Indonesia Lifestyle Blogger & Empowering Women by Mira Sahid

Indonesia lifestyle Blogger, Empowering woman, Yoga Instructor, Social Media Enthusiast

Menu
  • Home
  • Inspirasi Mama
    • Family
    • Inspirasi Mama
    • Parenting
      • Dunia Ibu
      • Dunia Anak
    • Pengembangan Diri
      • Renungan
    • Cerita Inspiratif
    • Cerita Kehidupan
    • Soal Perempuan
    • Sosok
  • Lifestyle
    • Social Media
      • Blog Competition
      • Twitter
    • Hiburan
    • Cerita Fiksi
    • Komunitas
      • KEB
        • Kumpulan Emak Blogger
    • Review
    • Wisata
  • Ruang Yoga
  • Disclosure
You are here: Home / Inspirasi Mama / catatan hati / Dear Daughter : Vinka & Puzzle Kehidupan

Dear Daughter : Vinka & Puzzle Kehidupan

28/08/2013 by Mira Sahid Leave a Comment

Tulisan ini adalah sebuah apresiasi terhadap tantangan spontan yang diberikan oleh Mak Indah Juli untuk teman-teman dalam pengurus KEB (Makmin). Ada keunikan yang tanpa kami sadari bersama, bahwa ke-8 Makmin KEB memiliki anak pertama, yang berjenis kelamin putri semua. Dari tantangan ini, sayalah yang pertama ditantang untuk menuliskan sebuah postingan yang berkaitan dengan “Anak Perempuan.” – Dear Daughter. Lalu setelah itu, saya harus melempar tantangan ini pada makmin kedua. Baiklah,  mak Indah… Saya akan torehkan kisah indah ini, kelak akan menjadi warisan yang akan dikenang oleh putri-putri kita.

Untuk ananda Vinka. Setiap untaian kata ini bermakna spesial untukmu nak, tak hanya untuk memenuhi ajakan menulis, tapi semua ini bisa menjadi ungkapan yang tak pernah terucap oleh Mama, karena Mama masih perlu waktu untuk bisa mengatakannya. Untukmu anakku sayang, Vinka.

*******
Anakku… 

Bila ibu boleh memilih, apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu, maka ibu akan memilih mengandungmu. Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah sembilan bulan, nak.

Engkau hidup di perut ibu

Engkau ikut kemanapun ibu pergi. 
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan. 
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata….

Anakku…

Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu. Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu. Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu, adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga

Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan

Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua

Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit, yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia. 
Saat itulah…saat paling membahagiakan. Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah, Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan, Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah ditelinga mungilmu

Anakku…

Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu, maka ibu memilih menyusuimu

Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga

Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku…

Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku…

Hidup memang pilihan…Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana, maka maafkanlah nak…Maafkan ibu…Maafkan ibu…

Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita, agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang

Percayalah nak…Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu

Percayalah nak…Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu…

– Puisi karya Ratih Sanggarwati (Ratih Sang) –


Mom & Vinka
*************

Malam ini, tiba-tiba saja air mata membasahi pipi ini. Entah apa yang membuat air mata ini menetes. Ah ya, mungkin karena puisi di atas begitu indahnya, hingga Mama sendiri tak mampu menahan rasa yang terurai dalam bait-bait tersebut. 10 tahun lalu, saat kamu terlahir dari perut Mama, Mama harus berjuang hampir 7 jam menahan sakit yang membahagiakan. Bahkan diantara kesakitan itu, kamu menambah kenikmatan lain, seolah sudah tak sabar ingin Mama gendong, maka kaki kanan mu pun tiba-tiba mendorong keluar. Sementara saat itu dokter belum tiba di ruang melahirkan. Suster mulai panik, karena ternyata Mama merasakan dorongan kaki sebelah kirimu menghentak keluar. Mama ingin membantumu segera melihat dunia ini, tapi suster menahan Mama sampai dokter tiba. Hasilnya, kaki kananmu sengaja Mama jepit oleh kedua paha Mama agar kaki kirimu tidak keluar. Subhanallah, Mama ingat betul saat itu, nak. Merasakan kaki mungilmu diantara paha Mama. Hingga akhirnya, dokter datang dan proses melahirkan pun berjalan. Meski kaki yang keluar terlebih dulu, Alhamdulillah Allah Swt memudahkan segalanya, tanpa harus melalui caesar.
Dan malam ini, tiba-tiba saja Mama merasa bersalah padamu, nak. Dari sekian tahun perjalananmu menapaki kehidupan ini, Mama telah melepaskan 2 tahun bersamamu, dan harus rela terpisah jauh darimu. Ini memang tak adil untukmu. Hanya untuk alasan memenuhi kebutuhan hidup dan membantu mencari nafkah, Mama terlalu tega meninggalkanmu di Bandung bersama Nenek. Maafkan Mama ya, nak. Pilihan Mama terlalu egois saat itu.
Tidak bisa dihindari, ketika akhirnya kamu pun tidak begitu dekat dengan Mama di usiamu yang masih balita. Karena Mama hanya bisa menemuimu menjelang weekend, lalu kembali ke ibukota untuk memenuhi kewajiban lain dengan rasa dilema akan sebuah pilihan. Hingga akhirnya terjadilah sebuah kecelakaan motor tahun 2006 yang menyebabkan sebagian wajah Mama tak berbentuk, Mama ingin sekali memelukmu, Mama bersyukur karena Allah Swt masih memberikan kesempatan kepada Mama untuk menunggumu datang dari Bandung. Meskipun Mama harus menahan sedih, ketika kamu merasa asing pada Mama karena tidak mengenali wajah Mama, dan enggan Mama peluk. Mama ingat sekali saat itu, nak. Kamu hanya melihat Mama dengan wajah polos, seolah-olah ingin mengungkapkan, “Kenapa wajah Mamaku begitu?” Tapi tak apa, nak. Mama mengerti. Melihatmu datang saja, Mama merasa semakin lebih baik.
Waktu berjalan, akhirnya Mama memutuskan untuk berhenti dari dunia kantor yang memberikan banyak kesempatan, lalu memilih untuk menemanimu bersama calon adik yang akan lahir saat itu. Dan Mama sama sekali tidak menyesalinya. Karena, kamu tahu, nak? Berada bersamamu, adik Zahran dan Ayah, meski hanya di ruangan kontrakan kecil di sudut Jakarta, adalah kebahagiaan yang tidak tergantikan oleh apapun. Itulah saat-saat indah kebersamaan kita sekaligus menjadi awal kita dalam menyempurnakan puzzle kehidupan.
Zahran – Vinka – Mama
Melewati hari-hari bersamamu, sepertinya tak mudah, nak. Perpisahan 2 tahun telah membuatmu menjadi dekat dan lekat pada sosok nenek yang menemanimu saat itu. Mama mencoba memahaminya, karena semua itu membutuhkan proses. Dan Mama pun tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Saat itu yang Mama rasakan, adalah kita telah bersama, dan saatnya memulai dan membuat kebahagian bersama tanpa perlu khawatir terpisah lagi. Ya, itu yang terpenting. Selain itu, nenek pun telah membantu menjadikanmu sosok yang periang, sosok yang menyenangkan dan sehat.
Kini, di usiamu yang menginjak 10 tahun, keinginan untuk mendengarkan segala cerita dari kegiatan yang kamu lakukan, sudah mulai berjalan dengan baik. Meskipun saat ini Mama masih saja sibuk dengan urusan Mama, kamu tak pernah menuntu apapun. Kamu dan Adik Zahran selalu megantar dan menyambut Mama tatkala Mama pulang dari beraktivitas. Hampir tiap hari, kamu bercerita tentang seorang teman di sekolah, tentang kecintaanmu membaca buku lalu menceritakannya lagi pada Mama, tentang group boyband yang kamu suka, tentang seorang teman yang kamu sukai, Hiihii… Bahkan, kamu rela menunggu Mama pulang dari beraktivitas, untuk menyampaikan bahwa, kamu sudah mendapatkan palang merah di bulan Juni lalu. Ya Allah… gadis kecilku. Sepertinya baru kemarin Mama berusaha keras untuk mendekatimu, sepertinya baru kemarin Mama mencoba menjadi teman bagimu, dan kini… kamu menjadi seorang anak gadis yang bertumbuh dengan cepat, seperti seorang sahabat dan perwujudan diri Mama.
Vinka
Sejak kecil kamu tak pernah meminta apa-apa, kamu adalah anak penurut. Kamu hanya mengangguk tatkala ditawarkan makanan, atau benda-benda lain tanpa meminta yang tidak tersedia. Kamu selalu menuruti apa yang menjadi arahan Mama dan Ayah. Namun, Mama yakin, di balik rasa diammu, kamu memiliki harapan dan cita-cita besar dalam pikiranmu. Kembangkan itu semua ya, nak. Selama Mama dan Ayah masih ada, maka kamu tak perlu menghawatrikan apapun. Kami akan ada untuk membantu mewujudkan harapan dan impianmu. Begitupun untuk adikmu, Zahran.
Jika nanti Mama tua dan renta, tak perlu khawatirkan Mama, karena Mama akan tetap menjagamu. Dan jika waktu tempuh Mama dalam menjalani kehidupan ini tak cukup lama, jagalah Mama dan Ayah dengan doa tulusmu, ungkapkan selalu di setiap rakaat sholatmu, perkuat di setiap sudut malammu, dan dekatkan selalu dirimu pada Sang Pencipta. Di usiamu saat ini, kamu bisa menjadi seorang Kakak yang begitu perhatian, kakak yang begitu mencintai adiknya, maka kelak kalian besar nanti, Mama tidak khawatir, bahwa kamu mampu menjaga adikmu dan membimbingnya. Karena kamu sudah membuktikannya saat ini. Ah, Mama sangat mencintai Kakak Vinka dan Adik Zahran.
Putriku sayang, Vinka….
Puzzle kehidupan selalu tak mudah, kamu harus mencoba mencari partikel-partikel kehidupan dari setiap sudutnya, untuk dikembangkan menjadi bentuk yang utuh. Kelak kamu akan menemukan rasa bosan, jenuh mencari-cari setiap kepingannya. Tapi percayalah pada satu hal. Meski kepingan itu tak beraturan, meski kepingan itu terpecah-pecah, puzzle kehdiupan akan selalu menunjukkan bentuknya, selalu memberikan impian dan harapan di setiap kesempatan. Percayalah pada dirimu sendiri, nak. Dalam setiap tempat di hati Mama, selalu ada namamu, dan Mama doakan di setiap sujud dan nafas Mama. Cinta Mama tak pernah habis untukmu.
With love… Mama, Ayah & Adik Zahran…
*************

Memiliki satu putri dan satu putra dengan segala cerita di dalamnya, dan membingkainya dalam pigura hati, adalah kebahagiaan yang terindah untuk saya. Meski saya masih menginginkan (mungkin) 2 anak lagi, tapi dengan hadirnya 2 malaikat kecil saat ini tentulah tak akan pernah habis cerita ini. Lalu, bagaimana dengan sahabat saya yang memiliki 3 putri dan 2 putra, mak Sary Melati? Tentu akan banyak sekali yang menjadi catatan indah dalam kesehariannya. Maukan dirimu membagi kisah indahnya dalam tantangan “Dear Daughter” #MakminKEB ini, mak Sary? 

Share:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram
  • Email
  • Print

Filed Under: catatan hati, Family, Inspirasi Mama Tagged With: Dear Daugther

About Mira Sahid

Lifestyle Blogger | Licensed STIFIn Promotor | Pegiat Literasi Digital | Wakil Ketua Umum Siberkreasi Bidang Kemitraan dan Komunitas | Yoga Instructor | Digital Parenting Enthusiast | Personal Genetik Enthusiast | Women and Community Empowering

« Perawan atau Tidak? Tes dulu!
Kopdar & Halalbihalal Kumpulan Emak Blogger »

Comments

  1. Indah Juli says

    28/08/2013 at 8:04 pm

    Tulisan ini akan menjadi kenangan-kenangan dan sejarah juga buat Vinka, betapa cinta Mama akan selalu menyertai hidupnya.

    Terima kasih sudah berbagi, Mira Sahid, semoga apa yang kamu doakan untuk Vinka terwujud *kisskissbuat kakak Vinka*

    Reply
  2. RedCarra says

    28/08/2013 at 8:28 pm

    Huaaaa T____T
    Peluk untukmu dan semua, Maaaak!

    Jadi panik, aku nanti bakalan nulis apa huhuhu..

    Terima kasih sudah sharing, Mak. Speechless.

    Reply
  3. Reni says

    28/08/2013 at 8:33 pm

    Membaca artikel ini sampai meneteskan air mata, tulisan ini akan msnjadi saksi bisu tentang kecintaan seorang ibu pada putrinya 🙂 Nice post.

    Reply
  4. liannyhendrawati says

    28/08/2013 at 9:24 pm

    hiks jadi terharu *usap air mata
    Smoga smua doa dan harapan buat Vinka terkabul ya mak..

    Reply
  5. marsudiyanto says

    28/08/2013 at 9:34 pm

    Saya jadi bisa belajar pada tulisan Mbak Mira, karena kedua anak saya cowok semua…
    Dan saya belum pernah bikin puisi untuknya

    Reply
  6. Lusi says

    29/08/2013 at 1:11 am

    Yo wes sini kasih aku tissue huhuhhuuuuuuuu nangis malem2

    Reply
  7. Nophi says

    29/08/2013 at 7:14 am

    terharu mbak…
    nice post,

    Reply
  8. Umi Azzahra says

    29/08/2013 at 8:58 am

    Sangat menyentuh sekali mbak…. 🙂

    Reply
  9. Situs Jual Beli Online says

    29/08/2013 at 9:11 am

    Maak makasiih tulisannya seolah aku2 yang menulis, turut merasakan danterbawa suasana..
    Makasih ya telah membuatku mengeluarkan air mata kebahagiaan #terharuu

    Reply
  10. Hani S says

    29/08/2013 at 9:13 am

    Oke mak, hati saya meleleh pagi2..
    Inspirasi utk bisa berjuang di meja jihad beberapa bula lagi. Dan meluangkan sebanyak mungkin waktu bagi si buah hati.

    Terus menulis utk para malaikat kecil itu mak.. *ketjup*

    Reply
  11. cheila says

    29/08/2013 at 9:39 am

    aq benar-benar terharu….

    salam buat kakak vinka ya teh

    Reply
  12. Rachmawati yusuf says

    29/08/2013 at 12:18 pm

    tulisan ini mengingatkan pada perjuangan mama ketika mangandung sy dahulu…

    juga mengingatkan 7 bulan perjalanan saya mengandung yang paling tercinta, calon anak yg sholih…

    T___T

    Reply
  13. fitri anita says

    29/08/2013 at 12:20 pm

    nice post mbak mira..bagus banget postingannya

    Reply
  14. Bunda Kanaya says

    29/08/2013 at 1:07 pm

    setiap ibu selalu berusaha memberikan yang terbaik ya mbak buat anak-anaknya… tulisan mba Mira bikin aku terharu.. :'(

    Reply
  15. Karryna says

    29/08/2013 at 1:17 pm

    Terharu bacanya, meleleh ni mara Mak. Semoga Vinka jadi anak kebanggaan dan cantik selaluuu!

    Reply
  16. Winda Krisnadefa says

    30/08/2013 at 9:54 pm

    Aaakkk
    …usap air mata bacanya…:’)

    Reply
  17. IrmaSenja says

    02/09/2013 at 8:36 am

    Vinka dan Zahran akan slalu ingat betapa mamanya sangat mencintai mereka, dan mereka akan slalu bangga padamu mba *peluk

    Reply
  18. Keke Naima says

    02/09/2013 at 11:50 am

    duh, seperti biasa kalimatnya selalu bagus *speechless

    Reply
  19. Om Srondol says

    02/09/2013 at 1:21 pm

    masih syok ama Vinka yang tingginya mo ngalahin emaknya… ckckckkc

    Reply
  20. Sary Melati | @saryahd says

    06/09/2013 at 4:05 pm

    Ternyata aku belum komen di sini. Terlalu sibuk jalan-jalan ke luar negeri #plak 😀

    Mak, mengenal dirimu, aku yakin Mira punya cinta tak terbatas untuk Vinka dan Zahran. Dan, mereka pasti sangat bangga dan bersyukur punya mama yang hebat seperti dirimu. Aku juga bangga bisa mengenal dan bersahabat denganmu 🙂

    Reply
  21. bunda aisykha says

    07/09/2013 at 10:35 am

    jadi ibu memang “sesuatu” banget,,biar bgaimanapun,,ibu akan selalu brusaha mmberi yg terbaik apapun yg terjadi,,tengkyu sharingnya mba myra,,

    Reply
  22. alaika abdullah says

    07/09/2013 at 7:31 pm

    Kaka Vinka pasti bangga punya Mama spt dirimu, Mak. Ya kan, Ka Vinka? Dan tante Al yakin banget, harapan Mama Insyaallah akan terwujud dengan baik, melihat Kaka Vinka yang begitu baik hati dan penyayang, pasti akan tetap menjadi Kaka yang selalu welas asih dan ngayomi terhadap adik Zahran. Juga akan menjadi putri terkasih Mama dan Ayah, yang akan selalu menghadiahkan cinta kasih dan doa bagi mereka, ya kan Ka?

    Mak, terharu banget membaca tulisanmu ini, what a great mom you are! *BigHugandKisses.

    Reply
  23. Mugniar says

    07/09/2013 at 9:34 pm

    Waah anak gadis …. pinter pula ambil gaya saat difoto persis mamanya.
    Moga kedekatannya semakin besar dan berkah buat keduanya. Sukses ya VInka n mamanya 🙂

    Reply
  24. Mugniar says

    07/09/2013 at 9:34 pm

    Aihhh komen saya manaa tadi?

    Reply
  25. anny says

    07/09/2013 at 10:12 pm

    Mak Puisinya Indah.
    Vinka sekarang tumbuh jadi gadis mungil yang cantik. Perjuangan mama yang selalu ingin memberikan yg terbaik buat Vinka. Salut 🙂

    Reply
  26. Christanty Putri Arty says

    08/09/2013 at 1:09 am

    semoga sharing artikel dalam blog ini bisa menjadi kenangan manis untuk anak-anak nantinya yaa Mak..salut untuk mak satu ini yang hebat dan penuh perjuangan 🙂

    Reply
  27. catatan kecilku says

    08/09/2013 at 10:49 am

    Mak… selalu saja kisah antara Mama dan putri tercinta mampu menerbitkan haru yang luar biasa.
    Seneng sekali membaca sharing emak2 Blogger ttg putri2 tercinta mereka. 🙂

    Reply
  28. Santi Dewi says

    11/09/2013 at 11:41 am

    Vinka mengerti bahwa mamanya sangat mencintainya. Salam hangat buat Vinka 🙂

    Reply
  29. indah nuria Savitri says

    12/09/2013 at 4:48 pm

    cinta sejati yang tidak pernah akan luntur ya mak….gentle reminder untuk selalu ingat mengekspresikan cinta kita ke anak-anak…kiss kiss buat Vinka mba…terakhir acara di Pusdiklat Kemlu sempet ketemu anak-anakku kan mak :D…

    Reply
  30. NOE says

    13/09/2013 at 8:50 am

    Heuheu… puisi diatas itu ngeplak banget ya, pas bagian puzzle. iya, hidup memang pilihan. Dan sedih banget pasti pas anak nggak mau dipeluk. Dulu, aku jg nitipin anak di lampung, sediih banget kalo pas ditelpon dan mereka sama skali nggak mau diajak ngobrol 🙁

    Reply
  31. noe says

    13/09/2013 at 8:56 am

    Puisinya baguus, meweek.. tak kira udah mulai disitu suratnya, nggak taunya dibawah puisinya surat sebenernya yang bikin tambah nangis batin heuheu

    Reply

Terima Kasih Komentarnya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Heloo… Mira’s here

Founder Kumpulan Emak Blogger | Yoga Teacher | Community Manager | Lifestyle and Parenting Blogger | Purple & Coffee Lover Read More…

Founder of KEB

 photo keb_zps7765220c.png

Follow My Blog

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Recent Posts

  • Mengurai Pelik Dengan Peluk
  • #CeritaTemanMira Perihal “Membuka Diri” Yang Dialami Ibu Tunggal
  • Februari Yang Menguras Hati
  • Hati-hati, Jadi Perempuan Jangan Terlalu Kuat
  • Katanya, Self Love
  • Berbenah Tak Pernah Salah
  • Penuhi Hak Tubuh Saat Pegal Linu dengan Tiger Balm
  • Apakah Saya Butuh Menikah?
  • Hidup Saat Ini!
  • Jika Harapan Tak Sesuai Kenyataan

Archives

Top Posts & Pages

  • Suka Duka Menjadi Team Leader
  • Mengurai Pelik Dengan Peluk
  • Mengikat Pasangan
  • Ketika Menjadi Single Parent
  • 7 Cara Mengelola Stres untuk Single Mom

Latest Posts

  • Mengurai Pelik Dengan Peluk
  • #CeritaTemanMira Perihal “Membuka Diri” Yang Dialami Ibu Tunggal
  • Februari Yang Menguras Hati
  • Hati-hati, Jadi Perempuan Jangan Terlalu Kuat
  • Katanya, Self Love

Grab My Banner

 photo banner10_zps502f511e.png

Recent Comments

  • Mira Sahid on Mengurai Pelik Dengan Peluk
  • Mira Sahid on Mengurai Pelik Dengan Peluk
  • Ranny on Mengurai Pelik Dengan Peluk
  • yekti on Mengurai Pelik Dengan Peluk
  • Mira Sahid on #CeritaTemanMira Perihal “Membuka Diri” Yang Dialami Ibu Tunggal

Copyright © 2022 · Mira Sahid · Custom Design by Shinta Co

Copyright © 2022 · Inspirasi Mama on Genesis Framework · WordPress · Log in