“Duh, kalau mau makan tuh, wajib mencuci tangan dong, Zahran!”
“Nak, cuci tangan dulu, kamu kan baru selesai main di luar!”
“Nak, itu lho tanganmu masih ada kotoran tanah yang menempel, cuci tangan dulu sana!”
Pernah mengungkapkan kalimat-kalimat tersebut sama anak-anak, Mak? Kalau pernah, toss dulu berarti ya. Nah, itu adalah sepenggal perjalanan ketika saya mencoba menerapkan pembiasaan kepada kedua anak saya. Dalam hal ini, membiasakan untuk selalu mencuci tangan setelah beraktivitas. Bagaimana prosesnya, mudah atau sulit? Ok, jadi begini….
Membiasakan Anak Mencuci Tangan. Mudah atau Sulit?
Sebagai seorang freelancer, saat ini Alhamdulillah saya lebih banyak menemani anak-anak di rumah. Jadi, otomatis saya pun kembali menerapkan metode kedisiplinan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh saya dan anak-anak. Tapi ya namanya anak-anak ya, lupa itu pasti, dan sudah tugas kita untuk terus mengingatkan.
Ok, sebelum bahas soal cuci tangan. Saya mau cerita dulu yaa.
Mulai dari Membiasakan Hidup Sehat
Alhamdulillah beberapa bulan terakhir ini saya sudah mulai membiasakan anak-anak untuk berolahraga. Terutama Zahran, kesukaannya dengan Capoeria sepertinya membuat jiwanya enjoy.
Meski memang yang namanya latihan pasti capek, tapi kelihatannya Zahran senang-senang saja. Pose-pose yang mengharuskan tangan menyentuh lantai menuju gerakan Au, atau salto, dia jalani dengan senang.
Kotor? Sudah pastilah. Buat saya, yang penting anak saya happy dan enjoy. Kotor enggak masalah.
Baca juga cerita tentang “Perkenalan Dengan Capoeira“
Setelah latihan, atau saat saya ajak dia lari sore. Pasti ujung-ujungnya minta jajan, atau beli makanan ringan yang ada di lokasi.
Keringat terkuras, pasti bikin lapar sih. Alih-alih ingat kebersihan, saking laparnya, otak manusia biasanya refleks ambil makanan.
Nah, dulu Zahran begitu deh. Sampai gemas saya dibuatnya. Tapi dengan arahan, dan diingatkan terus-menerus, Alhamdulillah, saat ini, malah dia suka ingatkan teman atau kakak seniornya untuk mencuci tangan kalau setelah berlatih.
“Cuci tangan dulu dong, kan tangannya kotor!” Begitu katanya.
Hal sederhana, tapi ini berpengaruh pada kesehatannya.
Tangan Bisa Jadi Sumber Kuman
Kita semua tahulah ya, kalau bakteri dan jamur adalah sumber penyakit. Disadari atau tidak, bakteri bisa dengan mudah masuk ke tubuh kita melalui tangan. Meski enggak bermain kotor-kotoran dalam skala besar, tetap saja.
Banyaknya benda yang kita pegang, bisa jadi sumber bakteri dan jamur. Waspada juga dengan penyakit HFMD (Hand Foot Mouth Deseas) atau flu Singapura, kalau kondisi tubuh sedang tidak baik, bakteri bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh.
That’s why, membiasakan anak untuk disiplin mencuci tangan itu, sebenarnya mudah tapi sulit. Semuanya butuh proses, sampai si anak benar-benar memahaminya.
Terus, bagaimana sampai akhirnya Zahran bisa terbiasa dengan mencuci tangan?
Karena anak saya ini tipe yang logis, maka saat ngobrol dengannya saya selalu berikan pernyataan yang logis juga. Sekali dia bertanya, pasti dia akan menyambungkan dengan pertanyaan sebelumnya. Nah, pintar-pintar saya saja mencari jawaban yang tepat kepadanya.
Pun ketika dia bertanya, “Kenapa kalau mencuci tangan, harus pakai sabun?”
“Ya supaya bersih, dan tangannya bebas dari kuman. Kalau kumannya mati, dan kamu makan dengan tanganmu, bisa terbebas dari kuman, jadi tubuh tetap sehat. Kamu mau tetap sehat, kan?”
Pasti jawabannya mau. Dengan harapan dia bisa mencerna apa yang disampaikan tadi.
Lakukan kebiasaan mencuci tangan secara berkala, pakai Betadine tentunya
Soal sabun juga. Saya kan memang gunakan Betadine SC Antiseptik di rumah untuk cuci tangan.
Eh Zahran juga nanya, “Kenapa pakai Betadine, Ma? Itu kan buat obat luka.”
Nah, iya sih. Sejak lama kita tahu kalau Betadine itu obat luka. Luka kecil atau besar, pasti deh yang dicari, Betadine.
Tapi sekarang memang ada Betadin SC Antiseptik untuk mencuci tangan, atau mandi sekaligus. Aroma dan warnanya sih mirip dengan Betadine biasa, tapi ini sungguh sabun untuk membersihkan kuman di kulit lho. Hihihi.
Kebiasaan kita itu, kalau sabun, ya berarti harus wangi. Padahal belum tentu juga wangi bisa membunuh kuman seperti yang Betadine SC Antiseptik lakukan. Kemasannya juga praktis untuk dibawa ke mana-mana. Jadi saat saya pergi bersama anak-anak. Insha Allah kebersihan tangan mereka tetap terjaga.
Nah, Mak. Ada perngalaman seru apa saat mengajarkan anak-anak terbiasa mencuci tangan? Share dong. Jangan lupa juga sediakan Betadine SC Atisepetik di rumah ya. 🙂
Sary Melati says
Mencuci tangan ini salah satu kebiasaan sehat yang aku ajarkan sejak anak2 kecil banget. Kalau udah terbiasa, tangan kotor sedikit aja mereka gak betah :))
Febrianty Rachma says
Zahran, makin besar makin pinter ya. Memang mengajarkan anak2 olahraga harus sejak kecil ya. Semangat menjaga kebersihan dan kesehatannya pun terlihat saat harus mencuci tangan memakai sabun antiseptik. Noted nih varian betadine yg sebelumnya lebih dikenal dengan obat luka. Sekarang punya juga varian sabun pencuci tangan. Bisa dicoba hehe
zata says
dulu ngajarin anak2 cuci tangan lumayan pe er sih karena kegiatan mereka yang seabrek dan kayaknya ribet kalo sebentar2 cuci tangan, tapi setelah disediain antiseptik di washtafel, kamar mandi, bahkan di halaman rumah dekat kran air, ya jadi lbh rajin cuci tangan, sih, mereka 🙂
Dewi Na Irawan says
Kalau anak saya sih sudah terbiasa dengan cuci tangan sebelum dan sesudah makan,
cuma masih pakai sabun biasa sih, hihihi