Indonesia Lifestyle Blogger & Empowering Women by Mira Sahid

Indonesia lifestyle Blogger, Empowering woman, Yoga Instructor, Social Media Enthusiast

Menu
  • Home
  • Inspirasi Mama
    • Family
    • Inspirasi Mama
    • Parenting
      • Dunia Ibu
      • Dunia Anak
    • Pengembangan Diri
      • Renungan
    • Cerita Inspiratif
    • Cerita Kehidupan
    • Soal Perempuan
    • Sosok
  • Lifestyle
    • Social Media
      • Blog Competition
      • Twitter
    • Hiburan
    • Cerita Fiksi
    • Komunitas
      • KEB
        • Kumpulan Emak Blogger
    • Review
    • Wisata
  • Ruang Yoga
  • Disclosure
You are here: Home / Lifestyle / #EdisiCurhat “Sibuk Terus!”

#EdisiCurhat “Sibuk Terus!”

11/02/2016 by Mira Sahid 27 Comments

Kali ini saya lagi enggak bisa menuliskan kisah seperti bahasan biasanya alias tema-tema semacam #ThankYouILearn. Kenapa Mira, lagi baper ya? Hmm, baper banget enggak sih, hanya pengen sedikit mengeluarkan uneg-uneg saja. Ini penting buat saya pribadi, karena sudah seringkali saya merasa tidak nyaman dengan satu kalimat seperti  “Iya, mau undang Mira tapi kamunya sibuk terus.” And you know gaes? Kalimat itu asli, jleb banget buat saya. Entah kenapa, hanya saja sampai sekarang saya merasa belum ada sisi positif yang bisa saya pahami. *masalah elo dong, Mir. Memang! Mau cuek aja, ya sedikit kepikiran juga. Sementara, yang bilang tersebut, tau enggak kondisi sebenarnya? Jangan-jangan hanya berdasarkan persepsinya sendiri atau cukup dengan apa yang dilihatnya saat saya lagi dimana, atau sedang ngapain, dan dengan siapa. Apa dipikirnya saya sibuk kesana kemari hanya buang-buang waktu?

But wait, saya coba telaah dulu ya.

Ketika sebuah acara dibuat dengan tujuan untuk berbagi ilmu, atau sekedar silaturahim santai, biasanya dalam satu circle akan saling mengajak satu sama lain. Perkara mau datang atau tidak, itu menjadi urusan nanti. Intinya, kalau mau undang, ya undang saja dulu. Simpelnya gitu. Tapi jadi beda kondisinya, ketika (entahlah) dalam satu circle atau bukan, belum mewujudkan niat mengundang, sudah memberi judge duluan, “Ah, palingan si A sibuk terus,” dengan landasan persepsi pada apa yang dilihatnya selama ini. Akhirnya, tercetuslah kalimat tersebut saat acara telah selesai dilaksanakan. Yah, mending enggak usah dibilangin kalau niat mau mengundang, tapi sebatas niat. *baper detected

IMG_4019

Warbiyasaknya, kalimat tersebut seringkali saya dapat dari circle terdekat saya. Iyaa, temen nongkrong atau hang out lah, yang bukan sekali atau dua kali ketemu dan nyirih bareng. Awal-awal, saya selalu menyadari, oh iya… mungkin memang saya sibuk. Atau memang kebetulan jadwalnya selalu bentrok. Lama-kelamaan… kok tanduk saya seperti mau keluar ya. Masalahnya adalah… “kelihatan sibuk, dengan sibuk beneran untuk ikhtiar kan beda.” Dan, kita semua memiliki situasi dan kondisi yang berbeda, dimana ada alasan kuat kenapa pada akhirnya, saya atau siapapun harus bersibuk ria dengan segala remeh temehnya. Apalagi terkesan terkesan selalu meninggalkan anak di rumah. Tambah lagi deh, “anak kamu enggak apa-apa ditinggal-tinggal terus tuh?” Bleh!

Dulu pernah ada salah satu sahabat saya mengungkapkan hal tersebut. Padahal kondisinya, dia tau betul atas ketidaknyamanan saya tersebut. Saat kalimat tersebut terucap, saya diam dan hanya memberi senyuman. And you know? Enggak berselang lama dia langsung japri dan meminta maaf. Dia baru ingat bahwa saya paling enggak nyaman dijudge seperti itu. Well said, saya enggak marah juga, dan lega karena dia kemudian ingat atas ketidaknyamanan saya tersebut. *problem solved!

Dan sekarang coba kita pahami bersama, bahwasanya kita hidup memiliki tingkat kebutuhan masing-masing, kita punya target masing-masing. Saya sibuk, bukan untuk main-main, bukan sibuk yang cuma ngobrolin berlian, mobil kamu apa sekarang, atau liburan ke mana saja. Tapi saya ya kerja, cari nafkah juga buat nyambung makan dari hari ke hari, supaya bisa ajak anak-anak sekedar nyicipin yang namanya steak atau liburan ke pantai, dan juga beli bedak atau… well… banyak alasan sebenarnya. Tapi dengan semua yang saya lakukan, sebaiknya nggak perlu juga men-judge saya dengan kata-kata “kamu kan, sibuk terus”. Meskipun jika dilihat dari persepsi lain, bisa saja hal tersebut jadi doa biar rejeki saya bertambah. Tapi please… penerimaan saya dengan kalimat tersebut masih belum match dengan rasa dan pikiran saya. Boleh ya, kita saling memahami satu sama lain tanpa harus men-judge.  Apalagi sebagian teman-teman saya juga, kalian bekerja kan, tau bagaimana sibuk dalam arti sebenarnya dan capeknya ketika harus berjuang menyambung hidup.

Tapi percayalah, sebuah ajakan untuk menghabiskan waktu bersama, atau sekedar ngopi bareng, dan  meski itu sebatas basa-basi, akan membuat seseorang di sana merasa dihargai, merasa memiliki sahabat atau keluarga yang membutuhukan kehadirannya. Ini bukan tentang saya saja, tapi siapa tau ada juga yang merasakan seperti saya di luaran sana.  So, shut up, and be respect ok beibs. Sejauh ini, saya selalu mengusahakan untuk membagi waktu. Apalagi untuk urusan silaturahim dalam satu circle pertemanan. That’s it!

And last,  tuilisan siang ini saya buat dalam keadaan release, sambil santai aja di rumah plleuuss minum secangkir kopi, pleuuuuss lagi, nggak bermaksud saya tujukan hanya untuk satu orang, tapi untuk semua rangkaian kalimat yang pernah terucap dari sahabat, teman, ataupun keluarga. Dan jujur, saya menulis hanya untuk melepaskan ketidaknyamanan ini, saya ingin buang jauh-jauh energy negative ini, supaya enggak menjadi penyakit hati buat diri saya sendiri, dan enggak menjadi beban yang lama-lama bisa jadi boom waktu. Siapa tau ke depannya saya bisa lebih positif menyikapinya.

Eh, balik lagi ke paragraf awal tentang tagline saya. Ternyata tetap masih ada unsur #ThankYouILearn nya nih. Yup, terima kasih karena mengajarkan saya untuk jujur pada perasaan saya sendiri, dan saya enggak marah atas hal tersebut. Rasanya lega dan plong aja sudah dituangkan dengan menulis. Semacam self healing gitu deh. So, mari jalani lagi rangkaian hari dengan senang 😀

Share:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram
  • Email
  • Print

Filed Under: Lifestyle, Sharing, ThankYouILearn Tagged With: EdisiCurhat, ThankYouILearn

About Mira Sahid

Lifestyle Blogger | Licensed STIFIn Promotor | Pegiat Literasi Digital | Wakil Ketua Umum Siberkreasi Bidang Kemitraan dan Komunitas | Yoga Instructor | Digital Parenting Enthusiast | Personal Genetik Enthusiast | Women and Community Empowering

« Memahami Perjalanan Pendidikan yang Tepat Bagi Anak
Macaroni Cheese PLus New Indomilk UHT »

Comments

  1. widyanti yuliandari says

    11/02/2016 at 8:09 pm

    Pernah di posisi yang sama. Dan rasanya memang tidak nyaman.

    Reply
    • Mira Sahid says

      11/02/2016 at 8:54 pm

      Terus, apa yang dilakukan mak?

      Reply
  2. @kakdidik13 says

    11/02/2016 at 8:48 pm

    Tetap semangat mbak mira, apapun yang dibilang orang biarin aja hehehe #positifThinking hehehe

    Reply
    • Mira Sahid says

      11/02/2016 at 8:55 pm

      Uwuwuwuw semangat terus kok. Makasih ya Dek

      Reply
  3. Desy Yusnita says

    11/02/2016 at 10:18 pm

    I have been there too. Emang sih ga enak, tapi aku coba enjoy aja sama lingkungan terdekat. Ga mau maksain untuk orang melakukan apa yg kita mau. Toh mereka juga ga paham kebutuhan kita. Cari yang bikin enjoy aja mba, toh susahmu mereka juga ga tau. Yang penting tujuan utama kita memilih jalan yang sekarang (untuk keluarga) tercapai. Kalau lagi stress atau baper, aku biasanya hang out aja sama temen-temen kantor atau secara accidental gabung sm siapa yg lagi hang out ( yg bikin qta nyaman biasanya). Begitulah….

    Reply
    • Mira Sahid says

      11/02/2016 at 10:27 pm

      Iya emang bener, kita enggak bisa paksakan orang untuk ikuti maunya kita. Yaa, at least aku plong dikit lah mak, namanya juga curhat. Soal enjoy. I’m doing that every minutes that I have 🙂 *thinkyiu

      Reply
  4. rita asmaraningsih says

    11/02/2016 at 10:45 pm

    Dibikin nyantai aja Mba.. Kalau dipaksakan orang ngikutin maunya kita biasanya malah mereka ogah.. Tetapi kalo nyantai nawarinnya apalagi kesannya gak maksa malah banyak koq yang ngikut.. Btw, sukses terus ya Mba acara2nya.. Kapan nih nyebarang ke Sumatera?

    Reply
  5. Nurul Al Amin says

    11/02/2016 at 11:45 pm

    Semoga senantiasa sehaaat ya kakak mira (lagi pengen kak, bukan mak pon). Hidup penuh berkah, manfaat, dan berlimpah kebahagiaan….
    Aamiin

    Reply
  6. Khalida says

    11/02/2016 at 11:48 pm

    Puk puk mak mir… tetap semangat and ceria.Kalo aq malah kebalikannya sering dituding kamu kan gak ngapa2in wkwkwk …

    Reply
  7. Pakde Cholik says

    12/02/2016 at 5:28 am

    Dalam sebuah pergaulan baik kekerabatan maupun persahabatan ada saja orang- orang yang secara perlahan- lahan mencoba memisahkan diri dari kita, Jeng. Alasannya bermacam- macam. Ada yang menganggap kita tidak pas lagi dengannya karena kita tidak sejaya seperti dulu. Sebaliknya ada yang menganggap kita berubah setelah kita lebih berjaya. Bahkan warna bendera pun bisa menyebabkan kekerabatan atau persahabatan menjadi renggang,

    Dari kondisi itulah kemudian muncul istilah sahabat sejati. Dia tetap bersahabat dengan kita apapun keadaan kita. Sahabat seperti ini bukan hanya suka memberi gula tetapi juga tak segan- segan memberi kita pil kina. Jika dia melihat kita ada gejala mau melenceng maka dia tak segan- segan mengingatkan agar kita kembali ke koridor yang benar. Dia juga tak segan membantu ketika kita membutuhkan. Tetaoi dia tak lantas memanfaatkan diri kita manakala kita mempunyai kedudukan, jabatan, pangkat, dan harta berlimpah. Baginya, persahabatan lebih tinggi nilainya daripada kemewahan- kenewahan yang lainnya.

    Kita bisa menjadi sahabat sejjati jika kita juga berlaku yang sama. Berbuat baik itu universal dan Tuhan tidak pernah menyia- nyiakan suatu kebaikan, siapupun yang menebarnya.
    Salam hangat dari Jombang.

    Reply
  8. Yulia Rahmawati says

    12/02/2016 at 7:14 am

    Cemangaaaaaat 🙂

    Reply
  9. Widi Utami says

    12/02/2016 at 8:15 am

    iiiiih, itu saya banget, Mak. Hahahaha.
    Resiko bumil yang sempat dapet warn bed rest, plus lagi nyelesein skripsi, dapet kata-kata seperti itu udah jadi makanan sehari-hari. Padahal yah… sempat lah kalo cuma sekedar nongkrong di cafe ngabisin es krim. xD

    Reply
  10. Indah Juli says

    12/02/2016 at 8:47 am

    Kalau aku sih sekarang udah tahap masa bodoh dengan pendapat orang 😀
    Dengarin atau baca aja, tapi ngak komen atau jawab.

    Reply
  11. Widy Darma says

    12/02/2016 at 9:07 am

    Aku juga suka dibilang sibuk sama temen, tapi biasanya aku bercandain sih :

    “Epekeeehhhhhhh? Berasa artis ibukota aja ghue” :))

    Ada juga sahabat yang sibuk banget, jauh lebih sibuk daripada aku. Susah banget pokoknya kalau mau ngechat. Chat aja susah apalagi ketemuan. Tapi ya, pengertian aja. Hehehe… Kalau lagi pengen banget ngobrol satu-satunya jalan ya nelpon. Sebenarnya dia juga selalu berusaha ada waktu buat kita kok, asalkan kita juga bisa ngerti aktivitasnya dia. Paling pas ketemuan main ledek-ledekan aja.

    “Bulan depan gue booking jadwal lo yah, tanggal sekian. Awas, jangan sibuk-sibuk” dianya juga ketawa-tawa jadinya.

    Terkadang harus jadi sahabat yang visioner dan terorganisir buat ketemuan sama dia 😀

    Reply
  12. Nur Islah says

    12/02/2016 at 9:31 am

    judge yg tidak berperasaan kemarin sy terima, salah sih memang karena sy telat ke kantor, tp masa saya dibilang gara2 sy telat bangun. Blom tau dia kl sy pontang-panting masak buat sarapan, mandikan anak, suapin anak, antar anak ke sekolah. tapi ya gitu, ditelan saja sambil urut2 dada, keknya harus jadi postingan nih hehehe

    Reply
  13. ipeh alena says

    12/02/2016 at 9:36 am

    Komentarnya pakde Cholik sungguh membuat saya mendelep, pasalnya saya malah lagi berada di masa tersebut, ‘merasa dijauhi’ tapi di sisi lain justru bertemu dengan orang2 yang lebih tulus. Meski belum dekat. Tapi, memang, apa pun yaa yang namanya undangan memang sesuatu yang berharga, ya. Meski rasanya menohok, ternyata ketika saya bersahabat dengan rasa tidak nyaman kemudian deal with it yaudah, dont care aja jadinya.

    Malah jadi saya semacam bikin tameng juga sih, “lo ga ngundang gue ga akan rugi guenya. Karena level lo jauh di bawah gue.” Wakakakakakakak ini mah mode devil in me mak 😀

    Salam lempeng 🙂

    Reply
  14. Novia Syahidah says

    12/02/2016 at 9:45 am

    Hehe, yuk semangat lagi bersibuk ria! Pestawirausaha di depan mata 😉

    Reply
  15. kania says

    12/02/2016 at 11:00 am

    mak, saya juga suka menyibukkan diri, bukan apa2 kalau bengong saya suka kepikiran yg sedih2..tp kadang orang ga mengerti ya apa yg kita lakukan kalo udah gitu saya biasanya nangis sendiri sambil dengerin Alquran atau lagu sedih, curhat sama temen, telpon oratu dan minta doa dan sebagainya…abis itu..plong! eh ya ngopi juga 😀

    Reply
  16. Rahayu Pawitri says

    12/02/2016 at 12:17 pm

    Baru saja mengalami hal yang sama mbak, dilaporin ke mertua karena jarang nongkrong di depan rumah. Yah, sadar aja memg itu resiko kerja dr rumah to, raga dirumah, pikiran ga dirumah.
    Terima kasih untuk curhatannya, akan saya ingat untuk tidak mudah mengomentari aktivitas seseorang.

    Reply
  17. Naqiyyah Syam says

    12/02/2016 at 2:16 pm

    Tidak semua orang paham apa yang kau pikirkan. Dan tak perlu juga harus dijelaskan secara detail. Orang belum tentu empati. Kadang malah sibuk mencibir.

    Jadi…aku memilih untuk mengabaikan orang yang mencibir itu.

    Reply
  18. ima says

    12/02/2016 at 4:31 pm

    Karena kita tidak mungkin membuat semua orang suka pada pilihan dan apa yg kita lakukan.. *_*

    Reply
  19. Uniek Kaswarganti says

    12/02/2016 at 4:54 pm

    Ya begitu deh yg kualami sejak harus mencangkul tahun 2000an Mak, banyak teman main yg bilang aku begini begitu, ga asyik, ga bisa diajak jalan kemana2. Sampai udah ga berasa lagi dibilangin apa2 saking seringnya hehehee… lha gimana lagi, apa yg kualami kan ga bisa disampaikan kepada mereka yg memiliki banyak waktu utk ini dan itu. Dengan segala keterbatasan waktu aku tetap harus bersyukur sudah diberi kemudahan hidup dibandingkan dg orang lain yg hidupnya jauh lebih susah. Palingan gitu aja sih mak yg bikin hati bisa tenang.

    Reply
  20. Mugniar says

    14/02/2016 at 6:19 pm

    Hm, setuju sama semuanya, Mak. memang mendingan jujur begini, kalau misalnya ada yang bilang baper, biar sajalah, hehehe.

    Jadi ingat ada komen di blog saya yg katanya ibu2 yg ngeblog ada yang menghadiri ini-itu meninggalkan keluarganya, mendoakan sih … katanya supaya saya tak demikian. Jadi agak sebal karena ini keliatan nge-judge.

    Sy langsung balas komen dan bikin tulisan yg isinya ada miripnya dengan postingan ini. Sy blg bahwa sy keliatan sibuk ken satu kegiatan bisa saya bikin bbrp tulisan. Padahal sy kebanyakan di rumah. Trus sy bilang juga kalo teman2 yg emak2 blogger, mereka pasti sudah punya komitmen dengan pasangannya/keluarganya. Bukan juga berarti ninggal2in keluarga begitu saja. Cuma karena memang kita blogger ya kudu dekat dengan medsos jadi kesannya sibuk terus. Kayaknya risiko, ya Mak ….

    Reply
  21. Hari Mulya says

    16/02/2016 at 11:26 pm

    salam kenal dulu..

    Reply
  22. Inuel says

    17/02/2016 at 12:18 pm

    Kalau saya, yang penting gak ganggu merea aja :D, cuek haha.. mungkin setiap orang berbeda 😉

    Reply
  23. nunik utami says

    18/02/2016 at 9:23 am

    Heeuu beneerr, kalo ditanya: nggak apa-apa tuh, ninggalin anak-anak melulu? Itu rasanya jleebb banget. Sakit, tapi ya harus. Wong ninggalinnya juga dalam rangka menyiapkan amsa depan untuk anak. Ya, kan?

    Reply
  24. Lusi says

    24/02/2016 at 6:47 pm

    Ya emang kamu sibuk kan, sibuk cari nafkah. Kalau mau dengerin apa kata orang dari sisi manapun tetep salah. Apakah dengan aku jaga anak melulu terus jadi mulia dimata orong? Nggak kok, ada yg nganggap itu looser & nggak bermanfaat bagi masyarakat. I stop listening to people like that. Suka2 aku aja.

    Reply

Terima Kasih Komentarnya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Heloo… Mira’s here

Founder Kumpulan Emak Blogger | Yoga Teacher | Community Manager | Lifestyle and Parenting Blogger | Purple & Coffee Lover Read More…

Founder of KEB

 photo keb_zps7765220c.png

Follow My Blog

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Recent Posts

  • Membangun Support System Bagi Ibu Tunggal
  • Berjuang Lagi, Ya
  • Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Mengurai Pelik Dengan Peluk
  • #CeritaTemanMira Perihal “Membuka Diri” Yang Dialami Ibu Tunggal
  • Februari Yang Menguras Hati
  • Hati-hati, Jadi Perempuan Jangan Terlalu Kuat
  • Katanya, Self Love
  • Berbenah Tak Pernah Salah
  • Penuhi Hak Tubuh Saat Pegal Linu dengan Tiger Balm

Archives

Top Posts & Pages

  • Membangun Support System Bagi Ibu Tunggal
  • Mengikat Pasangan
  • Sebuah Pertanyaan Tentang Broken Home
  • Anak Minta Disunat, Jangan Ditunda!
  • Penuhi Hak Tubuh Saat Pegal Linu dengan Tiger Balm

Latest Posts

  • Membangun Support System Bagi Ibu Tunggal
  • Berjuang Lagi, Ya
  • Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Mengurai Pelik Dengan Peluk
  • #CeritaTemanMira Perihal “Membuka Diri” Yang Dialami Ibu Tunggal

Grab My Banner

 photo banner10_zps502f511e.png

Recent Comments

  • Mira Sahid on Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Mira Sahid on Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Mira Sahid on Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Mira Sahid on Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar
  • Begras Satria on Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar

Copyright © 2023 · Mira Sahid · Custom Design by Shinta Co

Copyright © 2023 · Inspirasi Mama on Genesis Framework · WordPress · Log in