Manusia terlahir dengan akal pikiran, rasa dan keinginan yang berbeda-beda. Semua ini sudah menjadi kehendak Allah Swt pada saat meniupkan ruh untuk jasad kita. Sebagai manusia, tak memiliki pilihan ketika lahir untuk menjadi siapa dan bagaimana nasibnya kelak, karena semua itu telah menjadi rahasiaNya.
Lahir dari seorang rahim perempuan, tumbuh hingga akhirnya mengenal dunia ini, adalah menjadi bagian terpenting bagi seorang manusia. Semua proses itu menjadikan kita mengenal makna kehidupan yang di dalamnya akan terdiri dari berbagai kisah. Apakah setiap manusia akan merasa bahagia terus? Atau, apakah setiap manusia akan merasa sedih tak berkesudahan? Ada sebuah pepatah (entah kata motivator) bahwa, kesuksessan, menjadi kaya atau miskin bukanlah sebuah takdir, melainkan sebuah pilihan. Pertanyaannya, “apakah kita sudah menentukan pilihan?”
Sebagai manusia, kita akan menemukan berbagai permasalahan hidup, dari bobot yang kecil hingga terberat sekalipun (menurut kita). Ada yang berusaha terus sambil berikhtiar menjalani serangkaian prosesnya, namun ada juga yang tak sabar dan memilih jalan atau sikap yang tak sesuai dengan norma yang sepantasnya. Lagi-lagi, semua itu adalah sebuah proses bagi setiap manusia…
Bagaimana menyikapi kehidupan yang tak henti memberikan permasalahan untuk kita? Atau, apakah setiap masalah adalah memang benar-benar masalah buat kita? Nah, inilah yang disebut cara kerja mindset (pola pikir), dia terbentuk bukan karena masalah yang timbul, melainkan karena apa yang kita pikirkan, kita rasa secara tidak sadar, dilakukan terus menerus, hingga akhirnya perilaku dan karakter kita terbentuk oleh mindset yang kita ciptakan. Doktrin sejak kecil yang kita terima dari keluarga atau lingkungan secara perlahan masuk ke alam bawah sadar kita, bertahun-tahun hingga semua itu menjadi sebuah bom waktu yang suatu saat bisa meledak. Hasilnya… Akan ada seseorang yang selalu merasa tidak percaya diri, ada seseorang yang merasa bahwa kehidupan tidak adil baginya, ada seseorang yang merasa segala sesuatunya hanyalah sebuah kesulitan dan banyak lagi orang lain yang terbentuk dengan mindset masing-masing.
![]() |
Credit |
Hal yang bisa dilakukan untuk mengubah hal-hal negatif yang tertanam di alam bawah sadar kita tentunya dengan mulai mengubah mindset kita. Tentu, hal ini terlihat basa basi dan standar. Tapi justru dari situlah segalanya akan berubah. Kita harus bisa mengikis sedikit demi sedikit tumpukan ion-ion negatif yang ada dalam diri kita. Itulah sebabnya, kita harus bisa lebih lunak pada sebuah perubahan, lebih siap merangkul perubahan dan menjadikannya sebagai bahan bakar untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Akan terasa sulit awalnya, tapi tentu.. ini kan soal mindset, lagipula segala sesuatunya itu selalu berubah, termasuk kehidupan kita setiap detik, menit hari dan seterusnya. Sejauh mana pikiranmu merasa bahwa segala sesuatunya akan mudah dikerjakan, maka cukup yakini itu saja. Anggaplah setiap kesulitan yang datang sebagai bentuk strategi untuk menuju hal yang akan kita wujudkan.
Hati-hati dengan cara kerja mindset mu… “You are what you think”
“Kamu tidak akan pernah tahu seberapa besar kekuatanmu, sampai kamu benar-benar meyakini bahwa kamu memang kuat”.
Yup mindset yang baik akan menghasilkan hidup yg lebih bae… Walau dlm kenyataannya butuh diolah dan dipupuk terus menerus agar tetap menjadi mind set yg baik *ngemeng opo aku iki
suka banget dengan tulisan ini :
“Kamu tidak akan pernah tahu seberapa besar kekuatanmu, sampai kamu benar-benar meyakini bahwa kamu memang kuat”.
ini baru namany leader ..
intinya selalu positive thinking ya? dan jangan pernah membatasi potensi diri. Diri kita adalah apa yang kita pikirkan… Hais koment sok tau
kalau mau merubah hal yg negatif, mindsetnya juga harus dirubah yah…sambil manggut2 baca postingan ini mencerahkan mak 🙂
membaca tulisan mbak, seperti mengingatkan kepada diri saya sendiri untuk terus menjaga mindset agar selalu berfikir positif 🙂
makasih tulisannya mbak…
yang penting nya mindset positif aja deh hehhe..#maunya
met wiken mak 😀
Setuju dg Mak Echa.. ^^
Kalo dulu, pernah diajarkan sama ahli hypnotherapy utk memasukkan sugesti positif supaya kehidupan juga positif. *halah,soktoy* hehe
Sugesti juga penting, Mak.. hehe
gak bisa bilang banyak deh, cuman kata thank buat motivasinya. salut buat artikel mbak ini!
Mind setku itu aku yakin aku bisa go international di dunia modelling. Halah. Cium wae wes
@Suria : Bener mak… begitulah mindset terbentuk
@Tizara : Ma kasih mba 🙂
@Insan : Ihhik…betul banget kan, ma kasih ya
@Meutia : Hihihi, iya begitulah sepengetahuanku, Meutia
@Tri : Sama mba, saya juga masih proses belajar terus
@Nchie : Iyaa, harusnya begitu ya mak, met wiken juga
@Novia : Betul, afirmasi positif ya
@Bung Penho : Hehhe, mumpung ada inspirasinya, Bung. Ma kasih ya
@Lusi : Wuih, keren tuh, aamiin maaak. Tiyom balik
menginspirasi sekali. memicu semangat bahwa kita semua memang mampu untuk melakukan yang terbaik. tersugesti!
Jd inget jaman dulu aku ikutan di jaringanmu, mak. Bukan cucu2 dirimu, sih, tp msh segrup dulu. Emg bener banget, mindset itu ngaruh banget. Bahkan utk bisa sukses ngasih ASI utk bayi pun butuh mindset yg kuat. Atau ga, bakalan kalah sama omongan orang2 di sekeliling yg negatif.
Thank’s for the article, mak. :*
artinya kan, harus tetap percaya dengan kekuatan pikiran bukan, mbak?
@Zachflazz : makacie… Alhamdulillah kalau tulisan ini bermanfaat ya
@Istiadzah : wah? jaringan apa nih mak? di oriflame kah? Iya betul, percaya dengan kemampuan sendiri akan lebih baik.
@Miss Rochma : Betul banget, kekuatan pikiran dibarengi tindakan nyata yang positif, Insya Allah, sakseus 😀
Iya, oriflame, maaak 🙂
Makanya pas aku gabung KEB begitu tau foundernya adalah dirimu, aku kaget dan girang karena aku ga asing sama wajahmu. Huhuhuhu
kalau pola berpikir “sedikit “nakal” itu sexy”, bagaimana? apakah itu termasuk ion negatif berpikir, atau ion kreatif berpikir? 😀
@Yoszca : hahahah… itu relatif Yos, kembali sama tanggung jawab masing-masing saja. Selama “Nakal” nya itu tidak merugikan orang lain, ya anggaplah eksistensi diri gituu
Hehehe serasa balik ke jaman dudul, ngerasa orang paling menderita sedunia. tapi sekarang udah enggak dong.. 😉
Tul banget, smua itu berasal dari pikiran, makin negatif makin buruk. Kalo pikiran kita mikir sakit jadilah sakit, mikir masalah jadilah masalah. Kalo saya sih skr enjoy aja, rasa khawatir terhadap masalah pasti ada namanya jg manusia jd saya rasa wajar. Asal jgn sampai mempengaruhi kita berlarut2 sampai kita tdk bisa berpikir. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa balik lgi menguasai mindset kita 🙂
Mindset juga bisa mempengaruhi kesehatan lho… contoh kecil, jika fikiran kita selalu negatif, maka kepala kita akan selalu mumet gak fresh 🙂
@noestyle : great mak, hidup lebih berharga dari sekedar stuck di tempat dengan mindset negatif ya
@Noniq : iyes, sper sekali mak, ma kasih ya, sangat menginspirasi
@Betul mak. Makanya aku juga pengin mengurangi pikiran2 negatif supaya ga pusing 🙂
saya juga sedang belajar biar mindsetnya positif. susah bener buat ngilangin ion ion negatifnya ..
hmm~
berarti harus disugestikan supaya kuat ya
@Bayu : Nah, mulai dulu dengan mengurangi kata “susa” mas 😀 selamat berjuang yak
@Lidya : betul banget mak 🙂
Keep positife thinking yah mba
kadang ketika akan melangkah, hal tersulitnya adalah melawan rasa takut dan kecemasan, karena setelah melangkah, tidak semua yang kita takutkan muncul, maturnuwun postingannya mbak
@Chae : sama-sama, mak 🙂
@Rio : Betul, terima kasih juga sudah berkunjung, Rio 🙂
Sebuah pencerahan yang hebat Ayank, begitu nikmat sebagai siraman rohani sehabis shalat subuh pagi ini.
Semoga saya bukanlah penumpang terakhir disini, agar lebih banyak lagi yang mengambil hikmahnya.
@Istiadzah : wah, ko ga ngobrol2 sik, heheheh
@Dian Kelana : hehehe, ma kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini, pak Dian
wah saya suka dgn postingan mak mira dan setuju dgn kata2 “u are what u think”
yg namanya mindset tu emang berpengaruh trhdp pikiran kita mak 🙂
blogwalking,
wah..harus benar-benar berhati-hati nih sama mindset, hehehe… 😀