Ini tentang seseorang…
Wajah yang dihiasi dengan keriput di mana-mana, uban yang tak lagi menutupi hitamnya rambut, Bahkan bisa saja, fisik yang tak lagi kuat, pantas jika panggilan “Kakek” disandingkan untuknya. Walau benar adanya, wajah tua yang pantas dipanggil kakek itu, tak serapuh yang dibayangkan.
Sebuah kamera Nikon D50 yang selalu menemaninya ke manapun dia pergi, menjadi ciri khas yang melekat padanya. Ya, kamera itulah salah satu barang yang seolah membawa keberutungan untuknya. Sesekali pula, dia harus menggunakan kacamata, entah minus atau plus, untuk membantunya membaca sebuah artikel atau menuliskan sesuatu. Memulai aktifitas dalam sebuah situs blog keroyokan, dan rajin mengikuti acara kopdar, Kakek tersebut kian dikenal karena hobinya dalam dunia foto. Tak jarang, setiap acara berlangsung, sosoknyalah yang kerap kali dimintai untuk memotret. Pantas pula, pada akhirnya, karena semangatnya berkarya, panggilan “Ayah” lebih pas untuknya….
Sekitar tahun 2010, saya mengenal nama beliau di dunia online, dan akhirnya mengenalnya lewat dunia nyata. Berbagai pertemuan seringkali mempertemukan kami. Layaknya orangtua, tak sedikit wejangan yang selalu beliau berikan untuk saya. Apakah saya yang termasuk spesial dalam hidupnya? Tentu tidak. Karena apa yang dia lakukan tidak hanya pada saya, melainkan pada beberapa teman lainnya.
Entah apa yang mendorong saya untuk menuliskan tentangnya. Hanya saja, sudah beberapa waktu ini, saya seolah terdorong untuk mengabadikan sosoknya dalam blog #InspirasiMama ini. Jujur saja, saya pun jarang sekali menulis tentang sosok seseorang, bahkan sosok sahabat saya pun, belum rampung saya publish di blog ini.
Sebuah sms, yang hampir tak pernah absen setiap harinya, mengingatkan saya akan sebuah kewajiban yang tak boleh ditinggalkan. Jika dihitung-hitung, sudah puluhan sms yang dia berikan untuk saya. “Dan kalian tau apa isi sms tersebut?” Beginilah isi dari setiap sms-sms yang diberikan kepada saya
“Tahajud, yuk”
“Sejenak subuh menjelang, mari mempersiapkan diri”
Hal tersebut berulang-ulang saya terima. Dan tak jarang, terkadang saya mengabaikan “reminder” ini. Dalam kehidupan nyata pun, “kakek” ini kerap kali memberikan perhatiannya, layak seperti anak sendiri. Saking perhatiannya, saya sempat dibuat risih oleh beliau. “Maafkan saya, kek”. Tapi, di balik semua itu, saya menyadari akan sebuah pemberian tak bersyarat dari sosok ini. “Mengapa saya harus kesal ketika apa yang beliau lakukan nampak berlebihan? Bukankah harusnya bersyukur karena beliau masih terus mengingatkan saya, apalagi yang diingatkan adalah sebuah kewajiban hakiki?” Ya, untuk itulah tulisan ini tercipta. Saya harus banyak belajar darinya tentang pemberian tak bersyarat. Saya mungkin terlalu angkuh dalam meyikapi apa yang datang terhadap diri saya. Kebiasaan “merasa mandiri” selama ini, nampaknya sedikit membuat mata saya tertutup akan lingkungan sekitar, terutama tentang kebaikan seseorang yang tulus memperhatikan, walau perhatian tersebut tidak bermaksud apa-apa.
Dalam perjalanan hidup, kerap kali memberikan kita sebuah pembelajaran. Namun, hal tersebut dapat ditemukan ketika kita mulai menyadari dan memaknai apa yang ada di sekitar kita. Sudah sepantasnya kita tidak menutup mata dengan lingkungan kita, apalagi menimbulkan prasangka. Begitupun saya, yang ingin terus menjadi pembelajar hidup. Saya tau, bahwa apa yang saya lakukan dan berikan masih jauh dari kesempurnaan, tapi dari situlah saya memiliki motivasi untuk terus bisa lebih baik setiap harinya. Dan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt. Seperti status yang saya di fb seseorang, “Allah is the best,, yg laen putussss”. Hihihi, memang statusnya kerap kali terdengar nyeleneh, tapi kadang apa yang dia ucapkan benar adanya. Allah lah pemilik segala kesempurnaan.
Kakek,
Terima kasih atas “reminder” yang selalu diberikan melalui sms. Ini akan menjadi pecutan untuk diri saya dikala lupa akan kewajiban. Sadar atau tidak, sekalipun kita tahu tentang kewajiban ini, tak berlebihan jika apa yang Kakek lakukan menjadi salah satu alarm yang akan saya ingat. Termasuk “reminder” yang datang dari orang-orang terdekat lainnya, terutama suami saya, sahabat atau kalian semua, teman-teman hebat. Semoga kesehatan, keberkahan dan kemudahan selalu menyertai langkahmu dan kita semua. Tetaplah menjadi pembelajar hidup, karena kita tidak akan pernah tau, selama apa nafas kita berhembus di dunia ini. Belajarlah terus dari sosok lain…
Dian Kelana |
mimi RaDiAl says
ayah kita bersama…yg sllu mnjd alarm dan reminder bagi anak2 mayanya.
tak putus doa utk beliau…smg sllu diberi kesehatan dan lindungan olehNYA. aamiin
http://godeksfamily.blogspot.com/2013/02/sosok-ayah-itu.html
alaika abdullah says
Sayangnya aku belum mengenal sosok yang satu ini…. ingin kenalan juga ah, agar bertambah satu lagi guru dalam kehidupan ini…
nice share Mak Mira.. trims!
eko sutrisno says
Salam.
Beliau memang selalu bangun sebelum CAHAYA, dan selalu rajin mengajak kita untuk bersujud, meletakkan dahi di sajadah kita.
Perjalanan Bekasi Cawang selalu kita isi dengan cerita2 lama beliau, rasanya seperti saat perjalanan Bekasi Cikarang waktu dengan mas Amril dulu.
Sebuah cerita yang bagus buat mas Dian dari mbak Mira.
Salam sehati
Vidy says
Jadi pengen tahu lebih lanjut tentang sosok ini… ^_^
Salam kenal… 🙂
Bung Penho says
betul, tidak ada seorang pun yang mampu mencapai sebuah kesempurnaan dalam hidupnya. tetapi ketika ada kemauan untuk mencapainya dengan jalan yang baik dan benar, itulah yg menjadikan anda manusia sejati.
Vanisa Desfriani says
dari tulisan inipun, terbayang sosoknya, kebaikan hatinya ..
Dongeng Denu says
belum lama ini aku tahu beliau. ga sengaja ktemu pas gugling, lihat akunnya di fb. ternyata dia ayahnya mba dunia senja yah (ga tau nama aslinya :p)
Indah Juli says
Selalu terkesan membaca tulisan Mira, nice share.
Beliau memang rendah hati ya, kalau dengar ceritanya padahal sekolahnya tak tinggi, tapi terus belajar walau usia bertambah.b
dweedy ananta says
Manusia sekarang memang gampang curigaan ya >.< Saya juga begitu... Tiap ada orang yang baik banget ma saya bawaannya curiga ada maunya ._. Padahalkan belum tentu seperti itu!
Nchie Hanie says
deuuh aku belum mengenal sosok ayah ituu, tapi baca tulisan ini kebaikannya turut kurasakan Mak..
salam buat beliau