Jadikanlah diri kita kenangan bagi anak di kemudian hari dengan cara menjadi bagian dari hidupnya sekarang – Anonymous.
Akhir-akhir ini, Zahran suka sekali makan segala sesuatu yang ditumis. Apalagi capcai. Kalau di meja terhidang masakan ini, ia bisa menambah sampai berkali-kali. Oke fiks, Mamanya jadi khawatir deh. Khawatir dia kegendutan.
Satu malam, ia mengeluh kelaparan. Padahal jam menunjukkan pukul 21.00. It’s mean, sudah waktunya bobo. Karena saya juga baru pulang dari seminar, saya tanya dong ke kakaknya, Vinka.
“Kak, tadi adik makan malam ngga, sih?”
“Makan kok, Ma. Cuma tadi dia seneng banget makan pake tumis brokoli dan udang goreng tepung,” Vinka melirik tajam adiknya.
“Tapi aku masih kelaparan nih, Ma. Panasin deh, sayurnya..” rengek Zahran.
What? Sayur dipanaskan? Mamanya sedikit shock.
Beklah, inhale… exhale… Biarpun kaki dah pegel, tapi saya ingin Zahran dan Vinka tahu, memanaskan sayuran itu is a big no!
“Adik, sayur itu nggak boleh dipanasin berkali-kali. Nanti yang kamu makan bukan sayur lagi, tapi ampas sayur!” Saya menyendokkan sesendok kecil nasi ke piringnya, dan menambahkan tumis sedikit.
“Tapi kan enak, Ma kalo anget” Zahran masih bertahan dengan pendapatnya.
Kali ini, si kakak Vinka yang menyahut, “Ih, kamu ini. Sayur itu kalo dipanasin, kata guruku nanti hilang semua vitaminnya!”
Aku tersenyum pada kakak. Ih, gak terasa ya, eke dah punya anak gadis
Akhirnya, Zahran makan nasi sedikit plus tumis, dan segelas susu. Ia mungkin sebenernya nggak terlalu lapar, hanya senang dengan menu lauk yang tadi ia makan.
Anak-anak memang belum tahu, lebih baik mengkonsumsi sayur itu harus langsung habis, tidak dihangatkan berulang-ulang. Istilah kerennya adalah single process. Selain nutrisi dan kandungan vitamin tetap utuh, kita juga belajar memasak dan makan seperlunya saja. Apalagi sayuran yang telah dimasak berulang kali, pasti warnanya sudah kecoklatan gitu. Boro-boro dimakan, melihat tampilannya saja tidak menggugah selera. Hayoo…Moms, masih ada yang suka memanaskan sayur berulang-ulang, gak?
Kalau merilis perkataan para ahli, beberapa makanan bisa berubah komposisinya jika dipanaskan ulang. Selain kandungan gizi hilang, ada beberapa jenis makanan yang bahkan mengandung racun yang berbahaya. Misalnya;
- Ayam, telur dan jamur, kandungan protein dalam jamur yang dipanaskan berulang bisa mengakibatkan gas dalam pencernaan
- Seledri, walaupun sering terdapat di kuah sop, tapi kandungan nitratnya bisa mengubah nitrit menjadi karsinogen. Sebaiknya masukkan seledri segar saja ke dalam masakan berkuah.
That’s why, menjadi seorang Mama memang dituntut lebih smart, harus #KenaliLebihDalam kandungan dan nutrisi yang terdapat di dalam bahan pangan, biar kita bisa menyajikan yang terbaik untuk si buah hati.
Begitu juga untuk susu, sekarang saya lebih selektif. Saya memilihkan susu yang juga single process loh, untuk Zahran. Karena susu yang mengalami satu kali proses itu kandungan nutrisi dan vitaminnya akan lebih baik diserap oleh tubuh Zahran yang masih dalam masa pertumbuhan. Dan saat ini, kalau kita memilih susu dengan single process, dijamin kita masih bisa mendapat kualitas optimal yang kandungan gizinya lebih mudah dicerna dan diserap. Loh, kok gitu?
Iya, susu segar dari peternakan akan langsung dibawa ke pabrik. Diolah dengan cara pasteurisasi, ditambahkan vitamin dan lemak. Susu kemudian diolah dengan cara spray drying menjadi susu bubuk. Siap dikemas dan dipasarkan.
Nah, ini yang penting. Tujuan utama single process adalah mencegah pemanasan berulangkali, yang dapat mengubah struktur protein menjadi glikasi (proses tidak begitu sederhana di mana protein, lemak, dan gula kusut bersama-sama). Jika protein susu terglikasi, akan meningkatkan resiko pertumbuhan bakteri jahat di perut si kecil.
Jadi, sebelum saya beraktivitas lagi nih, saya juga mau tanya, “Sudahkan Moms memilih asupan dan susu untuk anak-anak dengan produk yang single process? Kalau belum, yuk… mari ganti dengan produk yang single process yaaa…!”
Oh iya, saya mau kasih bocoran sedikit nih. Ada kuis yang diadakan oleh Friso. Udah tau belum, apa Friso? Friso Made By Nature adalah interactive quiz yang mengajak Moms untuk melihat lebih dalam setiap kebaikan dari alam untuk si Kecil. Moms diminta untuk memilih jawaban yang paling benar dari masing – masing pertanyaan, dan kegiatan ini bisa dimainkan bersama si Kecil. Kategori yang dibahas adalah mengenai Asupan Si Kecil, Daya Tahan Si Kecil, Petualangan Si Kecil. Sambil bermain bareng si kecil, temukan momen-momen indah bersamanya. Yuk….
Tian Lustiana says
Marwah tuh masuknya anak yang suuuka banget makan, tapi kalau makanan yang diangetin dia suka gak mau mak 😀 hihihi katanya ENGGAK ENAK . Dan ternyata kalau makanan yang diangetin gitu vitaminnya bisa hilang yah, hihih.
Mira Sahid says
Iyap Mak. Makanya kalau masak, aku nggak pernah banyak. Sebisa mungkin sekali makan, habis deh 🙂
Elisa Koraag says
Makanya Mir, saya agak ngurangin hadir dibanyak acara. Jarena anak2 memerlukan emaknya. Satu sekolah pagi dan satu sekolah siang membuat saya gak keluar dapur. Karena anak2 terbiasa makan makanan baru masak. Cape dan kadang kesal tapi mau bagaimana? Saya percaya suatu hari saya akan terbebas dari kewajiban tersebut saat anak2 bisa membuat makanannya sendiri. Saat ini sbg ibu tetap hrs memberi yg terbaik bagi anak. Iyakan?
Pakde Cholik says
Anak2 tentu senang jika mamanya bisa menyiapkan makanan yang lezat dan bergizi.
Terima kasih artikelnya yang menarik dan bermanfaat
Salam hangat dari Jombang
Lianny Hendrawati says
Agar masakan sayur nggak terbuang, masaknya harus pas ya porsinya. Nah kadang kalo beli itu suka kebanyakan porsinya, aku minta anak-anak gadoin aja sayurnya daripada dibuang sayang, disimpan untuk besoknya sudah nggak mungkin.
monda says
anak2 doyan ya makan sayur mak, senangnya
desni says
seneng ya mak punya anak doyan makan sayur 😀
Jual Kavling Tanah Murah says
mantab nih artikel dapur cinta sangat menginspirasi.. top