Indonesia Lifestyle Blogger & Empowering Women by Mira Sahid

Indonesia lifestyle Blogger, Empowering woman, Yoga Instructor, Social Media Enthusiast

Menu
  • Home
  • Inspirasi Mama
    • Family
    • Inspirasi Mama
    • Parenting
      • Dunia Ibu
      • Dunia Anak
    • Pengembangan Diri
      • Renungan
    • Cerita Inspiratif
    • Cerita Kehidupan
    • Soal Perempuan
    • Sosok
  • Lifestyle
    • Social Media
      • Blog Competition
      • Twitter
    • Hiburan
    • Cerita Fiksi
    • Komunitas
      • KEB
        • Kumpulan Emak Blogger
    • Review
    • Wisata
  • Ruang Yoga
  • Disclosure
You are here: Home / Inspirasi Mama / [Parenting] Ketika Anak Menanyakan Perceraian

[Parenting] Ketika Anak Menanyakan Perceraian

27/07/2017 by Mira Sahid 36 Comments

“Moma sih, kenapa sih harus cerai sama Ayah?”

Pertanyaan yang kembali terulang dari mulut si kecil, dan kali ini dengan nada sedikit tinggi.

Meskipun sudah beberapa kali saya berbicara dengan anak-anak, tapi tidak bisa dipungkiri juga, kalau dalam momen-momen tertentu, mereka akan kembali menanyakan hal serupa.

Bagaimana perasaan saya? Awalnya selalu kaget bercampur kesal. Dalam hati, “Kenapa sih harus selalu ditanyakan? Kan sudah pernah dijelaskan.” Tapi tentu hal tersebut tidak saya ucapkan, mengingat anak-anak adalah jiwa labil yang masih harus terus diberi pengertian, bahkan ketika harus diberi tahu tentang kenyataan yang tak sesuai dengan harapannya.

Kalau teman-teman yang bertanya sih, saya sudah terbiasa. Bisa menjawab juga dengan biasa-biasa. Tapi ketika si kecil kembali mempertanyakanya, well, saya harus tarik napas dalam-dalam, dan mencoba merangkai kata demi katanya agar mudah dimengerti, dan agar tidak terkesan saya memojokkan satu pihak.

Ok, lalu bagaimana jawaban yang saya berikan?

 

Begini pengalaman saya ketika anak menanyakan perceraian

Saya sendiri mencoba komit dengan satu jawaban yang sama. Supaya anak tidak bingung. Awal-awal perceraian tentu akan sulit menjelaskannya, bahkan lebih baik anak-anak tidak usah tahu saja.

Lah, tapi gimana, dengan tidak ada kehadiran ayahnya di rumah, kan mereka pun jadi bertanya.  Jadi, meskipun dengan risiko ini akan menyakitkan mereka juga, saya mencoba menjelaskannya sebaik mungkin, semampu saya.

Dan ini adalah murni dari apa yang saya jalankan dan pengalaman selama ini, jadi tentu saja, akan berbeda jawabannya dengan single mom lainnya. Saya hanya kasih contoh untuk kasus orang tua yang harus mengalami perceraian, bukan karena salah satunya meninggal, ya.

 

“Moma, kenapa sih harus cerai sama Ayah?”

Nak, maafkan Moma ya, karena Mama harus berpisah dengan Ayah. Moma ngerti banget, kalau kamu sedih. Sama, Moma juga sedih kok. Tapi kamu harus tahu, meskipun Mama dan Ayah sudah berpisah, Moma dan Ayah kan tetap orangtua kalian, Moma dan Ayah tetap ada buat kalian. Tapi, kalau kamu terus-terusan bersedih, Moma jadi makin sedih. *Sambil elus-elus kepala anak-anak.

Yang penting, kalian tetap harus percaya diri, ya. Ayah sama Moma akan bangga sekali kalau kalian tetap bisa menjadi anak yang ceria. Kalian berusahalah menjadi anak yang baik, dan kelak bisa menjadi kebanggaan Moma dan Ayah. Kapan pun kalian mau ketemu Ayah, Ayah kan selalu ada. *tatap wajahnya dan beri senyuman.

“Memangnya, Moma enggak mau menikah lagi sama Ayah?” Pertanyaan bocah pun berlanjut.

Begini, Nak. Ada hal-hal dari orang dewasa yang belum bisa dipahami sama kalian. Ada satu hal besar yang tidak bisa menyatukan Moma dan Ayah lagi saat ini. Kalaupun Moma menikah lagi, bisa jadi bukan sama Ayah kalian. Karena siapa tau Allah kasih seseorang yang lebih baik, nanti.

“Memangnya Ayah enggak baik, ya?” *tarik napas dulu.

Ayah kamu orang yang baik kok, Nak. Hanya saja itu tadi, ada hal-hal yang belum bisa kamu pahami secara detail saat ini. Mungkin nanti kalau kamu sudah beranjak dewasa, kamu akan mengerti. Yang penting, saat ini Moma, kamu, dan kakak, kita jalani hidup dengan senang. Jangan lupa juga selalu doakan Moma dan Ayah, ya. *Beri pelukan hangat.

“Soalnya, teman-temanku ada yang nanya, ayah kamu ke mana sih, kok enggak pernah kelihatan?”

Jawab saja, ayahku ada, kok. Cuma Ayah enggak tinggal di rumah lagi. *Beri ekspresi yakin pada anak-anak, supaya rasa percaya diri mereka muncul lagi.

“Iya, tapi kan, aku jadi jarang ketemu sama Ayah.” *Si kecil mulai ngotot.

Iya, maafkan Ayah juga ya, karena Ayah kan bekerja, dan kerjaannya lumayan sibuk. Makanya, kalian harus berkabar terus sama Ayah, telepon Ayah atau WhatsApp Ayah, ya. Ayah pasti senang kalau kalian sapa. Memangnya, Adik senang ya, kalau ada Ayah? *Saya bertanya pada si kecil.

“Iya, aku senang kalau lagi sama Ayah, karena kalau ada Ayah, aku suka diajakin ke toko mainan, beli mainan, beli apa-apa gitu…”

Sebelum si kecil selesai bicara, saya dan kakaknya pun sedikit mengejek dia.

“Lhoo… malah bahas mainan dan jajanan, hahahah” *Suasana pun biasanya langsung mencair, ditambah rengekan si kecil minta jajan pempek, atau es doger, hahahah.

 

Begitulah momen-momen seru, membahagiakan, kadang haru juga, ketika anak-anak kembali bertanya mengenai perceraian yang harus dijalani. Selebihnya ya bisa kembali ceria seperti sedia kala. Tapi percayalah, pertanyaan itu akan terus berulang, bahkan mungkin sampai mereka benar-benar bisa memahaminya, entah kapan.

Nah, dari apa yang saya alami ini, jika anak bertanya, saya tidak berusaha untuk menghindar. Saya berusaha menjawab dengan bahasa seringan mungkin, agar anak-anak paham, dan itu tadi, tidak memojokkan pihak mana pun.

Terkadang, kita sebagai single mom, karena masih terbawa emosi dan suasana marah, suka khilaf melontarkan hal-hal yang sejatinya tak perlu diucapkan pada anak-anak.

Well, saya juga berproses lho ya. Awal banget jawaban saya ada beberapa statement yang mungkin malah membuat anak-anak sedih. Tapi dari situ saya belajar. Jika saya bisa memberikan jawaban dengan baik, Insya Allah, anak-anak pun akan berangsur membaik, dan menjadi lebih baik, plus percaya diri.

Tetap berikan afirmasi positif , sambil terus berdoa pada Sang Pencipta, agar diri kita sendiri diberi kekuatan, terlebih juga untuk anak-anak.

 

Berikut tips saya (dari apa yang saya jalankan), ketika anak menanyakan perceraian

  1. Ketika anak mulai bertanya, sebaiknya tidak menghindar, usahakan tetap menjawab
  2. Beri jeda ketika akan menjawab pertanyaan dari anak, at least dengarkan pertanyaannya hingga selesai
  3. Saat akan menjawab, ajak anak untuk duduk bersama dalam posisi senyaman mungkin
  4. Usahakan selalu tarik napas agar emosi terkontrol, dan perlihatkan wajah seteduh mungkin. Tapi jika dirasa suasananya masih hangat dari proses perceraian, dan agak sulit mengontrol emosi, tidak apa menangis satu kali di depan anak. Ini agar mereka juga belajar berempati, dan tahu bahwa ibunya sedang tidak baik-baik. Biasanya sang anak akan terbawa suasana dan ikut menangis, di sini momen afirmasi dari ibu bisa dijalankan. Dalam keadaan menangis, beri pelukan si anak, elus-elus dari kepala sampai punggung, sambil katakan, “Tidak apa, Nak, segalanya akan baik-baik saja. Ayah dan Ibu sayang sama kamu.”
  5. Cari perbendaharaan kata seringan mugkin, agar anak mudah paham
  6. Pancing juga si anak dengan pertanyaan, seperti, “Kamu sedih, ya?” atau “Kamu maunya Ayah dan Ibu seperti apa?” atau pertanyaan-pertanyaan yang bisa memberikan kita gambaran, bagaimana suasana hati si kecil.
  7. Sebaiknya ajak sang mantan, minimal 1 kali untuk berkumpul dengan anak, dan membicarakan tentang perceraian ini. Yakinkan anak-anak bahwa orang tuanya selalu ada, dan akan tetap menyayangi anak-anak. Tapi memang jarang sekali ada yang bisa langsung bisa berkomunikasi baik dengan sang mantan ya. Tapi setidaknya dicoba saja, berproses terus, demi anak-anak.
  8. Maafkan diri sendiri, dan terus lakukan healing, agar diri kembali baik (move on). Percaya deh, saat diri dan hati kita belum baik, energinya akan sampai ke anak. Bawaannya rungsing terus. Si anak di mata kita juga jadi seperti berulah terus. Padahal sudah jelas-jelas, kitanya justru yang sedang tidak dalam kondisi baik. Tapi, saat diri sendiri mulai membaik, maka Insya Allah kita lebih mudah menghadapi pertanyaan anak yang terus berulang itu.

 

Moral of the story is …

So, mungkin apa yang saya tuliskan ini belum bisa mewakili semua kasus perceraian yang ada, karena saya hanya berbagi dari apa yang saya alami. Jadi, mohon maaf kalau ada yang tidak sesuai.

Intinya, sebelum kita ingin semua (anak-anak, mantan, keluarga) baik-baik, sebaiknya obati diri sendiri dulu. Perceraian bukan akhir dari segalanya, tapi ini juga menjadi tantangan bagi para single mom, dalam proses mengasuh anak.

Tetap berpikir positif, dan jangan berhenti belajar ya, Moms. Kita sangat bisa berbahagia bersama anak-anak, karena ibu, adalah sumber cinta dan sumber kebahagiaan. All love 🙂

Share:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram
  • Email
  • Print

Filed Under: Dunia Anak, Inspirasi Mama, Parenting, Singlemoms Tagged With: BlogInspirasiMama, BlogParenting, InspirasiMama, KetikaAnakMenanyakanPerceraian

About Mira Sahid

Lifestyle Blogger | Licensed STIFIn Promotor | Pegiat Literasi Digital | Wakil Ketua Umum Siberkreasi Bidang Kemitraan dan Komunitas | Yoga Instructor | Digital Parenting Enthusiast | Personal Genetik Enthusiast | Women and Community Empowering

« [Thank You I Learn] Ternyata, Aku Masih Saja Lemah
Cerita Mengasuh Anak: Bu, Tolong Hentikan Teriakanmu! »

Comments

  1. Meti Mediya says

    28/07/2017 at 9:50 am

    Uuughhhj….toossss..berkali-kali pertanyaan2 dr anak seperti itu, kembali kekitanya bagaimana kita memberikan pengertiannya tanpa harus menhancurkan psikologisnya….semangaaat mak…pelukaaan

    Reply
  2. Arinta Adiningtyas says

    28/07/2017 at 10:15 am

    Mama yang hebaaat.. 🙂

    Reply
  3. diane says

    28/07/2017 at 10:19 am

    Hehe bocah yaaa..pertanyaan berulang dan akan dikejar terus sampai dia mendapatkan jawaban yang dia terima ?TFS yaa

    Reply
  4. Eryvia Maronie says

    28/07/2017 at 11:26 am

    Mama yang hebat pasti selalu mengutamakan perasaan anaknya.
    Semoga bahagia selalu yaa mak Mira & anak2nya ?

    Reply
  5. Maseko™ (@masekoID) says

    28/07/2017 at 11:37 am

    Buat adek, kalo mau beli mainan, tunggu promo di KidzStation aja.. Biasanya sekitar bulan Agustus.. Ada promo Buy 1 Get 1, atau diskon up to 70%.. Gak perlu pake uang banyak, mama sepertinya punya voucher MAP yang belum terpakai 🙂 Hihihi.. Selamat siang Mbak.. #SalamKenal 😉

    Reply
  6. fer says

    28/07/2017 at 1:04 pm

    hebat mak,, kagum sm wonder women yg satu ini

    Reply
  7. Bowo Susilo says

    28/07/2017 at 2:40 pm

    Wah keren Mbk Mira. Bener2 ibu yang hebat!

    Reply
  8. Sri Wahyuni says

    28/07/2017 at 3:28 pm

    Perceraian selalu membuat anak sedih, saya sangat prihatin mendengar kata perceraian, terutama melihat nasib anak-anak yang harus hidup berpisah dengan salah satu orang tuanya. Tapi…yah…itulah hidup, manusia sekedar menjadi lakon atas skenario yang telah digariskan oleh Allah. Tak ada satupun orang tua yang ingin bercerai…namun bila itu takdirNya, kita pun tak bisa mengelak. Saya salut dengan Mak Mira yang begitu tegar menghadapi keadaan seperti ini. Mampu membuat diri sendiri bangkit, bahkan sanggup membuat anak-anak kembali ceria seolah tak pernah mengalami kenyataan yang begitu pahit. Proud of you Mak Mira……

    Reply
  9. Rani Yulianty says

    28/07/2017 at 4:32 pm

    Pengalaman yang luar biasa ya mak mira, pasti berat banget, luar biasa bisa mengontrol emosi dengan baik

    Reply
  10. utie adnu says

    28/07/2017 at 9:22 pm

    Noted bngt mba,,. hmm kadang gk kbayang kalau anak terlalu aktif brtanya dn u. Membuat mengertiyg blum cukup krn usianya,,,, thanks mba Mira semoga kebahagian selalu hadir u. Klg kecilnya

    Reply
  11. herva yulyanti says

    28/07/2017 at 9:23 pm

    tarik napas lalu mengolah diri agar perasaan kita menjadi tenang y mba. dan aku salut padamu mba kuat untuk memilih ini. semoga sehat2 y mba dan keluarga aamiin

    Reply
  12. Juliana Dewi K says

    28/07/2017 at 9:39 pm

    Ada teknik untuk mengontrol emosi yg bisa dilakukan dalam sekejap. Bisa sangat berguna agar kondisi emosi tetap terjaga saat menghadapi pertanyaan anak2 atau orang lain yg biasanya membuat emosi teraduk2. Kapan2 kalau kita ketemu, nanti aku share ya,Mbak Mira???

    Reply
  13. zata says

    28/07/2017 at 9:40 pm

    makasih mba Mir tips-nya.., aku jadi inget sama sodara perempuanku yang awalnya kesulitan menjelaskan tentang perpisahan dia dan ayahnya anak2, tapi dengan berjalannya waktu, saat dianya udah lebih siap, anak2 bisa kok akhirnya mengerti..

    Reply
  14. Dewi Nuryanti says

    28/07/2017 at 10:37 pm

    Bermanfaat mba tipsnya. Makasih ya. Tapi memang berat ya menjelaskan hal yg menurut saya sih sangat sensitif seperti itu. Apalagi saat menjelaskan kenapa memilih bercerai pada anak.

    Reply
  15. Ika Puspitasari says

    28/07/2017 at 11:10 pm

    Belum tentu semua perempuan yang mengalami perceraian mampu menjawab pertanyaan2 dari anak-anaknya. Salut Mak Mira 🙂

    Reply
  16. Elok Faiqotul says

    28/07/2017 at 11:15 pm

    Meski aku belum jadi seorang ibu, tapi pernah kehilangan ayah dan kini punya adek lagi. Udah cukup tahu bagaimana rasanya menjaga psikis anak mbak. Susah-susah gampang. Dan sekali terluka, susah sembuh nya. Semangat ya mbak !

    Reply
  17. rina says

    29/07/2017 at 12:34 am

    dari pada menjawab “ada hal-hal yang belum bisa kamu pahami secara detil saat ini. Mungkin nanti kalau kamu sudah beranjak dewasa, kamu akan mengerti” apa ga lebih baik dijawab, ayah dan bunda tida cocok, kami sering bertengkar, jadi kami lebih baik pisah..atau menjelaskan yang sebenarnya dengan bahasa anak-anak, atau bahasa yang dipahami anak-anak? karena penjelasan mbak tidak menjawab pertanyaan anaknya menurut saya

    just a thought, saya belum merid jadi kurang paham jg 🙂

    Reply
  18. nufazee says

    29/07/2017 at 2:23 am

    Semangat Mak, time will heal *peluuuk

    Reply
  19. Hilda Ikka says

    29/07/2017 at 2:58 am

    Keren Mak Mira, jawabannya cenderung netral dan positif. Semoga bisa membantu para orang tua yang punya problem sama. 🙂

    Reply
  20. farida says

    29/07/2017 at 4:48 am

    nice tips. terimakasih sudah berbagi.
    keep strong dan titip peluk buat anak2nya ya.. 🙂

    Reply
  21. Irma Devita says

    29/07/2017 at 5:21 am

    Sharing tips yang mengharukan. Tetap semangat ya mbak Mira . Semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan RhamatNya untuk kalian bertiga.

    Reply
  22. hidayati says

    29/07/2017 at 6:26 am

    Mama?tanngguh

    Reply
  23. Ardiba says

    29/07/2017 at 10:52 am

    Nggak gampang memang menjawab dan meyakinkan anak2. Tapi semua memang yg terbaik. Semangat Mak..

    Reply
  24. Sri Mulyani says

    29/07/2017 at 2:13 pm

    Semoga bahagiakah selalu bersamaan anak-anak yang manis ?
    Semangat terus ya…

    Reply
  25. Fanny Fristhika Nila says

    30/07/2017 at 6:00 pm

    Mungkin yg aku syukuri dr perceraianku pertama, itu krn ga ada anak dr pernikahan kami :). Jd aku ga harus menjawab pertanyaan seperti itu. Harapan sih, semoga dengan yg skr, ttp langgeng, jd anak2 ga akan mengalami ortunya berpisah.. :(.. Kebayang sih mba, susahnya menjawab pertanyaan itu, apalagi kalo perpisahan kita jg ga baik2..

    Reply
  26. hani says

    31/07/2017 at 8:45 am

    Terimakasih sharingnya. Semoga sehat selalu dan anak” menjadi anak” yang tangguh…

    Reply
  27. Jalan-jalan KeNai says

    31/07/2017 at 10:43 pm

    Kadang pertanyaan seperti itu menjadi sangat menakutkan bagi sebagian orang. Makanya ada.yang memilih tetap bertahan dengan pasangannya padahal sudah tidak.ada kecocokan.

    Harus bener-bener tenang ya, Mak. Setuju banget deh kalau yang harus diobati adalah diri sendiri dulu 😉

    Reply
  28. Anggun Fuji says

    01/08/2017 at 9:04 am

    Mamira… maaf aku baru tau :<
    Inspiring banget tipsnya, semoga Mamira selalu diberikan kesehatan, kemudahan. *peluuk*

    Reply
  29. Uli says

    01/08/2017 at 6:43 pm

    Moma kereen

    Reply
  30. Nike says

    03/08/2017 at 10:26 am

    saluuut sama mba mira.. bisa tenang menjawab ppertanyaan kritis nya si kecil.. ngga kebayang perasaannya mba waktu di tanya begitu.. artinya kita harus bisa ngelola emosi banget sebelum menjawab pertanyaan bocah cilik itu.. semoga semuanya berjalan baik ya mba.. sehat2 semuanya

    Reply
  31. Toko Indo Furniture says

    04/08/2017 at 8:26 am

    Mantab mbk,, Keren pokonya,,
    Jadi tambah pengetahuan nih,, makasih,, makasih,,, the best

    Reply
  32. Enny says

    05/08/2017 at 9:47 am

    Dari pengalaman pahit bisa jadi tips berguna untuk para pembaca, mba. Keep Sharing, Keep Writing, moma ?

    Reply
  33. Muwasaun Niam says

    06/08/2017 at 7:00 am

    iya sih, kadang masih bingung kalau anak tanya perceraian pada saya.

    Reply
  34. Andreas says

    10/08/2017 at 10:11 am

    Tips menarik, mom.

    Reply
  35. dewi indriyani says

    18/08/2017 at 7:47 pm

    Huwaaaahhhh kamu hebat sekali kak. Aku terharu bacanya. 🙂

    Reply
  36. Rosanna Simanjuntak says

    29/08/2017 at 8:33 pm

    Semakin ke sini usia, aku semakin mengerti. Mengapa perceraian meski tak disukai Allah tetapi dihalalkan. Ternyata pernikahan ibarat tanaman. Kudu dirawat kedua belah pihak ya.

    Setuju. Anak kudu dibiarkan mengekspresikan perasaan dan pentingnya menegaskan bahwa Ayah dan Ibu tetap menyayangi mereka meski tinggal terpisah.

    Reply

Terima Kasih Komentarnya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Heloo… Mira’s here

Founder Kumpulan Emak Blogger | Yoga Teacher | Community Manager | Lifestyle and Parenting Blogger | Purple & Coffee Lover Read More…

Founder of KEB

 photo keb_zps7765220c.png

Follow My Blog

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Recent Posts

  • Februari Yang Menguras Hati
  • Hati-hati, Jadi Perempuan Jangan Terlalu Kuat
  • Katanya, Self Love
  • Berbenah Tak Pernah Salah
  • Penuhi Hak Tubuh Saat Pegal Linu dengan Tiger Balm
  • Apakah Saya Butuh Menikah?
  • Hidup Saat Ini!
  • Jika Harapan Tak Sesuai Kenyataan
  • Kesempurnaan Adalah Tentang Keseimbangan
  • Hindari Bertanya Ini Pada Ibu Tunggal

Archives

Top Posts & Pages

  • Ketika Menjadi Single Parent
  • Sebuah Pertanyaan Tentang Broken Home
  • Mengikat Pasangan
  • Jika Harapan Tak Sesuai Kenyataan
  • Februari Yang Menguras Hati

Latest Posts

  • Februari Yang Menguras Hati
  • Hati-hati, Jadi Perempuan Jangan Terlalu Kuat
  • Katanya, Self Love
  • Berbenah Tak Pernah Salah
  • Penuhi Hak Tubuh Saat Pegal Linu dengan Tiger Balm

Grab My Banner

 photo banner10_zps502f511e.png

Recent Comments

  • Mitri on Apakah Saya Butuh Menikah?
  • Yati Rachmat on Februari Yang Menguras Hati
  • Tommy Radityo Kusumo on Hati-hati, Jadi Perempuan Jangan Terlalu Kuat
  • Ummu hanifah on Ketika Menjadi Single Parent
  • Mak Irul on Apakah Saya Butuh Menikah?

Copyright © 2022 · Mira Sahid · Custom Design by Shinta Co

Copyright © 2022 · Inspirasi Mama on Genesis Framework · WordPress · Log in

loading Cancel
Post was not sent - check your email addresses!
Email check failed, please try again
Sorry, your blog cannot share posts by email.