Indonesia Lifestyle Blogger & Empowering Women by Mira Sahid

Indonesia lifestyle Blogger, Empowering woman, Yoga Instructor, Social Media Enthusiast

Menu
  • Home
  • Inspirasi Mama
    • Family
    • Inspirasi Mama
    • Parenting
      • Dunia Ibu
      • Dunia Anak
    • Pengembangan Diri
      • Renungan
    • Cerita Inspiratif
    • Cerita Kehidupan
    • Soal Perempuan
    • Sosok
  • Lifestyle
    • Social Media
      • Blog Competition
      • Twitter
    • Hiburan
    • Cerita Fiksi
    • Komunitas
      • KEB
        • Kumpulan Emak Blogger
    • Review
    • Wisata
  • Ruang Yoga
  • Disclosure
You are here: Home / Blog Inspirasi perempuan / #CeritaTemanMira Perihal “Membuka Diri” Yang Dialami Ibu Tunggal

#CeritaTemanMira Perihal “Membuka Diri” Yang Dialami Ibu Tunggal

18/06/2022 by Mira Sahid 2 Comments

Hai, assalamualaikum wr wb.

Lama sekali saya tidak meninggalkan catatan di blog ini, ya. Semoga meski demikian, pengunjung blog ini tetap ada dan mendapatkan manfaat dari tulisan-tu;isan yang saya bagikan.

Teman lama yang mengenal tulisan-tulisan saya, tentu akan ingat, bahwa sebagian besar yang kerapkali saya bahas di akun media sosial, adalah tentang dunia Single Mom, atau Ibu Tunggal. Sampai-sampai, hingga kemarin pun dm melalui instagram masih bermunculan dari followers baru, sekadar ingin berkenalan atau juga bercerita tentang apa yang sedang dialaminya.

Diantara cerita dan pertanyaan dm-dm yang masuk, ada satu pertanyaan yang membuat saya perlu menuliskan jawaban atau pemikiran melalui blog ini. Selain karena bisa jadi berisi pemahaman yang agak panjang, jaga-jaga bagi siapa pun yang nanti bertanya lagi. Identitasnya saya simpan untuk menghargai privasinya, dan sudah meminta ijin pada beliau. Sebut saja ia “Mawar”

—****—

“Mba aku rasanya sudah mau gila. Susah melepaskan dan move on dari yang telah terjadi beberapa tahun yang lalu, setelah suamiku selingkuh dan akhinya aku diceraikan. Aku merasa tidak berdaya, hanya IRT 2 anak, mencoba peruntungan jual ini itu sampai sekarang masih nihil.

Bbrp minggu ini aku dengar bahwa mansuku dan istrinya terkena musibah sakit, juga terlilit hutang besar. Perasaanku kacau, sedih melihat kondisi ayahnya yang sebenarnya aku masih sayang.

Aku mesti gimana, sadar aku tidak bisa berharap finansial kiriman dari mansu yg tidak menentu dan bisa dibilang kurang. Aku jadi susah fokus dan emosi masih belum stabil.

Oh iya, bbrp kali dia minta u/ diikhlaskan dan dimaafkan serta tidak ada doa jelek dariku agar jalannya lancar mencari nafkah untuk anak-anak. Dia memintaku untuk membuka diri.”
—***—
Butuh beberapa hari untuk saya mencoba mencerna cerita Mawar ini. Saya bisa mengerti perasaannya, bahkan mungkin seolah terbayang bagaimana kondisinya karena ada sedikit kesamaan cerita di dalamnya. Namun, bukan lantas saya bisa gegabah memberikan nasihat, yang bisa jadi, ketika dalam mencari jalan keluar, setiap dari kita akan berbeda praktiknya. tetapi, karena Mawar bertanya, maka saya akan sebatas memberikan pemahaman saya saja, bukan sebuah solusi pasti.
Mawar, sebelumnya saya berterima kasih karena kamu mau bercerita dan berbagi emosimu dengan saya, dan untuk apa yang kamu alami, saya turut prihatin.
Membaca kisahmu, saya cukup menghela napas. Karena entah kenapa, saya kerap kali mendapatkan energi dari cerita-cerita yang sampai pada saya. Saya terbawa emosi, yang bisa saya jabarkan dalam bentuk kesedihan. Saya coba memahami perasaanmu, dan selintas dalam pikiran, saat ini kamu pun merasakan kesedihan, kebingungan, namun juga bisa jadi ada amarah dan emosi yang belum tuntas.
Soal move-on, ini memang berproses. Butuh keluasan hati, dan kesadaran pikirin untuk menerima kenyataan yang tak sesuai dengan yang diharapkan. Dan proses “menerima” ini, sepengalamanku butuh dilatih. Satu kata sederhana namun praktiknya tidak sederhana. Naik turun bercampur emosi bisa saja muncul, bahkan disaat kondisi hati sedang tenang pun. Dampaknya, bisa merembet pada self esteem. “Merasa tidak berarti, merasa bersalah.” Dan pikiran hanya fokus terus pada kesedihan. Sementara Guru saya mengatakan, “Self Esteem” itu bersifat tetap. Apapun yang terjadi atas diri kita dan pada diri kita, sebenarnya tidak mengubah keberhargaan diri kita masing-masing. Jika seseorang pergi meninggalkan kita demi keinginannya bersama orang lain, itu bukan menjadi tanggung jawab kita. Itu pilihannya sendiri, dan dia pun bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat ke depannya. Sayangnya, sebagian perempuan boleh jadi kerap menitipkan hati sepenuhnya pada pasangan, sehingga ketika ditinggalkan, emosinya akan campur aduk, tidak menerima kebahagiaannya terputus bersama orang yang diharapkannya.
Jika kamu merasa susah move-on, coba tanyakan ke diri sendiri. Apakah susah move-on-nya itu karena peristiwanya, atau karena kamu tidak ingin kehilangan orang yang disayangi, atau karena sikapnya yang telah menceraikanmu? Menurut pemahaman saya, sebuah peristiwa memang akan selalu datang silih berganti, ia datang untuk mengasuh kedewasaan diri, bisa jadi pun menjadikan kita pribadi yang jauh lebih kuat dari sebelumnya. Semoga saja, peristiwa yang kamu alami bisa diterima dengan lapang dan menjadi pengalaman berharga untukmu. Tinggal mengolah emosi yang masih ada, entah itu tentang sikapnya, atau tentang mengolah kembali self esteem-nya. “Pelan-pelan, ya.” Saya memercayai, kamu bisa melewatinya.
Oh, iya. Sekilas dalam ceritanya, tersampaikan kalimat “Aku merasa tidak berdaya, hanya IRT 2 anak…”  Coba diingat-ingat dan dirasa-rasa. Sejak menjadi Ibu, bukankah perjalananmu sungguh sudah luarbiasa. Allah menitipkan kekuatan yang Maha dahsyat sejak kamu mengandungnya. Bahkan, dalam kondisi ini, boleh jadi Allah memang menjadikanmu perempuan terpilih dalam menjalaninya. IRT anak 2 itu luarbiasa, Inshaallah semoga segala potensi yang dimiliki untuk menjadi ikhtiar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, akan Allah penuhi. Kamu hebat, kamu istimewa, dan kamu memiliki versi terbaik dalam dirimu.
Selain itu, support system akan menjadi perlu jika memang kamu merasa tak sanggup menahannya seorang diri. Tidak apa-apa menyadari kalau saat ini kamu sedang tidak baik, sangat tidak apa-apa. Menangis jika ingin menangis, mengeluh jika ingin mengeluh, terima segala emosi yang hadir untuk kemudian memberi kesadaran diri pada langkah selanjutnya. Itu pun menjadi ikhtiar saya sampai saat ini. Semakin saya menyadari dan hadir di setiap emosi yang muncul, saya bisa kembali melangkah. Karena memang inilah peran yang sedang dititipkan yang Maha Kuasa saat ini, hari ini, di jam dan detik ini. Juga, kamu bisa meminta bantuan ahli untuk berproses menyembuhkan luka batin saat ini. Inshaallah, pelan-pelan semua akan terurai, dan bisa jadi suatu saat kamu akan tersenyum, kembali tenang, serta bersyukur bahwa Allah telah membuatmu belajar terus di kehidupan ini.
Dan untuk apa yang bisa dipahami dari tulisan ini, semoga saja… kamu menemukan solusi-solusi terbaik sesuai versi terbaikmu. Semoga pada suatu saat nanti, kamu kembali bisa membuka diri pada peran dan perjalanan yang telah disiapkan Allah Swt. Saya akan selalu terbuka mendengar kisahmu atau siapapun yang ingin membaginya dengan saya. Mari kita saling belajar dan mengajarkan, mari kita saling menguatkan. Dan semoga Allah mudahkan ikhtiarnya. Aamiin Yaa Robbal Alamiin.

Share:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram
  • Email
  • Print

Filed Under: Blog Inspirasi perempuan, Cerita Kehidupan, Inspirasi Mama, Inspirasi Perempuan, Pengembangan Diri, Relationship, Self Motivation, Singlemoms, Soal Perempuan

About Mira Sahid

Lifestyle Blogger | Licensed STIFIn Promotor | Pegiat Literasi Digital | Wakil Ketua Umum Siberkreasi Bidang Kemitraan dan Komunitas | Yoga Instructor | Digital Parenting Enthusiast | Personal Genetik Enthusiast | Women and Community Empowering

« Februari Yang Menguras Hati
Mengurai Pelik Dengan Peluk »

Comments

  1. duniamasak says

    01/07/2022 at 10:15 am

    semangat dan sehat selalu ya kak 🙂

    Reply
    • Mira Sahid says

      06/07/2022 at 11:29 am

      Aamiin, terima kasih yaa

      Reply

Terima Kasih Komentarnya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Heloo… Mira’s here

Founder Kumpulan Emak Blogger | Yoga Teacher | Community Manager | Lifestyle and Parenting Blogger | Purple & Coffee Lover Read More…

Founder of KEB

 photo keb_zps7765220c.png

Follow My Blog

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Recent Posts

  • Membangun Support System Bagi Ibu Tunggal
  • Berjuang Lagi, Ya
  • Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Mengurai Pelik Dengan Peluk
  • #CeritaTemanMira Perihal “Membuka Diri” Yang Dialami Ibu Tunggal
  • Februari Yang Menguras Hati
  • Hati-hati, Jadi Perempuan Jangan Terlalu Kuat
  • Katanya, Self Love
  • Berbenah Tak Pernah Salah
  • Penuhi Hak Tubuh Saat Pegal Linu dengan Tiger Balm

Archives

Top Posts & Pages

  • Sebuah Pertanyaan Tentang Broken Home
  • Hati-hati, Jadi Perempuan Jangan Terlalu Kuat
  • Mengikat Pasangan
  • Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Februari Yang Menguras Hati

Latest Posts

  • Membangun Support System Bagi Ibu Tunggal
  • Berjuang Lagi, Ya
  • Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Mengurai Pelik Dengan Peluk
  • #CeritaTemanMira Perihal “Membuka Diri” Yang Dialami Ibu Tunggal

Grab My Banner

 photo banner10_zps502f511e.png

Recent Comments

  • Mira Sahid on Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Mira Sahid on Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Mira Sahid on Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Mira Sahid on Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Begras Satria on Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar

Copyright © 2023 · Mira Sahid · Custom Design by Shinta Co

Copyright © 2023 · Inspirasi Mama on Genesis Framework · WordPress · Log in