Perihal perjalanan hidup, tidak ada jaminan untuk setiap dari kita mengalami fase baik-baik saja. Meskipun kini kita bisa menjadi siapa saja di media sosial, memunculkan yang baik-baik, yang berbahagia, saya yakin, ada suatu momen di mana setiap individu sedang tidak baik. Bedanya, bagian ini kerap kali menjadi konsumsi pribadi saja bagi sebagian orang. Paling banter, curhat dengan orang terdekat.
Yah, serupa perjalanan Nabi yang tidak mudah, tentunya kita manusia yang kadang lengah pun, seringkali mengalami hal yang tidak mudah. Di sinilah kita, saya, menyadari bahwa ada sebuah konsep yang bernama sabar. 5 huruf sederhana yang seringkali kita baca, seringkali kita dengar, namun kadang terasa berat mengaplikasikannya.
Bersabar memang bukan semata ucapan dan tulisan, namun bagaimana kita mengaplikasikannya dalam setia langkah dan hembusan napas kita. Kadang… dalam sabar, ada saat ingin mengeluh, ingin mencurahkan air mata, bertanya “kenapa” atau “sampai kapan?” Meski sebenarnya, fase tersebut adalah sebuah fase yang kita tahu should be how nya, tapi menjadi sulit saat kita lengah. Lengah pada keyakinan, lengah pada harapan, lengah pada doa, lengah berbicara pada diri sendiri, lengah mengingat Allah, terlebih lengah pada cara kerja hati. Saya sendiri pun menyadari betul akan hal ini.
Saya percaya, di setiap qalbu kita, kita selalu punya keyakinan akan sesuatu hal. Tentang memercayai bahwa setiap masalah yang dihadapi, tidak ada yang di luar kesanggupan kita. Insha Allah, Allah mampukan. Kita dianggap mampu berjuang, dan terpilih diantara yang lain. Juga tentang memercayai bahwa selalu ada hasil dari setiap sabar yang kita jaga, tentang memercayai bahwa setiap kebaikan akan selalu berbalas dengan kebaikan lagi. Yang terpenting bagaimana diri kembali memantaskan untuk menjadi lebih baik dari segala sisi. Tak apa melemah, untuk kemudian kembali menjadi lebih kuat. Tak apa sedih sejenak, untuk kemudian yakin bahwa bahagia ada di setiap langkah kita. Wallohualam.
Berbaik sangka! Ini yang bisa saya lakukan saat nalar terlalu sulit untuk menentukan langkah, jika ikhtiar terasa belum menemukan jalan keluar. Kembali kepada qalbu diri, “Innama’al ‘usri yusra” (Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan) – (QS. Al-Insyirah [94]: 5-6). Aamiin.
ian 'abdurrohman says
shodaqti,,keep the faith…
nusa says
nice banget nih. hasil dari sabar akan mendapatkan hadiah yang terbaik dari Allah..
Laila says
Benar mbak. Sungguh berbaik sangka pada Allah adalah jalan terbaik dan paling membuat hati tenang. Tapi ya ampuuun. Susahnya Subhanallah.
.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
“Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat” (QS. Al Baqarah: 45)
Salam kenal mbak. Mari saling mendoakan dalam kebaikan
faridhi says
tulisannya bagus… makasih mbak
sitikhadijah says
Terimakasih atas spiritnya untuk berbaik sangka yang memang tidak mudaaaaahh y. https://sakinahbersamamu.com/