MenduniakanMaduraMembukaPertemanan
Mendengar kata Madura, dalam pikiran saya adalah sebuah kota yang mungkin… akan terasa asing. Belum lagi membayangkan wilayahnya, ya… biasa saja. Karena aslinya, saya memang belum pernah ke sana, dan enggak tertarik ke sana. Tapi lain ceritanya ketika seorang teman dari Plat-M, Wahyu namanya, mengajak saya untuk berkunjung ke sana. Wow, ini kesempatan, bukan? Apalagi saya sudah mengenal Wahyu lumayan lama. Ya, hitung-hitung menjaga hubungan baik dengan teman-teman plat-M juga kan, ya.
Sampai waktu yang ditentukan, dan mengetahui bahwa blogger yang hadir ada dari berbagai wilayah, saya merasa bersemangat untuk sampai di Madura. Meskipun sebelumnya saya harus mampir ke Batam untuk sebuah acara. Capek? Nggak terasa kalau hati senang sih. Iya nggak?!
Sampai di Madura, saya langsung menuju kantor BPWS (Badan Pengembangan Wilayah Surabaya- Madura). Karena kendala teknis, sayangnya saya enggak bisa mengikuti acara pembukaan di kantor BPWS. But it’s oke lah ya, yang penting saya sudah di Madura bersama puluhan blogger dari berbagai wilayah. Dan perkenalan pun terjadi satu-persatu. Yup, Menduniakan Madura Membuka Pertemanan.
Madura, sebuah kota di Jawa Timur yang memiliki luas sekitar 5.168KM2, dan berpenduduk hampir 4 juta jiwa. Madura memiliki empat kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Well, mendengar namanya saja, masih asing di telinga, apalagi membayangkan tempatnya. Tapi dari beberapa foto yang sempat dishare oleh panitia, sepertinya sih, nggak terlalu buruk untuk dikunjungi. Alhamdulillah sejauh mata memandang, saya bisa menikmatinya. *anaknya emang asik-asik aja kok. bhik 😀
Perjalanan pertama kami dimulai dengan mengunjungi wilayah yang menjadi salah satu pengembangan BPWS. Letaknya persis setelah melewati jembatan Suramadu. Rencananya tempat tersebut akan dibangung rest area. Jadi, memang masih berupa lahan kosong sih. Dari sinilah perjalanan kami dimulai. 4 hari 3 malam tentu akan jadi pengalaman yang menyenangkan, bukan. Apalagi untuk kami, yang sejujurnya, sebagian masih belum kenal juga.
Selama perjalanan, saya sendiri nggak merasa khawatir, karena ternyata Plat-M berhasil menggandeng 4 Polres yang melakukan pengawalan estafet, mulai dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Saya bisa yakinkan, bahwa ini adalah perjalanan teraman selama saya mengikuti acara Blogger setelah Amprokan Blogger – komunitas tercinta, Blogger Bekasi. Dan akhirnya, tibalah kami di desa Nepa. Di sinilah malam pertama kami menginap. Jangan dibayangkan tidur layaknya seperti di hotel, ya. Bukan. Karena kami menginap di rumah penduduk desa, namun cukup nyaman dan aman. Dan buat saya pribadi, nggak ada masalah sama sekali.
Di desa yang letaknya persis di pantai dan hutan kera Nepa ini, saya berkesempatan untuk mengitari hutan Kera Nepa. Hutannya sepi, mungkin karena kami datang di hari kerja. Dan menurut informasi, hutan ini baru terkena hujan angin. Jadi memang, keadaan di sana seadanya. Dan ada yang menarik dari cerita hutan kera Nepa ini, di mana ada sebuah pohon besar, yang menggantung kain-kain lusuh atau sudah tak terpakai. Ternyata, pohon besar di hutan Kera Nepa ini diyakini sebagai tempat untuk bernadzar. Dan konon jika nadzarnya terkabul, masyarakat yang sempat datang, akan kembali lagi untuk hajatan. Percaya atau tidak, begitulah sejarah dari dalam hutan Kera Nepa.
Toroan – Air Terjun di di kawasan Bangkalan yang harus diwaspadai
Mengapa harus diwaspadai? Karena air terjun ini bukan untuk kawasan pemandian. Saat menginjakkan kaki di air terjun Toroan, di hari kedua ini, saya merasakan suasanya yang nampak sepi. Entahlah, sama seperti pantai dan hutan kera Nepa, air terjun Toroan ini seperti merindukan suasana yang menyenangkan. Sama seperti saya sih, *eh, gimana. Hihihi. Yang pasti, jangan coba-coba untuk mandi di air terjun ini, karena air terjun ini memiliki palun yang sangat dalam. Menurut informasi, di air terjun ini pernah memakan korban. Namun, bukan berarti hilang keindahannya lho. Buat saya, alam yang berbalut dengan air, selalu Nampak lebih indah, bagaimanapun bentuknya. Orang Pisces akan selalu cinta dengan dunianya, yaitu air.
Perjalanan semakin menyenangkan, karena hari kedua ini kami menyebrang ke Giliyang, dan menginap di homestay. Perjalanan menyebrang pulau sekitar 45 menit. Alhamdulillah saya nggak mabok laut, dan cepat menyesuaikan. Tiba di Giliyang, saya merasakan kesejukan yang berbeda dari biasanya. Ternyata homestay yang kami tempati, merupakan salah satu titik oksigen tertinggi di Madura. Jujur saja, untuk sekedar melepas penat dan lelah, saya betah berlama-lama di sini, meskipun listrik nyala setelah maghrib, dan mati selepas subuh. Tapi kalau untuk menetap, sepertinya saya belum sanggup, bok. Aku anaknya online banget Sis, Bro. Repot nggak nemu wifi yang sinyalnya macam air terjun.
Keren kan, view foto-fotonya? Ternyata, madura nggak seseram yang dibayangkan lho. Apalagi, konon cerita legenda carok yang selalu ditakuti, sudah tidak ada lagi. Serem aja sih, kalau carok masih dijalankan. Sekedar gambaran, Carok itu adalah aktivitas duel maut, menuju kematian. Hal tersebut bisa dilakukan untuk mebalas dendam keluarga sebelumnya, atau yang berkaitan dengan harta, tahta, dan wanita. Percaya atau tidak, dulu pada masanya (menurut cerita) pernah terjadi. Tapi saat ini, dengan semakin berkembangnya ilmu dan pengetahuan, semoga saja Madura lebih aman dan nyaman, serta hangat.
Bicara tentang perjalanan Madura ini, memang akan banyak sekali. Dan rasanya terlalu panjang kalau saya langsung uraikan dalam satu postingan. Namun inti dalam perjalanan ini adalah, bagi saya pribadi untuk mengenal bahwa Madura lebih dalam melalui program yang dilakukan oleh BPWS. BPWS sendiri memiliki visi utuk mewujudkan wilayah Suramadu sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan simpul transportasi nasional dengan mempertahankan nilai budaya masyarakat. Sedangkan Misi BPWS adalah meningkatkan ekonomi masyarakat di seluruh wilayah Suramadu melalui program fasilitas sektor dan stimulasi oleh BPWS melalui koordinasi dengan unsur Pemerintah, Swasta dan masyarakat. Dan tentu saja, wilayah-wilayah yang sedang dilakukan pengembangan oleh BPWS memerlukan dukungan kita semua, termasuk blogger-blogger yang hadir di sana.
Selain itu, bukan blogger kalau nggak kopdar ya. Alhamdulilah lewat Blogger Plat-M, saya mempunyai teman-teman baru dari berbagai kota, dan menikmati waktu bersama selama 4 hari. Dan semoga saja pertemanan kita akan terus berlanjut, hingga suatu saat kita bisa kembali bersilaturahim. Ihhik, kangen suasananya lagi deh jadinya :). Sekali lagi, terima kasih BPWS, terima kasih Plat-M.
mila said says
Mba Mira sekarang jalan2nya udah jauh lebih banyak dari aku dulu bwahahaaa…
tetap jaya di udara aja lah. pissss
cumilebay.com says
Ah senang nya ketemu banyak blogger dan temen2 baru
Molly says
Setiap baca postingan temen-temen aku mendadak rindu kalian semua, mba Mir. Seperjalanan selama 4 hari 3 malam itu such a beautiful moment. Semoga lain waktu kita bia ketemu lagi ya, mba Mir. Mwaacchh?
cumilebay.com says
Kamu ngak rindu aku yg manja ini ??? hahahhaa
Sandra says
Aku ngikutin poto2mu di sosmed pas jalan2 ke Madura Makpon, hebring ih.. Keindahan Indonesia emang harus dipertontonkan, baru ngeh kalau Madura punya banyak tempat wisata keren2. Jadi pengen banget kesana!
Zamsjourney says
Saya senang banget bisa mengenal mbak Mira 😀
Jangan kapok datang ke Madura lagi ya mbak
Fajrin Herris says
Ah akhirnya bisa ngopi bareng sama mbak mira di homestay dhari pertama. Duh aku senang sekali bisa kenal dengan mbak mira. Makasih jg jepretan foto nya y mbak mira.. Foto” keren
Rahmi says
Ealah mak mir, syerem aku liatnyah dirimu yoga di batu karang ituh, tapi posenya asli kereen. Aku tahun lalu ke Madura cuma numpang sholat sama makan bebek yg tersohor di sana ??
vina oktavia says
kalo denger kota madura jadi inget saat ziarah wali songo 8 bulan lalu ,, kotanya sih bagus cuma panasnya itu loh yang bikin puyeng ,,,
Dhanang Sukmana Adi says
blogger plat M terakhir ketemu 5 tahun lalu..udah gede-gede ya mereka, sebagian ada yg baru
Yasinta Astuti says
Maduranya keren, mba Miranya apalagi hehhe
Pantainya bersih ya ya mbak, jadi pengen ke Madura juga
Lisna says
Keren bangeeeet. Jadi sekarang makin tau klo madura itu bukan cuma nasi bebek aja ya,hihihi.