Indonesia Lifestyle Blogger & Empowering Women by Mira Sahid

Indonesia lifestyle Blogger, Empowering woman, Yoga Instructor, Social Media Enthusiast

Menu
  • Home
  • Inspirasi Mama
    • Family
    • Inspirasi Mama
    • Parenting
      • Dunia Ibu
      • Dunia Anak
    • Pengembangan Diri
      • Renungan
    • Cerita Inspiratif
    • Cerita Kehidupan
    • Soal Perempuan
    • Sosok
  • Lifestyle
    • Social Media
      • Blog Competition
      • Twitter
    • Hiburan
    • Cerita Fiksi
    • Komunitas
      • KEB
        • Kumpulan Emak Blogger
    • Review
    • Wisata
  • Ruang Yoga
  • Disclosure
You are here: Home / Inspirasi Mama / Cerita Kehidupan / Komplain dengan Bijak

Komplain dengan Bijak

06/05/2014 by Mira Sahid 17 Comments

Pernah ngerasa dikomplain?

Pernah komplain?

Saya yakin teman-teman pernah berada dalam situasi keduanya. Dan rasanya sungguh sangat tidak nyaman, ya, kan? Namanya berinteraksi dengan orang banyak, terutama dalam hal service, seringkali kita terbentur dengan hal tersebut. Alih-alih ingin mendapatkan jawaban yang memuaskan, nggak jarang malah komplain kita terabaikan. Kalau sudah begitu, pengin mencak-mencak dan ngomel-ngomel sambil ngunyah sirih. Pokoknya nggak mau tau, urusan saya harus selesai. Gitu kali, ya. Dan sebaliknya, ketika diri kita dalam keadaan dikomplain, pengin balik sewot juga sama yang komplain ke kita. Pake menjudge “Duh, ni orang nggak sabaran amat sik”, dan balik lagi, nggak ada rasa nyaman juga di hati. Hmmm, manusia!!

Saya juga pernah berada dalam kondisi keduanya, pertama ketika sudah hampir sebulan jaringan internet di rumah saya bermasalah. Komplain lewat telpon langsung dan via akun social media juga sudah, beberapa kali. Asli, dada rasanya udah nyesek banget. Secara ya, bo, koneksi internet buat saya menjadi sangat penting. Tapi percaya atau engga, saya coba nguji mental juga sama customer care nya. Niatan sudah pengin marah-marah nih, tapi… karena jawaban CS nya ramah dan diibaratkan dia pasang wajah memelas, maka saya cukup tarik napas dulu sebelum ngomong. Hasilnya, luarbiasa, “Ya udah deh”, gitu kira-kira ekspresi saya.

Terus, apa saya pernah dikomplain? Pernah! Contoh kecilnya berkaitan dengan kegiatan di KEB. Namanya Makmin 7 orang doang, ngurusi komunitas segede KEB dengan ribuan orang di dalamnya, tentu ini jadi tantangan buat kita. Pernah ada beberapa inbox masuk ke KEB dan ke saya pribadi, bahkan juga ke beberapa Makmin lainnya. Entah itu mulai dari komplain belum diapprove ke group lah, atau komplain tentang event, dan banyak lagi. Lucu sih, ya. Secara pan, niatan bikin KEB ini buat senang-senang, kok tetiba harus dikomplain dengan urusan banyak hal. Ngenes? Kadang sih, wkwkwk. Tapi mau gimana lagi, pan kita Makmin nya. Kita yang punya rumah. Wajar kalau jadi tempat komplain para member. Tapi… nah ini…..

Saya paham betul deh ketika diri dalam keadaan tidak nyaman (dalam segala hal), hal yang terlintas pertama kali adalah langsung konfirmasi pada yang bersangkutan. Sayangnya ada beberapa yang mampu menarik napas dulu sebelum ngomong hingga apa yang disampaikan bisa lebih tenang, namun ada juga yang langsung ngomel-ngomel. Akhirnya, kita cuma bisa garuk-garuk aja. Mungkin kalau boleh, yang dikomplain bilang gini : Bu, kakak, santai aja sik, kita kan bukan pelayan 24 jam juga, yaa. Hihihi.

Contoh lain juga saya temui dalam banyak hal.. Banyaknya sih komplain dari teman-teman, dan saya rasa masih dalam konteks yang wajar. Selama komplain itu untuk kebaikan, suka atau enggak, berbesar hati aja sama komplain. Yang penting, sampaikan komplain dengan bijak, dengan eleykhan tanpa perlu ngomel-ngomel apalagi lempar gadget atau sampai lempar panci kaya Makmin Icoel, wkwkwkwk.

Tulisan ini sifatnya general, nggak bermaksud menyudutkan siapapun yak (nulisnya juga sambil cengengesan). Soalnya saya baru merasakan kondisi keduanya. Kalau ada yang pernah saya komplain, saya minta maaf, dan teman-teman boleh komplain balik, open 24 hour kok. And always, selalu ada pembelajaran dari apa yang kita lihat, kita alami di sekitar kita. Again…. #ThankYouILearn

Share:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram
  • Email
  • Print

Filed Under: Cerita Kehidupan, Inspirasi Mama, Lifestyle Tagged With: Komplain dengan Bijak

About Mira Sahid

Lifestyle Blogger | Licensed STIFIn Promotor | Pegiat Literasi Digital | Wakil Ketua Umum Siberkreasi Bidang Kemitraan dan Komunitas | Yoga Instructor | Digital Parenting Enthusiast | Personal Genetik Enthusiast | Women and Community Empowering

« Tetaplah Menulis, maka Kamu akan Tau Siapa Dirimu
Happy Birthday, Husban »

Comments

  1. Sary Melati says

    06/05/2014 at 5:44 am

    Nasib …. nasib …. wkwkwk

    Reply
  2. Dwi Puspita Nurmalinda says

    06/05/2014 at 11:26 am

    aku juga pernah di komplain mak,,kadang malu deh kalo merasa salah πŸ™‚

    Reply
  3. Lidya says

    06/05/2014 at 1:29 pm

    kalau mau lempar gadget bilang2 ya nanti aku tangkap πŸ™‚

    Reply
    • rahmi says

      07/05/2014 at 1:37 am

      jangankan gadget mak LId, lempar panci juga aku tangkap dah, emak2 banget hihihi..

      Sebelum komplen mungkin ada baiknya kita posisikan diri kita ke orang yang dikomplen ya mak Mir, biar komplennya bisa lebih bijak πŸ™‚

      Reply
  4. rina rinz says

    06/05/2014 at 5:35 pm

    Yang paling suka komplain mah suami. Hiks, sampe mewek-mewek kalau suami udah komplain ini itu.

    Tapi setelah puas bikin mewek, pasti dipeluk mesra.

    Hehehe *OOT

    Btw, dulu zaman masih kerja, suka dikomplain klien, dan senjata paling ampuh hanya senyum manis gaj jelas sambil pasang muka melas *kayak orang kelaparan

    Hehehe

    Reply
  5. Wylvera Windayana says

    06/05/2014 at 5:54 pm

    Kalau gak pernah dikomplain itu justru gak seru, Mak. Hidup jadi datar tanpa undakan. Qiqiqiqi….

    Reply
  6. Elisa says

    06/05/2014 at 6:10 pm

    Sering di komplain sama user yang ngotot plus ngeyel juga, sih, mak. Tapi nanggapinya tetep dengan gaya kalem ala CS -meskipun bukan CS- biar nggak sama-sama di atas normal, aja. Takutnya malah semakin rumit. :))

    Reply
  7. dwina says

    06/05/2014 at 6:19 pm

    Iyaa, kebayang repotnya makmin. Bsk saya ga komplen lg deh…:p

    Reply
  8. suria riza says

    06/05/2014 at 10:50 pm

    Aku lupa pernah g komplen ama dirimu nggak ya mak xD

    etapi beneran itu mak icoel lempar hape??? πŸ˜›

    Reply
  9. Icoel says

    06/05/2014 at 11:38 pm

    Hahaha…topian panci dulu ah πŸ˜›

    Reply
  10. Lusi says

    07/05/2014 at 12:04 am

    Emang sering dikomplain ya makminnya? Kasian ya? *pukpuk sampek bubuk

    Reply
    • Sary Melati says

      07/05/2014 at 7:49 am

      *ngakak sampe keselek* curcoooooolll padaaa :))))

      Reply
  11. Indah Kurniawaty says

    07/05/2014 at 2:43 pm

    Kayaknya kalo aku emang dibayar buat komplain dan ngadepin dikomplain.
    Alhamdulillah, Jadi ada semacam rem buat aku supaya gak kebablasan. Soalnya kan pernah ngerasain berada di posisi kedua-duanya.

    Reply
  12. Anggara says

    08/05/2014 at 8:26 am

    namanya juga manusia, kalau nggak pernah komplain bukan manusia namanya hehehehe

    Reply
  13. Astin says

    08/05/2014 at 9:29 am

    komplainlah dengan elegan, aku masih tagap komplain ngomong sama tembok mak, dan diketawain sama suamiku…hehee

    Reply
  14. Idah Ceris says

    08/05/2014 at 8:48 pm

    Kalau masalah komplen2, saya gak berani trlalu ekstrim. Meski maaing2 punya hak ya, Mba.

    Tapi, ya itu tuuh. Takut komplen datang ke saya dg kata2 yg lebih eksrim. Kadang ada hukum berbalik gtu. πŸ™‚

    So, benar banget, sikap bijak itu sangat dibutuhkan. πŸ™‚

    Reply
  15. Riski Fitriasari says

    10/05/2014 at 1:49 am

    haduh, gimana lagi ya.. kalo cepet emosi sih saya udah bawaan lahir Mak.. pas baru aja dilahirin saya udah emosi jiwa sampai nangis2 kejer, intinya kenapa orang lain pada rebutan pegang pipi saya (itu kan bagian tubuh saya).. #kemudian disembur sirih#

    Reply

Terima Kasih Komentarnya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Heloo… Mira’s here

Founder Kumpulan Emak Blogger | Yoga Teacher | Community Manager | Lifestyle and Parenting Blogger | Purple & Coffee Lover Read More…

Founder of KEB

 photo keb_zps7765220c.png

Follow My Blog

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Recent Posts

  • Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Setelah Ini, Apa?
  • Siap UTBK bersama Zenius Ultima
  • Sebuah Proses Mengajar dan Belajar
  • Menjadi Ayah Yang Keren
  • Hijrah Berawal dari Mulut, Bersihkan Dengan Pasta Gigi Sasha
  • Senyum Menari-nari di Sela Imaji
  • Menjadi Kaum Rebahan Sebagai Bukti Cinta Bagi Keluarga dan Bangsa
  • Perempuan, Corona, dan Tulang Punggung Keluarga
  • Gara-Gara Corona, Ada banyak Cinta atau Kesedihan?

Archives

Top Posts & Pages

  • Ketika Menjadi Single Parent
  • Scott’s Emulsion, Merangsang Perkembangan Otak Anak
  • Jangan Biarkan Anak Panas Dalam Berlama-lama!
  • Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Pengalaman Treatment Perawatan Wajah di Jelita Clinic Bekasi

Latest Posts

  • Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Setelah Ini, Apa?
  • Siap UTBK bersama Zenius Ultima
  • Sebuah Proses Mengajar dan Belajar
  • Menjadi Ayah Yang Keren

Grab My Banner

 photo banner10_zps502f511e.png

Recent Comments

  • nita hartini on Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Dini Derin on Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • lendyagasshi on Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Echaimutenan on Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Milda Ini on Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa

Copyright © 2021 · Mira Sahid · Custom Design by Shinta Co

Copyright © 2021 Β· Inspirasi Mama on Genesis Framework Β· WordPress Β· Log in

loading Cancel
Post was not sent - check your email addresses!
Email check failed, please try again
Sorry, your blog cannot share posts by email.