Lifestyle dan Parenting Blogger by Mira Sahid

Top Blogger Indonesia, Top Parenting Blogger, Blogger Inspiratif, Emak Blogger

Menu
  • Home
  • Inspirasi Mama
    • Family
    • Inspirasi Mama
    • Parenting
      • Dunia Ibu
      • Dunia Anak
    • Pengembangan Diri
      • Renungan
    • Cerita Inspiratif
    • Cerita Kehidupan
    • Soal Perempuan
    • Sosok
  • Lifestyle
    • Social Media
      • Blog Competition
      • Twitter
    • Hiburan
    • Cerita Fiksi
    • Komunitas
      • KEB
        • Kumpulan Emak Blogger
    • Review
    • Wisata
  • Ruang Yoga
  • Disclosure
You are here: Home / Pengembangan Diri / [Thank You I Learn] Sisa Waktu

[Thank You I Learn] Sisa Waktu

27/03/2015 by Mira Sahid 25 Comments

Merasa nggak, bahwa perputaran waktu saat ini terasa semakin cepat. Baru bangun tidur pagi, tiba-tiba sudah harus bangun pagi lagi. Sore, lalu ketemu sore lagi. Begitu setiap harinya. Bahkan, kerap kali kita merasa bahwa apa yang kita kerjakan sepertinya tidak berkesudahan. Kerjaan menumpuk setiap harinya. Yup, thats life. Sebuah perjalanan sekian waktu, yang membawa kita pada berbagai situasi, berbagai masalah, berbagai hal yang tak pernah habis, sampai kematian menjemput kita, dan kita selesai dengan urusan dunia kita. Setelah itu apa? Apa urusan kita sebagai manusia dan Sang Pencipta selesai juga? Bagian ini saya yakin teman-teman sudah tau betul jawabannya.

Pagi ini, seorang teman mengingatkan saya tentang sebuah proses perjalanan kehidupan. Manusia dengan segala maunya, bisa dipastikan akan selalu membenarkan apa yang ingin dicapainya. Hal tersebut bisa berupa cinta atau kasih sayang, pengakuan, harta, sebuah kondisi yang membuat nyaman, atau bahkan hal-hal yang sudah jelas tergambar salah pun, kita masih saja selalu merasa benar dengan persepsi kita sendiri. Yang penting “mau” nya kita tercapai. Pertanyannya adalah, apakah setiap mau kita selalu berdampak baik bagi orang lain atau orang di sekitar kita? Ini sebenernya yang harus dipelajari terus menerus, termasuk diri saya sendiri.

Saya yakin, setiap dari diri kita selalu membenarkan apa yang menurut kita baik. Apalagi bicara soal niat baik, tanpa mencoba menelaahnya lagi, kita yakin bahwa niat baik kita akan diterima dengan baik oleh orang lain. Lah, namanya juga niat baik, masa iya hasilnya buruk. Tapi… di sinilah justru letak sebuah proses berjalan. Enggak selamanya niat baik kita itu bisa diterima dengan baik oleh orang lain, siapapun itu. Apalagi kalau energi dan kondisi sedang tidak nyaman. Boro-boro menyamakan persepsi, yang ada malah menuai konflik. Hasilnya, kesal, mangkel, bete, galau dan mewek. Manusia!

Terus, ketika sebuah konflik terjadi pun, sadar nggak sebagian banyak dari kita juga justru malah lebih konsen pada “Why”. Kenapa begitu sih, kenapa sampai gitu, dan kenapa-kenapa lainnya. Saya nggak mau munafik, saya juga masih seperti itu. Saya masih suka merasa penasaran aja dengan alasan-alasan yang menjadi penyebabnya. Hasilnya supaya apa? Puas aja kalau dapat jawaban penyebabnya, biar bisa mencounter dengan ke “sok tau” an diri sendiri, atau parahnya lagi, bisa ngomel-ngomel deh. Terus, Syaitonirrojiim semakin suka dan ketawa lepas lihat gue marah-marah dan emosi kaya wajah mereka. Astagfirullah hal adziim. Manusia! Eh tapi, ya karena kita manusia. Sejatinya gunakanlah akal, pikiran, dan rasa untuk meneleaahnya lagi. Bener apa iya? *maksa

Boleh banget kok, pada saat tertentu kita merasa kesal, marah, bete, galau, atau memutuskan bahwa “Gue bakalan begini dan begitu”. Tujuannya supaya orang lain tuh paham kalau kita tidak terima dengan keadaan yang tidak kita kehendaki. Atau kalau boleh berekspresi dikit sambi lebay… “Please, ngertiin gue dong saat ini, gue tuh lagi butuh kasih sayang dukungan dari kalian.” Hehehe. Buntutnya, setiap orang selalu ingin dimengerti. Ya kan? Apalagi saya, *Karena wanita ingin di mengerti (kata Ada band) *maksa lagi, hihihi.

Bicara soal keinginan ini dan itu, saya sendiri coba menarik benang merah dari setiap kejadian yang menimpa saya. Khususnya dari masalah-masalah yang rasanya bikin saya merasa orang paling susah di dunia ini. Saya kerap kali menghabiskan waktu untuk saat ini saja dengan semua mau saya. Padahal, nggak jaminan bahwa ke depannya apakah saya masih punya kesempatan untuk memperbaiki diri atau enggak. Itu artinya, siapa yang bisa mengukur seberapa lama lagi sisa waktu kita di dunia ini? Lalu, sampai kapan kita merasa yang paling benar dengan semua yang hanya sementara di dunia ini. Sebegitu beratkah mengakui kesalahan, kelemahan diri sendiri, merendah sedikit pada segala kekurangan kita, padahal bisa saja besok atau lusa ajal semakin dekat pada kita. Hmm, naudzubillah hi mindzalik, saya kok merinding sendiri membayangkannya ya. *Edisi sok bijak nih.

Yang perlu diingat adalah, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Susah, senang, bahagia, sedih, kecewa, menderita, gembira, dan hal lainnya. Sayangnya, kadang kita terpengaruh oleh pikiran kita sendiri. Sehingga, apa yang sebenarnya sudah ada jawabannya, kita malah terus mengolah masalah menjadi bahan yang nggak pernah tuntas. Kalaupun tuntas, pasti ada pihak lain yang enggak terima. Hasilnya? Putuslah tali silaturahim yang sudah terjalin dengan baik. Jika sudah begitu, apa kita yakin bahwa diri kita akan bisa menemukan sisa waktu untuk melakukan perubahan dan menjadi lebih baik? Kalau enggak sekarang, apa kita masih punya besok? *langsung ambil kaca. Semoga kita selalu bisa menjadi manusia yang menyadari setiap titik lemah kita, agar terhindar dari sifat Bathar.

Membaca sisa waktu, menemukan diri yang penuh kekurangan, kelalaian. Maafkanlah kami Ya Allah, Engkaulah yg memaafkan kesalahan –  Opick

#ThankYouILearn #SebuahRenungan

Update Blog :

  • Facebook
  • Google
  • Twitter
  • Email
  • Print

Filed Under: Pengembangan Diri, ThankYouILearn Tagged With: Cerita kehidupan, Sisa Waktu, Thank You I Learn

About Mira Sahid

Lifestyle dan Parenting Blogger | Founder Kumpulan Emak Blogger | Yoga Instructor | #Passionpreneur | Purple and Coffee lover | Social Media Enthusiast | ComDev Siberkreasi

« Minta Maaf Pada Anak
Semalam di Kamojang | TangandiAtas »

Comments

  1. Ratna says

    27/03/2015 at 3:27 pm

    Yang saya pelajari kemudian sekolah kehidupan adalah; setiap kejadian pasti ada hikmah dan maksudnya. Keterbatasan pikir manusialah yang membuatnya tidak cepat memahami.

    Reply
  2. RedCarra says

    28/03/2015 at 4:27 am

    Merefleksi diri itu suatu keharusan sebenernya ya, Mak. Cuma kadang kita pun beralasan terlalu sibuk untuk itu. Padahal kalau mau, tiap mau tidur kita bisa menyisihkan waktu barang lima meniiiiit aja udah bisa 🙂

    TFS, thanks sudah diingatkan.
    Apa kabar, Mak? 🙂 *peluk*

    Reply
    • Mak irul says

      30/03/2015 at 3:44 pm

      Setuju sama GKR Carra 🙂

      Reply
  3. Mangs Aduls says

    30/03/2015 at 12:32 pm

    tiada yang sesempurna niat…..

    Reply
  4. Emakmbolang says

    30/03/2015 at 9:43 pm

    Tak kira hanya aku saja yang merasa “paling’ susah di dunia. Ternyata semua orang juga merasakan hal yang sama. Karena kita fokus Pada masalah. Bukan pemecahannya atau jalan keluarnya. Setuju banget sama kuota ini “Yang perlu diingat adalah, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Susah, senang, bahagia, sedih, kecewa, menderita, gembira, dan hal lainnya. Sayangnya, kadang kita terpengaruh oleh pikiran kita sendiri. Sehingga, apa yang sebenarnya sudah ada jawabannya, kita malah terus mengolah masalah menjadi bahan yang nggak pernah tuntas.” Terima Kasih telah mengingatkan kita semua. Very very very Nice Share 🙂

    Reply
  5. Sumarti Saelan says

    01/04/2015 at 12:57 am

    Pas baca ini aq lagi sambil dengerin lagu Opick nisk, tapi yang judulnya “di bawah langit Mu”
    *loh…apa hubungannya? :v

    Reply
  6. Salman Faris says

    01/04/2015 at 9:04 pm

    Makasih Mba Mira udah ngingetin saya lagi, tentang sebuah kemauan yang harus selaras dengan kemauan sekitar dan Tuhan tentunya ;D

    Reply
  7. Liswanti says

    01/04/2015 at 9:37 pm

    Sebuah renungan yang mengingatkan saya juga neh mak. terima kasih mak.

    Reply
  8. Tian Lustiana says

    01/04/2015 at 9:40 pm

    Sebuah renungan yang jleb banget makpon. Tfs ya makpon

    Reply
  9. Echaimutenan says

    01/04/2015 at 10:30 pm

    Kadang aku sering gitu mbak…..
    Jadi merasa org paling susah sedunia…
    Pas diem lagi…ternyata masih banyak cinta :”) aku aja yg kurang bersyukur :”(
    Tapi aku g bisa nyembunyiin diam dalam sedih…kadang nggak pengen keluar tapi keluar juga hikz…
    Kudu perlu banyak diasah tentang itu….
    Saat kita susah banyak yg lebih nggak beruntung drpd kita biar bersyukur…
    Makanya ilmu berdamai dan cinta diri sendiriku masih kurang….perlu semedi lebih lama lagi keknya…hehehhe
    *pengennya nulis lebih panjang lagi…tapi ntar jadi satu postingan blog ini wkwkwk

    Anyway… Lopyu mbak e

    Reply
  10. Rahmi says

    01/04/2015 at 10:40 pm

    Betul makpon waktu serasa begitu cepat berlalu, kadang di penghujung hari ada penyesalan mengapa tak memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin 🙂 #ThankYouILearn

    Reply
  11. desi says

    02/04/2015 at 12:17 am

    manusia itu sifatnya agak kurang sabar memang ya mak 🙂

    Reply
  12. uwien budi says

    02/04/2015 at 11:24 am

    Thank You I Learn :))

    Reply
  13. ayu says

    02/04/2015 at 7:09 pm

    Same here, mak Mira, aku jg masih usahaa terus biar bisa jd lebih baik lagi. Wish us much luck 🙂

    Reply
  14. Emak Gaoel says

    03/04/2015 at 8:58 pm

    Thank you, mak. I learned. 😉

    Reply
  15. Maya Imawati says

    06/04/2015 at 7:56 pm

    Seneng banget aku bacanya mbak. Ngena banget…

    Reply
  16. cumilebay.com says

    06/04/2015 at 10:34 pm

    Segala sesuatu yg terjadi dengan hidup kita mmg campur tangan Tuhan, tinggal bagaimana kita bersyukur dan mengambil hikmah.
    Cuman kadang kita nya ngak sabaran dan menyalahkan 🙁

    Reply
  17. islam di dadaku says

    10/04/2015 at 3:36 pm

    Assalamu alaikum “Wahai anak Adam! Kalian tidak lain hanyalah kumpulan hari, setiap satu hari berlalu maka sebagian dari diri kalian pun ikut pergi.”
    Semoga kita sellau sibuk hanya untuk kebaikan bukan dalah hal keburukan

    Reply
  18. Lianny Hendrawati says

    10/04/2015 at 10:07 pm

    Makasih makpon sudah mengingatkan lewat postingan ini. Sisa waktu di dunia ini, hanya Tuhan yang tahu. Mestinya kita tidak boleh sibuk dengan pertanyaan mengapa mengapa dan mengapa saja, melainkan harus bersyukur, bersyukur dan bersyukur dalam keadaan apapun.
    Thank You I Learn

    Reply
  19. dWi says

    14/04/2015 at 3:40 pm

    ” Enggak selamanya niat baik kita itu bisa diterima dengan baik oleh orang lain, siapapun itu” setujuuu, dalamnya hati manusia siapa siiih yang tauuuuu 🙂

    Reply
  20. Coretan Tentang Kesehatan says

    07/05/2015 at 10:57 am

    Sisa waktu yang kita punya harus digunakan dengan hal-hal yang bermanfaat, karena waktu itu adalah uang, dan sebuah waktu itu gak bisa diputar kembali.

    Reply
  21. Indah nuria savitri says

    11/05/2015 at 11:24 pm

    Kalau bicara soal sisa waktu, saya juga kadang juga suka takut makpon…terima kasih banyak sudah diingatkan yaaaa

    Reply
  22. harga sepeda polygon says

    10/07/2015 at 11:07 am

    ternyata emang bener..setiap kehidupan pasti semua ada maknanya..
    jadi kita akan belajar arti sebuah kehidupan.. T_T

    Reply
  23. Sabisaku.com says

    17/10/2015 at 7:44 am

    Membaca postingan tentang merenungi waktu yang mbk tulis tentu cukup menarik perhatian. Seketika membuat saya termenung dan kembali melihat kebelakang dan memikirkan segala hal yang pernah terjadi. Memang, waktu berlalu sangat cepat dan entah kenapa saya jadi merasa banyak sekali hal yang belum bisa saya nikmati dengan baik. Mungkin karena kita sekarang selalu merasa terburu-buru. Perhaps, we need some times to slow down, looking back, and enjoy everything.

    Reply
  24. narta says

    30/11/2015 at 7:18 pm

    belajar untuk hidup yang lebh berarti akan mengetahui makna kehidupan 🙂

    Reply

Terima Kasih Komentarnya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Heloo… Mira’s here

Founder Kumpulan Emak Blogger | Yoga Teacher | Community Manager | Lifestyle and Parenting Blogger | Purple & Coffee Lover Read More…

Founder of KEB

 photo keb_zps7765220c.png

Follow My Blog

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Recent Posts

  • [Thank You I Learn] Mau Kamu itu, Apa?
  • Anak Yang Merindukan Mekkah
  • Jangan Renggut Hak Anak
  • Mencari Teman Berbagi | Lifestyle Blogger with ASUS X555Q AMD Series
  • Pilihan Benar Saat Berlibur – Larutan Cap Kaki Tiga
  • Membuat Kesepakatan Waktu Bermain Game Pada Anak
  • Saya dan Refleksi Single Mom
  • Whats Is Coming, Is Better Than What Is Gone
  • Sepenggal Cerita Liburan Anak-anak
  • Minimum 9 Menit Sehari Untuk Komunikasi Berkualitas Bersama Anak

Archives

Top Posts & Pages

  • Scott’s Emulsion, Merangsang Perkembangan Otak Anak
  • Ketika Menjadi Single Parent
  • Teman Tapi Menikah
  • Suka Duka Menjadi Team Leader
  • SOHO Quo Space, Konsep Zaman Now Yang Perlu Kamu Tahu!

Latest Posts

  • [Thank You I Learn] Mau Kamu itu, Apa?
  • Anak Yang Merindukan Mekkah
  • Jangan Renggut Hak Anak
  • Mencari Teman Berbagi | Lifestyle Blogger with ASUS X555Q AMD Series
  • Pilihan Benar Saat Berlibur – Larutan Cap Kaki Tiga

Grab My Banner

 photo banner10_zps502f511e.png

Recent Comments

  • Tika on [Thank You I Learn] Mau Kamu itu, Apa?
  • Yosa Irfiana on [Thank You I Learn] Mau Kamu itu, Apa?
  • admin on Mencari Teman Berbagi | Lifestyle Blogger with ASUS X555Q AMD Series
  • krestiana on Haruskah Bercerai?
  • ariaeco on Anak Yang Merindukan Mekkah

Copyright © 2018 · Mira Sahid · Custom Design by Shinta Co

loading Cancel
Post was not sent - check your email addresses!
Email check failed, please try again
Sorry, your blog cannot share posts by email.