 😀
-> Cerita Raja Ampat sebelumnya “Yang Terkenang dari Raja Ampat”
wilda'smom says
kereeeeeeeeeeeeennnn…………….
Monda says
aduuh mbak Mira, jadi rindu pengen ke sana lagi,
3 tahun tinggal di Sorong aja masih belum banyak sudut2 Raja Ampat yg belum didatangi ..,
subhanallah…, masih tetap indah…
ya betul mbak dari atas itu keliatan ya semua pulau2 kecil, dan selatnya.., rawan arus putar mbak…, adikku hampir terseret arus,
Itu juga yg menghentikan jalan2 kami, setelah kejadian itu tak pernah lagi ke pulau
Niar Ci Luk Baa says
Wuuiihh bikin ngiler ajah, perjalanannya, harga buat dapet perjalanannya yang mihil emang sebanding dengan hasil yang bagus 😀
Pantai nya tjantik, foto2 akhirnya bagus banget 😀
zachflazz says
harga yang seimbang dengan panoramanya ya Mbak. selamat udah pernah kesana. saya pengiiin.
Lidya - Mama Cal-Vin says
mudah2an bisa kesala lagi ya mir, sama anak-anak
myra anastasia says
Masya Allah.. Bener2 Indah bgt.. Semoga keindahan raja ampat tetap terjaga sampai kapan pun
@yankmira | Mira Sahid says
@Wilda’s mom : Iya kereeen ya mak, ma kasih yak
@Monda : Alhamdulillah pas aku ke sana kemarin arusnya tenang banget, mak. Makanya bikin ngangenin
@Niar : iya betul Niar, makanya aku ga peduli dengan panasanya udara di sana juga saking senengnya
@Zachflazz : iya, ma kasih ya. aku doakan semoga dirimu dikasih jalannya ya
@Lidya : Amiin, ma kasih ya Teh. Semoga dikabulkan
@Myra : Amiin, ma aksih mak
Melly Feyadin says
tempatnya asik banget ya mba, pantesan Raja Ampat bener2 jadi destinasi favorite.
Kereen. kapan bisa kesna ya 😀
@yankmira | Mira Sahid says
@Melly : Banget Mak mel. Tats why aku jatuh cinta sekali pada tempat itu :D. Aku doakan semoga dikasih jalannya ke sana ya
wijaya kusumah says
Subhanallah, Inda nian tanah air beta.
salam
Omjay
Esti Sulistyawan says
Bener2 bagus ya..dan memang untuk menuju kesana juga sulit..krn itu biayanya mahal
Indah Juli says
Aaah, iri pengen juga ke sana.
Nabung, nabung, mari menabung 🙂
Foto-foto suamimu keren ya, Mira. Pantaslah kamu terpesona :))
@yankmira | Mira Sahid says
@Om Wijaya : iya Om Jay, indah banget ya. apalagi kalau lihat langsung 😀
@Esti : xixixi, iya memang. yuk nabung nabung
@Indah Juli : Jiyaaah si emak nih, aku terpesona sama dia bukan karena tukang jepret. tapi karena…. *aih ga usah dibilang deh :)))
meyrinda says
kapannn yaa aku bisa kesana ama keluargaaa hiks indahhhhhhhnyaaaa
Triple Six says
Indah banget…tapi juga mahal banget biayanya untuk sampai kesana…
Entah kapan saya bisa kesana, posting ini cukuplah untuk pengobatnya…
Salam blogger,
rina says
subhanallah mbak bagus banget pemandangannya… saya aja yg cuma liat fotonya pengen kesana apalagi mba Mira yang udah kesana ya…. wajar deh klo pengen balik lagi…. indaaaaah
@yankmira | Mira Sahid says
@Meyrinda : Insya Allah dikasih jalannya ya, mak.
@Triple Six : hai, salam blogger juga, terima kasih atas kunjungannya. Senang bisa berbagi
@Rina : yup bener banget mak, tempatnya bener2 ngangenin. Ma kasih ya
ichalss says
Seru Banget kk
Jadi ingin kesana 😀
@yankmira | Mira Sahid says
@Ichalss : iyaa seru banget. Semoga dikasih jalannya ya. Amiin
Ririe Khayan says
wowowoooooouuuu, Raja Ampat pesonanya bagai paradise ya Mbak. Yg nyelam itu asyiiiikkkk
@yankmira | Mira Sahid says
@Ririe : bener banget, like heaven Rie. Xxixii, ma kasih ya 🙂
JOL says
waaaah…seru betul ya…kapan ya aku bisa kesana?
@yankmira | Mira Sahid says
@JOL : Iyaa betul seru banget. Ma kasih yaa sudah berkunjung. Ta doakan semoga ada jalannya ke sana
IrmaSenja says
Gak boseeennnnn mandangin keindahan raja ampat hasil kecanggihan bidikan om kris, bkn hny om kris emang keren bidikannya tp pesona raja ampat luar biasa ya mba…
dan senja-nya… luar biasa * peluk *
@yankmira | Mira Sahid says
@Irmasenja : eeem.. om kris nya dibilang keren, senja raja ampatnya apalagi. Ko ga ada singgungan modelnya yak? *eh melipir deh 😛
Dongeng Denu says
irii bangett dehh liat mba mira bsa jalan2 ke raja amapat.. mana ada sodara dsana.. pasti lebih enak lagi. byk menjelajah tempat2 yg org2 lain belum tentu kesitu,, hihiih..
@yankmira | Mira Sahid says
@Dongen Denu : jangan iri dong. Tapi benar, karena ada saudara di sana, saya bisa lebih banyak mengunjungi bberapa daratan dan pulau2 kecil. Semoga dikasih jalannya ke sana sama yang di Atas ya 🙂
Rahmi Aziza says
bagusnyaaa… nabung dulu aaah aku juga punya temen baik di papua sana mak, mudah2an dgn bgitu bs mnghemat kalo liburan ksana hihihi
@yankmira | Mira Sahid says
@Rahmi Aziza : amiin, aku sumpahin biar bisa ke sana ya mak. Ketjup
Pipit or Pitaloka says
sebenarnya kalau pergi ramean biayanya lebih ringan ya..karena bisa share sewa speedboatnya dll…kalau pergi sendiri mah mahal beneer…tp kalau yg ga bisa renang kaya aku…jadi ga bisa menikmati keindahan bawah lautnya ya..
@yankmira | Mira Sahid says
@Pipit : bener bun, banyakan jadi lebih ringan biayanya. Tapi kalau soal berenang, itu daratannya rata-rata ga dalem ko, cukup lah buat main-main air 😀
Hana Ester says
Envy selangiittt aku kaakk…
Hiiiikkkssss…
doain ya kak biar Hanna juga bisa ksna kapan2 🙂
@yankmira | Mira Sahid says
@Hana : Hehehe…. ayooo menabung biar bisa pergi ke sana. Ta doakan ya
drajat says
Oooh…indah negeriku….kau selalu dalam hatiku
Oooh….indah negeriku…..negeriku Indonesia
Raja Ampat? Ooh…indahnya…kenangan yang tak terlupakan….