Sebagai Mama dari dua anak yang sedang terus bertumbuh, saya memiliki harapan tinggi untuk masa depan mereka nanti, terutama dalam hal pendidikan. At least, anak-anak saya harus mengeyam pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya. Dan untuk ini, saya yakin teman-teman semua setuju, ya.
Terkadang, saya juga suka berpikir dan merenung, apakah sekolah anak-anak saya saat ini sudah tepat dengan kebutuhan mereka? Apakah minat dan bakat anak-anak saya bisa tersalurkan juga di sekolah tersebut? Secara, saya bukan termasuk orangtua yang aktif dalam badan koordinasi orangtua dan guru yang setiap minggu bisa mengikuti perkembangan berita di sekolah. Tapi dengan modal online di rumah, saya selalu berusaha untuk mengikuti perkembangan pendidikan di Indonesia, dan korelasinya dengan kebutuhan pendidikan anak-anak saya. Untuk di sekolah sendiri, saya berusaha untuk bertanya langsung pada wali kelas dari anak-anak saya.
Saya, atau mungkin banyak juga orangtua yang berpikir, bahwa, yang penting anak bisa sekolah dengan jarak yang dekat. Untuk muslimah seperti saya, pilihan sekolah dengan berbasis agama menjadi yang paling utama. Apalagi, saat ini banyak juga sekolah-sekolah yang menawarkan sistem pendidikan yang berkualitas dengan khas nya masing-masing.
Kemudian saya membaca sebuah kutipan. dari salah seorang praktisi pendidikan Bambang Irianto, “Yang perlu disadari orangtua adalah bukan hanya mencari sekolah yang baik, tetapi juga harus disadari bagaimana sekolah tersebut memberikan pendidikan yang sesuai dengan potensi anak berdasarkan sistem pendidikan yang ditawarkan.”
Hmmm, asli deh, kutipan tersebut bikin saya mikir panjang banget. Bikin saya mengernyitkan dahi sambil menerawang bak meme bertuliskan “Hmm, sudah kuduga.” *lho, hehehe, abaikan. Sedikit intermezzo.
Tapi memang benar adanya. Di Indonesia sendiri, dengan sistem perjalanan pendidikan yang sudah dimulai sejak taman kanak-kanak, bahkan sejak usia 2 tahun pun ada, lalu berjenjang ke tingkat sekolah dasar, menengah pertama, dan atas, apakah para orang tua sudah sangat yakin bahwa proses tersebut sudah berjalan dengan efektif? Apalagi banyak banget orangtua yang masih percaya kalo kurikulum pendidikan kita dinilai kurang memadai untuk bersaing secara internasional. Enggak heran, banyak orangtua yang akhirnya menyekolahkan anak-anak mereka ke luar negeri untuk tingkatan yang lebih tinggi. Iya kalau budget memungkinkan. Tapi untuk saya yang masih harus berjuang demi sebongkah berlian dan sesuap steak holycow, artinya saya harus berjuang dua kali lipat. Meskipun sejujurnya, saya tidak pernah patah semangat untuk bisa menyekolahkan anak-anak sampai tingkatan yang lebih tinggi. Yes, selalu ada jalan untuk yang terus berusaha, kan.
Balik lagi ngomongin pendidikan. Dengan kondisi semacam itu, artinya sebagai orangtua, mungkin kita tak usah lagi memaksakan anak-anak untuk mengenyam pendidikan atas dasar harapan kita. Karena bisa jadi, ketika kita mengarahkan si anak untuk belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, justru hasilnya akan lebih baik, ketimbang si anak dipaksa memilih pendidikan yang hanya sebatas disuruh oleh orangtuanya. Yang penting, tetap sesuaikan hal tersebut dengan sistem pendidikan yang cocok.
Nah, berikut ini beberapa hal yang bisa dijadikan acuan oleh orangtua dalam menentukan perjalanan pendidikan bagi anak-anaknya, termasuk untuk jadi renungan saya juga sih
Perkembangan yang Holistik dan Terpadu
Orangtua sudah seharusnya mempertimbangkan perjalanan pendidikan mana yang mampu mengembangkan, baik kecakapan akademis maupun sosial anak secara utuh dan menyeluruh, bahkan dimulai dari taman kanak-kanak hingga ke perguruan tinggi. Yup, jangan asal karena sekolah tersebut punya nama saja.
Jalur Pendidikan
Orangtua harus jeli menentukan jalur pendidikan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan potensi anak, terutama yang memfasilitasi anak untuk meraih kesempatan berprestasi dalam skala internasional. Ditambah lagi, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah diberlakukan pada penghujung 2015, of course, kondisi ini mengharuskan generasi muda Indonesia untuk mampu bersaing secara internasional, termasuk anak-anak kita, lho.
Kurikulum
Ini, penting! Karena keterkaitannya dengan kecakapan anak dalam menguasai bidang pendidikan. Saya dan para orangtua sebaiknya menelaah apakah kurikulum yang diterapkan tidak hanya terbatas pada kemampuan akademis semata, namun juga mengedepankan keterampilan dan pengembangan karakter yang kuat, diantaranya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak serta kecakapan memecahkan masalah, keterampilan kepemimpinan, berkomunikasi dan mengutarakan pendapat secara aktif. Akur ya?
Fleksibilitas
Kebutuhan pendidikan serta kecerdasan yang dimiliki setiap anak memang berbeda-beda. Butuh perlakukan yang tepat buat si anak dalam memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut. Ya… dalam hal ini, kita sebagai orangtua juga kudu mempertimbangkan, apakah perjalanan pendidikan tersebut bisa memberikan arahan yang tepat terhadap masa depan anak berdasarkan minat dan bakat mereka, atau enggak. Gitu sih!
So, buat para Mahmud yang baru saja memiliki anak, atau yang anaknya sudah memasuki usia sekolah, sebaiknya mulai mencari-cari tahu deh soal perjalanan pendidikan anaknya sejak dini, dengan membekali ilmu yang banyak juga. Sebagai orangtua, kita kudu lebih agresif untuk urusan ini, sehingga anak-anak pun bisa mendapatkan pendidikan yang tepat dan efektif. Ini juga berlaku buat saya. Memasuki jenjang sekolah menengah pertama untuk putri sulung saya, dan sekolah dasar untuk jagoan kecil saya yang menggemaskan tiada tara itu, saya harus terus meng-upgrade diri, banyak bertanya, dan mencari tahu sistem pendidikan yang tepat bagi mereka sembari tetap menjadi bagian dari pendidikan untuk anak-anak juga di rumah. Saya selalu berdoa juga, semoga pilihan-pilihan dari anak-anak saya ataupun arahan dari Emak dan Ayahnya, mendapat ridho dari Allah SWT. Agar ke depannya bisa mendapatkan hasil dan masa depan yang lebih baik. Aamiin.
Share yuk, bagaimana tips teman-teman dalam menentukan perjalanan perndidikan bagi anak-anaknya?
ipeh alena says
Duh ini nampol banget deh mak, apalagi kemarin ditanya si kakak mau SMP dimana? Padahal mah masih kelas satu ya, tapi bener sih, kalau ga dipikirin dari sekarang, malahan nanti terburu2 jadi ga bagus ya mak. Belum lagi, ternyata waktu berjalan cepat banget, tahun ini udah aja mau naik kelas 2, walahhhh ini sih gak kerasa.
Mulai prepare nih saya dari sekarang nyari2 sekolah yang bonafit 🙂
yurmawita says
Buatku pendidikan anak penting banget deh, hal itu pula yang mendorongku untuk selalu berperan penting dalam memilih lajur yang tepat. Terutama ketika anak belum bisa sendiri menentukan sekolah yang tepat untuk nya, orang tua harus bijaksana dalam memutuskan pendidikan terbaik
Naqiyyah Syam says
Saya sama mak memilih sekolah berbasis agama
Ria Rochma says
Mak Mira, ini mah udah cukup sebagai awal menentukaj pendidikan anak. Tinggal mencari sekolahnya yang tepat, terutama masalah dana 🙂
inda chakim says
senengnya terdampar di sini, soalnya lagi nyiapin si keicl ken jg nih mak, bs jd bahan pertimbangan aku nih nanti, tengkiu ya mak pon 🙂
Aprillia Ekasari says
Belum bisa ngeshare pengalaman sih krn anak masih blm sekolah.
Tapi tahun lalu saya berencana masukin ke PAUD yang akhirnya saya tunda krn alasan biaya yg gak logis, jg maju mundur krn toh dia masih pengen main, kalau bosen sekolah khawatir jg hehe.
Akhirnya berencana mau masukin TK aja tahun depan. Meski sekarang jg suka kepo2 info PAUD sih (tetep), coz di lingkungan rmh gk ada tmn main.
Yg pasti dasar memilih sekolah adalah pendidikan agama. Tapi kalau pun nanti SDnya kepaksa masuk sekolah negeri jg gpp, yg penting dr keluarga dibekalin nilai2 agama yg bener (wah Peer besar nih buat ortu).
Ety Abdoel says
Yang suka membuat saya pusing itu susahnya mencari sekolah yang bisa mengakomodir semua potensi anak SMP, saya sudah mulai tanya kanan-kiri tentang sekolah-sekolah di daerah kami, supaya cukup waktu untuk meimbang-nimbang.
Melati says
Mak mira ^^ tahun ini anakku masuk SD dan ini topik yg hot dbahas di antara mama2. Kalau ditanya, aq selalu bilang, sd nwgeri atau tgg tahun depan. Saya sendiri lulusan SD berbasis agama tp krn lokasi n harga yg ga tjangkau plus saya melihat dr tmn2 SD saya bhw pendidikan agama yg padat saat di sekolah akan menguap bgitu saja jk tdk didukung oleh pengetahuan agama orangtua. Maka, saya menantang diri saya utk mjd pustaka atau alat bantu anak2 mempelajari agama, sekalian saya akhirnya mendirikan ilmu yg sdh lamaa bgt diketahui … Again, itu ikhtiar saya, selanjutnya lihat perkembangan anak
Yasinta says
Makasih mak pencerahannya, buat bekal nanti kalau io nyari sekolah..
emang PR banget juga ya menentukan sekolah yang tepat bagi anak.
Lusi says
Bismillah aja. Kita siapkan yang terbaik. Perjalanannya minta tolong Allah untuk memudahkan dan menjaga.
widyanti yuliandari says
Semua orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anak-anak, ya Mak. Buat saya yang tinggal di kota kecil nan nyempil ini, terkadang bingun juga memilihnya. Sekarang masih SD sih masih dapatlah yang sesuai dengan kebutuhan anak. Tapi buat SMP nya, sepertinya mulai mikir keras nih. Ha..ha…
Akhirnya bismillah aja, seperti kata Mak Lusi di atas.
kholis says
kalo saya liat, kurikulum 2013 kayaknya membuat beban anak semakin berat ya?
Anggara says
Mungkin kurikulumnya cuma cocok buat yang super pinter ya hehehehe
bunda neva says
Assalamualaikum wr wb
ni, q ada masalah mak, anak yang kecil baru aja masuk sd. sekalian antar jemputnya se sekolahan masa kakakny,………….. minggu pertama lancar, untuk selanjutnya saya seperti sudah kehabisan akal anaknya sering cemberut pas sampai depan sekolah ujung ujungnya gak mau masuk, ga mau sekolah katanya, anak kayak gitu antara kasihan dan tegas untuk harus menuntut ilmu, sudah saya usahakan untuk konseling dengan guru kelas tapi masih belum sukses, gimana ya mak,…………… bantu saya donk cari jalan keluarnya, trimakasih sebelumnya,…………
Wassalamualaikum wr.wb
shella says
pendidikan di indonesia bikin beban anak kecil