Senin lalu, saat sudut ruang kamar begitu luang, pandangan mata saya tertuju pada rak buku, dan menemukan sebuah buku yang tersimpan rapi. Bahkan saya lupa, apa saya sudah pernah membacanya atau belum? Buku ini saya dapatkan dari komunitas Single Moms Indonesia.
Sebuah buku antologi yang di dalamnya berisi kisah dan juga karya para single moms dengan segala kisah hidupnya. Kurang dari dua jam saya selesai membacanya. Kisah di dalamnya teramat membuat saya terharu. Namun juga muncul harap, karena ternyata, saya tidak pernah sendiri dan punya teman berbagi dalam setiap fase sejak saya menjadi seorang single mom.
Terima kasih untuk teman-teman penulis yang dalam kisahnya begitu menginspirasi saya.
Hmm….
Kadang ada banyak sekali yang ingin saya tuliskan mengenai dunia single mom, tapi kadang tiba-tiba mulut juga menjadi kelu. Bahkan apa yang kerap muncul dalam pikiran saya, akhirnya hanya tesimpan dalam file pikiran saya. Jemari tangan pun kembali hanya berhadapan dengan layar putih kosong, dan tidak ada kalimat-kalimat yang terungkap.
Saya sering kali berpikir, apakah yang saya bagikan ini sebuah aib, atau justru sedikitnya bisa memberikan manfaat? Niat saya, hanyalah ingin berbagi pengalaman, ingin berbagi ilmu yang sedikit atas pengalaman yang saya punya. Siapa tau, kelak saat saya tak ada, tulisan-tulisan inilah yang menjadi warisannya.
Teman Berbagi

Momen menghabiskan waktu untuk menulis. Kadang tersenyum atau mengernyitkan dahi saat mencari inspirasi
Saya akui, perkara sendirian itu memang sangat tidak enak, terlebih menjadi seorang single parent. Bahkan teman saya sempat berkata “Gue enggak bisa bayangkan kehidupan elo yang sendiri itu, Mak.”
Well, saya katakan pada teman saya, “Ya jangan dibayangkan, karena enggak akan sampai.”
Iya, seseorang yang tidak penah ada dalam sebuah situasi yang sama, tentu tak bisa serta-merta menyimpulkan bagaimana rasanya. Tapi setidaknya ada yang bisa dilakukan, yaitu memberikan support.

Support terbesar yang saya dapatkan dari orang-orang terkasih
Alhamdulillah, saya memiliki teman, sahabat yang begitu baik. Saya tau banget siapa mereka yang benar-benar baik, dan tak pernah pergi saat saya terjatuh.
Kadang, jika waktunya pas, saya pun sering menghabiskan waktu bersama mereka. Tapi saya juga tahu diri. Saya paham banget, bahwa saya tidak boleh setiap saat meminta mereka untuk ada, apalagi sekedar mendengar keluh kesah saya.
Itulah kenapa, saya selalu mencari teman berbagi lain, yang setiap saat bisa saya recokin. Memangnya ada? Ada, ya dengan menulis. Selain blog ini, saya punya blog privat berisi segala curhatan saya, dari urusan penting banget, atau sekadar nulis, “Gue lagi sedih!”
Faktanya, menulis benar-benar telah menjadi terapi yang ampuh untuk diri saya.
Menulis adalah Cara Saya Berbagi
Merasa bahwa menulis itu penting banget untuk kesehatan jiwa saya, maka saya bersyukur selama 6 tahun ini ditemani oleh laptop Ultra Book yang saya dapatkan dari hasil lomba blog tahun 2012 lalu.
Lama ya? Awet? Alhamdulillah, so far masih bisa digunakan. Hanya saja sudah muncul banyak keluhan, dan akhirnya dilengserkan. Padahal, hampir setiap hari saya buka laptop.
And then what? Tentunya saya harus berpikir realistis, saatnya mengganti laptop lama dengan yang baru. Ho oh, laptop saja dulu yang baru, kalau suami, belum sekarang, hahaha.
“Tetaplah Menulis, Maka Kamu Akan Tau Siapa Dirimu.” – Mira Sahid
Nah, kalau di postingan sebelumnya saya sempat ngayal punya laptop Vivobook S S410 yang harga 11 jutaan, namun pada akhirnya pilihan jatuh pada notebook ASUS X555Q AMD Series.
Baca juga ; “Membuat Kesepakatan Waktu Bermain Gadget Pada Anak.”
Kenapa sampai memilih ASUS X555Q AMD Series?
Karena tipe ini bisa memberikan dua manfaat sekaligus. (((DUAAA…..))) Yaitu bisa buat main game, which is… anakku masih bisa pakai, dan juga untuk bekerja sehari-hari. Nah, cocok bangetlah buat freelancer kaya saya ini.
Selain itu, ASUS X555Q AMD Series ini didukung dengan AMD prosesor. Fyi, ya. X series merupakan notebook yang didesain secara stylish serta menonjol di antara notebook yang ada di pasaran saat ini. X series didukung oleh ASUS SonicMaster yang memiliki kualitas terbaik dalam audio notebook, serta dapat dinyalakan kembali dalam waktu 2 detik dari kondisi sleep mode (ini saya suka banget, enggak pakai lama). Jadi selalu siap kapan pun dibutuhkan.
Dan juga, X Series ini didukung oleh USB 3.0 yang memiliki kecepatan tinggi dalam mengirim data. Sudah dicoba juga, enggak pakai loading lama. *mulai jatuh cinta 😀
Alasan lain kenapa saya pilih ASUS X555Q ini adalah, layarnya lebih lebar dari notebook saya sebelumnya. Tapi saat dibawa juga, beratnya masih terukur, enggak jauh beda sama notebook saya sebelumnya yang lebarnya 12 inc. Plus, keyboard-nya empuk, ngetiknya makin lancar, bisa sambil merem, hahaha. Enggak, bercanda deng!
Untuk kekuatan baterainya, kuat sampai 3 jam lebih, dan saat nge-charge nya sendiri butuh waktu sekitar 1.5 jam. Cukup efektiflah kalau menurut saya. Harga? Masih masuk dengan kantong. Bujet sekitar 6,9 jutaanlah.
Sudah Dapat Teman Berbagi yang Baru
Nah, itu tadi curhat “teman berbagi” saya yang baru. Jangan berekspektasi saya bakalan nulis speknya sejago techno blogger ya. Setidaknya, saya paham dari sisi umumnya saja.
Dengan notebook ini, aktivitas menulis saya tetap berjalan, apalagi pekerjaan digital. Cocok juga untuk para content creator. Dan pilihan saya untuk ASUS X555Q ini Insha Allah enggak salah. Sambil berjalan, saya juga lagi menikmati eksplorasi program-program di dalamnya.
Dan buat teman-teman yang juga butuh notebook dua manfaat, saya sarankan bisa memilih tipe X555Q juga. *Cari teman 😀
Balik lagi, soal bahasan mencari teman berbagi. Teman saya pernah bilang, “Mira Sahid, percayalah, kita akan ditemukan dengan orang-orang yang kurang baik terlebih dahulu, jumlahnya juga bisa bervariasi, tapi yakin saja, suatu saat kamu akan menemukan teman berbagi, yang terbaik.” -Utie-
Serupa seperti saat saya menemukan notebook ASUS X555Q ini di antara pilihan lainnya, untuk pasangan hidup, saya tetap punya harapan kok. Allah Swt akan memberikan teman terbaik menurutNya, Insha Allah pada suatu masa. Aamiin.
Teman-teman punya teman berbagi jugakah? Share dong, melalui apa atau dengan siapa?
Bingung mau komentar apa Kak, tersepona sama modelnya. 🙂
Hahaha, bisa aja kak
Terimakasih kak tulisannya, selalu senang bacanya.
Alhamdulillah, semoga bermanfaat
biasana saya kalau memilih laptop yang paling jadi pertimbangan adalah beratnya, karena menyesuaikan badan saya yang kecil, kalau Asus X555Q ini enggak terlalu berat ya mba, sepertiya bisa jadi pilihan untuk dibeli suatu saat nanti. modelnya juga keren ya
Menurutku enggak sih. DI rumah aku masih ada ultra book 11 inch, malah beratnya sama
laptop asus cukup bagus untuk games dan mengerjakan tugas-tugas kantor
Betul. Pakai juga kak?
wah ulasannya sangat menggoda, mungkin modelnya juga berpengaruh hehe
terimakasih ulasannya jadi pengen
daripada komentar kaptopnya kami terpesona sama model dan gambarnya. jadi teman berbagi juga y mbak