Kalau saya bilang, sehat itu adalah impian semua orang, pasti teman-teman setuju, kan? Iya lah, siapa juga yang mau sakit. Kena flu atau demam saja, rasa-rasanya bikin nggak nyaman. Dan dalam kondisi seperti itu, bagi sebagian orang, ada saja yang memilih untuk langsung mengkonsumsi obat. Tujuannya apa? Yakali… banyak kerjaan, kena deadline, jadinya itu penyakit dihajar sama obat-obatan saja biar cepet sembuh. Tapi ada juga yang memilih untuk benar-benar meninggalkan pekerjaan dan melakukan proses pemulihan sampai benar-benar sehat. So, which one are you, guys?
Oke, bicara soal sehat dan obat-obatan nih, yaa. Beberapa waktu lalu saya berkesempatan hadir di acara “Sosialisasi Gerakan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Peningkatan Penggunaan Obat Rasional – Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat),” di Surabaya, 7 & 8 Oktober 2015. Kebetulan, dalam sesi ini saya juga diminta untuk memberikan sedikit ilmu saya mengenai “Pemanfaatan Media Sosial Online Sebagai Wadah Diseminasi Informasi pada Masyarakat.” Hidiiih, serem aja kalau lihat judulnya. *Berasa praktisi aja, hehehe. Tapi its okay, toh kan, intinya saya di situ sharing berdasarkan pengalaman, bukan untuk menggurui. Jadi, santai aja.
Tapi, saya bukan mau cerita soal “saya” nya. Justru saya ingin berbagi informasi kepada teman-teman, bahwa dalam penggunaaan obat, kita harus memiliki kesadaran, kepedulian, pengetahuan dan keterampilan tentang pemilihan dan penggunaan obat secara tepat dan rasional. Jangan karena merasa sakit, langsung saja mengkonsumsi obat-obatan. Apalagi enggak dengan resep dokter. Karena apa? Penggunaan obat yang tidak tepat atau berlebihan justru akan berdampak kurang baik untuk kesehatan. Terutama gangguan fungsi ginjal.
WHO sendiri mengungkapkan, bahwa 50% obat di dunia, diresepkan, dan diberikan dengan resep yang tidak tepat, tidak efektif, dan tidak efisien. Bo! 50% tuh. Dan sebaliknya, 1/3 penduduk di dunia malah kesulitan mendapatkan obat. Bisa dilihat, banyak juga obat yang penggunaannya tidak tepat sasaran kan?
That’s why, Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian – Kemenkes RI saat ini melakukan sosialisasi program yang bernama GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat), dengan harapan program ini bisa memberikan edukasi bagi masyarakat luas terhadap penggunaan obat. Selain itu, diharapkan juga mampu meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara benar. Meningkatnya kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih dan menggunakan obat secara benar, serta meningkatnya penggunaan obat secara rasional, termasuk antibiotik. Iyees! Ini PR besar bagi kita semua untuk saling mengingatkan.
Dalam pertemuan di Surabaya tersebut, program ini mulai disosialisasikan kepada seluruh stakeholder yang terlibat, baik dari internal Ditjen YanFar nya sendiri, organisasi dan pelayanan kesehatan seluruh Indonesia, hingga menyasar kepada khalayak lebih luas, yaitu masyarakat pada umumnya. Ya, termasuk kita-kita juga, blogger yang menjadi salah satu corong informasi yang juga bisa diandalkan, *tsaaah.
Well, saya sangat menyarankan supaya teman-teman juga mulai aware dalam penggunaan obat dengan turut serta memahami GeMa CerMat ini. Suka atau tidak, informasi yang bisa jadi kita anggap sepele, malah justru itu adalah informasi yang sangat berguna bagi saudara atau kerabat kita. Makanya, yuk upgrade pengetahuan kita tentang penggunaan obat. Semua informasi yang dibutuhkan bisa dilihat di fanpage GeMa Cermat. Ya kalau ada info-info penting yang berguna, jangan sungkan untuk di share supaya lebih banyak orang yang ngeh terhadap penggunaan obat. Mau follow akun twitternya juga boleh @gemacermat, pasti informasinya lebih bermanfaat dibanding sekedar follow akun hossip atau akun-akun yang isinya gaje. Gunakan obat secara te[at, baca informasi dengan cermat.
Ika Puspitasari says
Waah, makasih infonya mak Mira….saya pernah punya pengalaman buruk soal obat. Salah eorang saudara sampai sekarang malah kebal obat, katanya dia kebanyakan konsumsi anti biotik…
Tian lustiana says
ini harus disosialisasi kan ke wilayah – wilayah yang belum seratus persen bergelut dengan dunia sosmed ya mak, karena saya rasa ini penting nih. Harus mulai aware dari sekarang
rahmiaziza says
Aku termasuk yang ngga mau sakit dikit langsung minum obat biasanya diusahakan dengan yang alami dulu, makan buah, banyak minum air putih, minum vitamin, kalo udah desperate baru ke obat 🙂
Ila Rizky says
baca efek samping juga ya, mak. biasanya ada yang alergi beberapa bahan, jadi malah mual. aku seringnya minum obat dokter langganan. tapi kalo pun terpaksa ganti dokter diusahain ngomong ada riwayat sakit apa aja dulunya.
ira i says
Betul sekali Mak Mira. Mau nambahin : dalam konferensi WHO 1985 di Nairobi disebutkan bahwa penggunaan obat yang rasional adalah pasien mendapatkan pengobatan yg sesuai dengan klinis mereka, dengan dosis tepat dalam periode yang tepat juga dan dengan biaya yang terjangkau. Sedangkan yg disebut dgn pengobatan yg tidak rasional menurut WHO adalah polifarmasi (pemberian beberapa obat sekaligus pada saat yang bersamaan pada kondisi yang tidak memerlukan beberapa obat sekaligus) contoh polifarmasi ini adalah puyer, pemberian antibiotika yang berlebihan, pemberian steroid yang berlebihan, tingginya pemakaian obat non generik, tingginya tingkat pemakaian obat injeksi, tingginya pemakaia obat yang sebenarnya tidak dibutuhkan . Kita sebagai konsumen kesehatan harus mau belajar dan kritis thd hal ini. Terima kasih sharingnya Mak Mira
Matris says
Iya mba.. Nih saya lagi flu tp belum berani minum obat.. Cukup air hangat dulu ah… 🙂
Intinya cerdas gunakan obat apalagi antibiotik…
Di tempat saya konsumsi antibiotik cukup tinggi.Biarpun mulut sudah berbusa-busa menjelaskan tapi yah kadang respon masyarakat kurang mendukung, mudah-mudahan lewat cara sosialisasi lewat media online ini bisa membantu yah..
Nelly says
Thanks a lot, Jeng Mira, atas sharingnya.
Sebagian besar masyarakat kita gak memahami, dan lupa, bahwa obat itu sebenarnya adalah racun.
Jadi kalau tidak digunakan secara tepat dan benar, bukan mengobati, malah jadi penyakit baru. Entah itu iritasi lambung oleh obat yang bersifat asam. Atau gangguan ginjal bahkan penyakit liver (hati) yang sering menyerang saat kita sudah lansia. Kita gak sadar, kebiasaan kita mengonsumsi obat sejak muda, membuat obat itu menumpuk dalam dah dan tubuh kita. Kita biasanya sakit sedikit minum obat atau langsung ke dokter. Giliran dokter meresepkan obat berlebihan (polifarmasi), kita pasrah. Padahal dompet menjerit. Hehehe. Itu karena ketidakseimbangan informasi antara pasien dan tenaga kesehatan (asymetri information).
Tapi bukan berarti gak boleh minum obat sama sekali lho. Obat itu penting untuk mencapau tujuan pengobatan. Tapi menggunakannya harus dengan cara yang tepat dan benar, sesuai kebutuhan.
Kalo kita gak ngerti, silakan aja tanya pada Apoteker di apotik atau teman-teman yang apoteker. Karena mereka memang belajar khusus tentang obat dan dengan senang hati akan memberikan informasi. Bahkan untuk berkonsultasi dengan apoteker, bisa dibilang gak ditarik pembayaran jasa.
Mari jadi masyarakat cerdas. Gunakan obat secara tepat, baca informasi dengan cermat. Hati-hati gunakan obat, yuukk.. tanya apoteker.
*ikutanpromo 🙂
mila said says
gara2 3 th lalu pernah salah dikasi obat antibiotik sama dokter yang akhirnya bikin alergi gatel2 dan muka bengkak, jadi nge google soal obat2 malah nemu artikel tentang daya tahan alami tubuh, kalo sbnrnya tubuh kita punya sistem pertahanan sendiri. Mulai dari itu aku ga pernah minum obat2 otc klo flu ringan, sakit kepala dll. skrg udah 3 thn ga pernah minum obat sama sekali, ga pernah kena flu walopun sekantor udah nyebar virus flunya…tp makanan juga berubah sih, banyak makan sayur buah dan seneng lari2 hehee
khulatul mubarokah says
Terima kasih sharenya, Mak.
Annisa Steviani says
akuhhh ga pernah boleh minum obat sama suami. dokter anak pun cari yang pro rum (rational use of medicine) jadi anakku ga pernah dikasih obat 🙂
momtraveler says
Thanks sharingnya mak mira. Saya dari kecil udah kenal baik sama obat bukan karena papa saya dokter tapi karena dari kecil saya asma..obat udah jadi temen deket aja. Untuk asma saya udah hapal betul obafnya tapi untuk yg lain saya ga mau dikit2 obat..papa juga membiasakan min madu atau vitamin dlu kalo masih tetep sakit baru ddh obat. Sekarang sama anakpun aku gitu..kalo ada tanda2 sakit gempur pake madu dlu obat adalah alternatif terakhir.
Bener kata mak mira tadi baca keterangannya n efek samping juga kebetulan anakku alergi beberapa jenia obat jd rada ngeri2 sedap kalo mo beli obat ga asal beli harua konsul dokter dulu
Anisa AE says
Acara kaya’ gini kapan ada di Malang, ya?
Sejak lama aku selalu pakai obat karena sakit-sakitan. Tapi sejak gak pakai obat, cuma jamu aja, malah lebih sehat.
Nelly says
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kota Malang sudah tersosialisasi. Tinggal selanjutnya Dinkes Kota Malang bersama Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Malang yang melanjutkannya. Coba aja ditanyakan, Mbak.
Lidya says
bener juga harus ceerdas menggunakan obat, ngerinya resistan thp obat ya
Lisna says
Sejak punya anak jadi lebih concern soal penggunaan obat-obatan ini. Thanks for sharing mak.
Idah Ceris says
Alhamdulillaah aku ngga pernah beli obat tanpa resep Doketer. Takut efek samping kedepannya e.
Idah Ceris says
Alhamdulillaah aku ngga pernah beli obat tanpa resep Dokter. Takut efek samping kedepannya e.
Orin says
Iya ya, jangan dikit2 minum obat, kadang kalo tubuh sakit itu cuma perlu istirahat sebetulnya..
Blog Tips Sehat says
Sehat itu penting. Dengan sehat kita bisa melakukan apa saja yang tidak bisa dilakukan ketika tidak sehat. Ya. Jangan terlalu memanjakan tubuh saat sakit, itu hanya membuat imunitas tubuh ikut2an cengeng (dikit-dikit sakit) juga gak usah ngeluh saat sakit. Banyaklah bersyukur ketika diberi sehat. Terimakasih atas artikelnya bunda.. Salam
Indah Nuria Savitri says
penting niiih mak..karena kita kebiasaan suka asaaal kalau minum obat dan tidak pernah membaca petunjuk pemakaian. Kalau baca hanya sekilas dan banyak coba-coba…Gerakan yang bagus maaak..semoga semua makin sadar dan sehat..
E says
Betul banget, Mir. Jangan asal makan obat kayak antibiotik itu. Kayak alergi yang aku alami sekarang salah satunya dipicu sama antibotik yp pernah aku minum Jangan sotoy deh ya kalau minum obat.
efi says
kiyaaaa kok namaku pendek. harusnya efi 🙂
cumilebay.com says
Gw jarang banget minum obat, kalo meriang batuk piliek dll biasa nya cuman makan banyak sama air putih di banyakin
Istiana says
aku juga yang sakit dikit masih ditahan dan dibabat pakai istirahat dulu ajaa, sampai bener2 pulih. mungkin karena banyak waktu juga kali yaa di rumah, hehe.
Hidayah Sulistyowati says
Dulu aku pernah punya tetangga dokter, sarannya bagus banget, Yaitu kalo kepala sakit harus di cek dulu bagian mana yang sakit. Kalo bagian dekat dahi bagian atas, bisa aja karena kurang tidur atau belum lapar. Sementara kalo yang sakit bagian belakang kepala yang bawah, bisa saja karena tensi tinggi atau rendah. Jadi jangan langsung minum obat kalo sakit kepala. Dan itu aku terapkan dan aku sharing pada teman-teman atau kerabat.
Tanti Amelia says
aku termasuk pengkonsumsi obat obatan. Mulai panadol sampe tolak angin
Diah says
Mba, kalau mau dapetin posternya ttg farmasi dmn ya? Aq perlu untuk kperluan sosialisasi ttg obat ke masyarakat, mksh sblmnya
ida rohayati says
Bener-bener harus hati-hati memilih obat. Saya termasuk yang takut banget munum obat. Kalau pusing biasanya minum teh panas saja hehehe…terima kasih mba Mira informasinya
Nelly says
Mohon izin untuk share kembali tulisan ini ya, say..
Di medsos GeMa CerMat dan Cerdas Gunakan Obat
Soalnya sosialisasi GeMa CerMat ini harus berulang-ulang dan sering. Biar seluruh masyarakat terinformasi.
Thanks alot sebelumnya.
Nasruddin says
TERIMA KASIH INFORMASINYA, BARU SAYA TAHU GEMA CERMAT ITU SEPERTI APA…