Women Empowerment by Mira Sahid

Lifestyle Blogger | Women Empowerment | Self Development | Literasi Digital

Menu
  • Home
    • Mira Sahid – Lifestyle Blogger | Women Empowering
  • Self Development
    • Self Improvement
    • Relationship
    • Women Empowerment
  • Digital Empowerment
    • Literasi Digital
  • Others
    • Lifestyle
    • Parenting
    • Community
    • Opini & Cerita
You are here: Home / Uncategorized / Apakah Saya Butuh Menikah?

Apakah Saya Butuh Menikah?

26/10/2021 by Mira Sahid 21 Comments

Pertanyaan ini masih berlari-lari di pikiran setelah memasuki usia 40. Menjalani peran ibu tunggal selama 6 tahun ini telah membentuk diriku bisa melakukan banyak hal sendiri. Mungkin ini juga yang dialami oleh kebanyakan ibu tunggal, dimana segala sesuatu yang tadinya tak tahu, kini menjadi tahu, berproses dengan waktu.

Aku terbentur dan terbentuk oleh segala proses di kehidupan ini yang membawa pada khayalan, harapan, tantangan, kekuatan, bahkan tak jarang juga pada pertempuran persoalan. Jadi, kalau kalian melihatku atau melihat ibu tunggal lainnya mandiri dan kuat (kuat banget sampai bikin insecure sebagian laki-laki, mungkin). Well, bahkan ketika kami tak ingin memilih ini pun, pada akhirnya ini adalah pilihan untuk kami jalani.

Ada sebuah konsep yang menyatakan bahwa, pada akhirnya kita memang akan sendiri, terlebih ketika meninggalkan dunia ini. Namun, apakah dalam kesendirian itu kita benar-benar sendiri? Sepi dan mungkin emosi dalam bentuk iri hati melihat pasangan lain begitu romantis, bisa saja menegaskan kalimat tersebut. Nyatanya, sendiri atau tidak, maknanya bisa jadi bias. Misalnya seperti ini : aku pergi sendiri ke kedai Saya Kopinuansa. Kemudian memesan kopi dan croffle, berteman buku dan laptop di hadapanku. Rasanya nyaman menikmati waktu me-time ini. Contoh lain, misal : Aku pergi ke kedai Saya Kopinuansa. Di sana kutemui banyak pengunjung lain saling bercengrama, riuh sekali suara canda tawa. Diantara keramaian tersebut, dan diantara beberapa teman yang kukenal di sana, mengapa aku merasa sepi? Bisa terlihat kah, beda makna keduanya? Jadi, ya… kita memang bisa benar-benar sendiri, atau justru kita sekadar merasa sendiri?

Perihal tulisan dengan judul ini, datang karena pertanyaan yang berulang, yang kuterima selama menjadi ibu tunggal.

“Kamu, nggak kepengen nikah lagi? Sudah mau 2022 lho ini.”

Sebuah canda, atau kuanggap itu sebagai sindiran, membuatku tersenyum simpul.

“Menikah?” tanyaku balik.

Seolah butuh mengulang jawaban template di setiap pertanyaan yang sama, kadangkala aku jeda sejenak. Membiarkan pertanyaan tersebut merasuk ke dalam nuraniku, sehingga aku pun merasa yakin akan jawabanku.

“Ya, aku tentu ingin menikah lagi. But first, fokusku kini sudah lebih spesifik kepada bagaimana aku menata diriku yang penuh dosa ini, menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Kedua, fokus pada anak-anakku yang semakin remaja. Selebihnya, kuserahkan pada Allah saja yang menentukan. Ikhtiarku akan terus kulakukan sesuai kemampuanku.” That’s it. Kurasa jawaban itu cukup detail dan tak lagi berujung dengan pertanyaan lanjutan. Dulu-dulu kalau ada yang bertanya seperti itu, aku memberi jawaban lebih ekspresif, dan menyebabkan munculnya statement lanjutan tuh dari si penanya. Kaya gini : “Ih, makanya kamu jangan pilih-pilih dong.” Ok fine. Sampai situ aku tak pernah ingin meneruskan. Untuk apa membahas sesuatu dengan orang yang merasa pintar, bukan pintar merasa. Ini hidupku, aku paham dengan apa yang butuh kujalankan di kehidupan ini.

Apakah saya butuh menikah?

Jadi, menjawab pertanyaan dalam judul tulisan ini, saat ini aku sedang dalam fase menikmati hidupku. Mungkin ini juga menjadi penegasan bagi mereka yang kerap kali menyampaikan padaku ” Awas lho, jangan keasyikan lama-lama sendiri.” Hmm, menikmati kesendirian, jika itu baik untuk kesehatan mentalku, baik untuk proses menjalankan kehidupanku, kurasa tak ada yang salah juga jika aku masih menjalani status sendiri, atau bagi siapapun yang memilih masih sendiri saat ini. Aku pun memahami, menikah dalam agamaku adalah sebuah ibadah yang juga agung. Manalah mungkin aku menafikkannya. Inshaallah, doakan saja kelak Sang Pangeran itu dihadirkan sesuai dengan waktu yang pas menurut Ilahi. Karena jika aku terlalu berekspektasi tinggi berharap pada makhluk, bisa jadi perasaanku kembali terkoyak. Meskipun kemungkinan itu akan ada ketika aku menghadapi kenyataan dalam pernikahan lagi. Setidaknya, proses kesendirian ini mengajarkanku banyak sekali hal, yang mungkin tidak semua orang paham cara kerjanya. But it’s oke, aku tidak mewajibkan kalian untuk paham. Namun jika ada satu hal yang boleh kuminta, maukah teman-teman memberikan pernyataan dukungan dan kebahagiaan pada siapapun yang saat ini sedang sendiri, daripada sekadar menanyakan terus “kapan nikah, atau kapan nikah lagi?”

Walau kita tak pernah tau jawaban atas ketidakpastian di dunia ini, setidaknya kita punya kesempatan untuk menjalani peran sebagai manusia dengan penuh kesadaran. Sadar hati, bahwa empati adalah bagian yang layak kita bagi. Big hug to all single mom di manapun kalian berada. Be happy untuk siapapun yang memilih sendiri saat ini.

 

Disclaimer : tulisan ini atas latar belakang curhat sesama ibu tunggal

Share:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram
  • Email
  • Print

Filed Under: Uncategorized Tagged With: ApakahSayaButuhMenikah, ibutunggal, Singlemom, singlemomindonesia, SingleParent

About Mira Sahid

Lifestyle Blogger | Women Empowerment | Pegiat Literasi Digital | Trainer & Public Speaker

« Hidup Saat Ini!
Penuhi Hak Tubuh Saat Pegal Linu dengan Tiger Balm »

Comments

  1. Endah says

    27/10/2021 at 9:21 am

    Bagus mba ?

    Reply
  2. Sang Pejalan says

    08/11/2021 at 5:17 pm

    Sendiri adalah keniscayaan. Manusia dilahirkan sendiri (meski kembar, juga keluarnya masing²), dan kelak akan wafat dalam kesendirian. Bagi pasutri yang (masih) utuh, pasti berharap akan sehidup semati. Tapi apa bisa? Suami duluan atau istri duluan, who knows? Masing² harus bersiap menghadapi kesendirian. Saat anak² sudah dewasa, kelak mereka akan memisahkan diri, dan orangtua (lengkap atau tunggal) akan sendiri lagi. Sehingga, cara elegan bagi kita di akhir hidup ini … adalah menjadi pribadi terbaik, baik untuk diri sendiri maupun bagi orang² terdekat. Tentu saja, juga terbaik sebagai hamba-Nya.

    Reply
  3. Caroline Adenan says

    28/11/2021 at 2:20 pm

    Menikah adalah sebuah pilihan. Tergantung tiap pribadi memaknainya.
    Tp alangkah baiknya segera menikah jika memang Tuhan sudah menetapkan jodoh buat kita. Jangan mendeny sih bahwa kita gak butuh.
    Krn memang sejatinya kan Tuhan menciptakan manusia berpasang²an bukan? ? Dan supaya bisa menikmati hari tua juga bersama pasangan, saat anak² sudah mandiri dan menikah nantinya.
    Kalau bukan menua bersama pasangan, sama siapa lagi dong? ?

    Reply
    • Mira Sahid says

      18/06/2022 at 9:36 am

      Thanks insignt-nya Oline

      Reply
  4. Cantika says

    28/11/2021 at 10:56 pm

    Semoga meski sendiri tetap dimudahkan ya mbak Mira

    Reply
    • Mira Sahid says

      18/06/2022 at 9:36 am

      Amiiin Yra

      Reply
  5. vani says

    29/11/2021 at 11:41 am

    Lebih enak banyak bersyukur dan pasrah ya, Mbak. Bersyukur dulu pernah menikah, bersyukur saat ini sendiri dulu, dan bersyukur kalau Allah takdirkan menikah lagi. Pun bersyukur bila ternyata sampai ajal menjemput Allah tidak takdirkan menikah lagi. Selama semua proses hidup dijalani dalam kebaikan dan rasa syukur, serta pasrah akan takdir Allah, Insya Allah tidak ada yang buruk. Banyak orang yang menikah pun ‘makan hati’ selama pernikahannya, dan malah menjadikan ia sulit berprasangka baik pada Allah dan dirinya sendiri. Di mana ada rasa syukur, di sana akan selalu ada kebaikan, itu yang saya yakini.

    Reply
    • Mira Sahid says

      18/06/2022 at 9:37 am

      Terima kasih insight-nya, Mba. Inshaallah ikhtiar terus yaaa

      Reply
  6. Rahmawati says

    30/11/2021 at 10:06 am

    Semangat mbak, semua jalan yang dipilih adalah baik

    Reply
    • Mira Sahid says

      18/06/2022 at 9:37 am

      Inshaallah

      Reply
  7. Dewi sudirman says

    04/12/2021 at 11:47 am

    Dr awal kenal, selalu baca tulisan mba mira, baru kali ini komen soalnya sama dengan ku mba, karena hampir di usia 40 tahun, tapi belum menikah dan keluarga besar sudah malas2 an buat nanya “kapan menikah”, dan sudah bosan menasihati.. “kamu jng pilih2 suami, ga ada yang sempurna di muka bumi ini, sampai masalah badan pun jadi bahasan” kayaknya kalau anak gadis di usia 40 blm menikah itu selalu dipertanyakan segala hal, dan jawaban ku selalu satu ” kalau Allah SWT sudah bilang “saatnya kamu menikah dewi” maka tak ada satupun di muka bumi ini yang bisa menghalangi saya u menikah, begitu juga kalau Allah SWT belum saatnya. Ga ada satupun yang di muka bumi ini yang bisa memaksa aku menikah. Tugas Kita adalah berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, menikah or tidak biar Allah yang ngatur.

    Reply
    • Mira Sahid says

      18/06/2022 at 9:38 am

      Peluk mba Dewi. Inshaallah ada takdir-takdir terbaik yaa

      Reply
  8. Mak Irul says

    01/01/2022 at 4:35 pm

    Ada kisah bagus makpon di kalangan shahabiyat nabi. Ada shahabiyah namanya Ummu Hani, Ummu Hani ini pernah dilamar oleh Rasulullah tetapi beliau menolak dan kemudian tetap menjanda sampai akhir hayat. Ada juga shahabiyat nabi bernama Atiqah yang memiliki suami 4 orang. Setiap selesai masa iddah langsung dilamar. Setiap orang memang memilikinya jalannya ya Makpon. Aku mendoakan semoga makpon dimudahkan jalan. Diberikan keberkahan. Karena itu lebih penting sih daripada urusan sendiri atau berdua hehehe. Lama nih kita ga ketemu. Semoga dirimu masih mau berkawan denganku yo ???

    Reply
    • Mira Sahid says

      18/06/2022 at 9:40 am

      Inshaallah, apapun itu ya Mak. Ah, Mak Irul tetap teman untukku Mak. Semoga kita bisa berjumpa kembali dalam keadaan sehat dan berbahagia yaa

      Reply
  9. Mitri says

    22/02/2022 at 6:48 pm

    Big hug?

    Reply
  10. Lia says

    17/05/2022 at 2:15 pm

    Meskipun aku bukan ibu tunggal, tapi tulisan ini relate juga untukku yang sampai sekarang memutuskan ingin tetap sendiri. Terima kasih sudah menulis ini, Mba Mira. Sehat-sehat selalu ya, Mba. ?

    Reply
    • Mira Sahid says

      18/06/2022 at 9:40 am

      Sehat-sehat juga ya Lia

      Reply
  11. Bunda Ratna says

    03/06/2022 at 12:40 pm

    kadang menikah tidak segampang yang dipikirkan oleh orang lain, tetap semangat ya Mba Mira

    Reply
    • Mira Sahid says

      18/06/2022 at 9:41 am

      Apapun akan terasa tidak gampang, kalau memang kita berpikir itu tidak gampang 🙂

      Reply
  12. M Arifin Basyir says

    10/06/2022 at 2:22 pm

    Selama perempuan itu masih punya sklus kawin atau menikah itu sangat perlu untuk menjaga srabilitas kesehatan reprodulsi. Ada referensi bahwa petsmpuan single, baik single patent maupun single girl akan mengalsmi menopause lebih cepat dengan resiko duakali lebih besar mendeeita kanker sal reproduksi dan organ asesoris (gland mammae) . Kanker yang tergolong estrogen depend. Karena pada petempuan single aksn terjadi ketidak seimbangan hormon gonadoyropin..
    Intinya kawin itu akan memucu terjafinya desire of love menuju stabilitas keseimbangan hirminal tsb.

    Reply
    • Mira Sahid says

      18/06/2022 at 9:41 am

      Terima kasih insight-nya yang mencerahkan Pak Arifin.

      Reply

Terima Kasih Komentarnya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Heloo… Mira’s here

Creatorpreneur | Public Speaker | Pegiat Literasi Digital | Founder Kumpulan Emak Blogger | Founder Karyapuan.id | Wakil Ketua Umum Siberkreasi (GNLD) | BNSP Certified | Licensed STIFIn Promotor | Yoga Certified | Digital Community Empowering Read More…

Founder of KEB

Follow Me on

  • Instagram
  • TikTok
  • Facebook
  • Spotify
  • YouTube
  • Twitter

Follow My Blog

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Recent Posts

  • Hati Seperti Kertas
  • Perempuan Dan Teknologi Digital
  • Untuk Perempuan : Bisakah Saling Bergandengan?
  • Menikah Atau Tidak, Persoalan Hidup Tetap Ada
  • Ingin Diakui Tapi Tak Pernah Hadir
  • Relationship For Single Mom
  • Ketika Saatnya Melepas Anak-Anak
  • Membangun Support System Bagi Ibu Tunggal
  • Berjuang Lagi, Ya
  • Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar

Archives

Top Posts & Pages

  • Hati-hati, Jadi Perempuan Jangan Terlalu Kuat
  • Hati Seperti Kertas
  • Suka Duka Menjadi Team Leader
  • Saat Galau Melanda Para Emak
  • Scott’s Emulsion, Merangsang Perkembangan Otak Anak

Youtube Podcast

https://www.youtube.com/watch?v=9zDCDZJyITs&t=7s
https://www.youtube.com/watch?v=lMWb8blZqZ8
https://www.youtube.com/watch?v=r03VbD8sYmI
https://www.youtube.com/watch?v=ZiqjuwacZ9s

Contact me

mirasahid1@gmail.com

Grab My Banner

 photo banner10_zps502f511e.png

Copyright © 2025 · Mira Sahid · Custom Design by Shinta Co

Copyright © 2025 · Inspirasi Mama on Genesis Framework · WordPress · Log in