Indonesia Lifestyle Blogger & Empowering Women by Mira Sahid

Indonesia lifestyle Blogger, Empowering woman, Yoga Instructor, Social Media Enthusiast

Menu
  • Home
  • Inspirasi Mama
    • Family
    • Inspirasi Mama
    • Parenting
      • Dunia Ibu
      • Dunia Anak
    • Pengembangan Diri
      • Renungan
    • Cerita Inspiratif
    • Cerita Kehidupan
    • Soal Perempuan
    • Sosok
  • Lifestyle
    • Social Media
      • Blog Competition
      • Twitter
    • Hiburan
    • Cerita Fiksi
    • Komunitas
      • KEB
        • Kumpulan Emak Blogger
    • Review
    • Wisata
  • Ruang Yoga
  • Disclosure
You are here: Home / Inspirasi Mama / Dunia Anak / Minta Maaf Pada Anak

Minta Maaf Pada Anak

19/03/2015 by Mira Sahid 16 Comments

Maaf, hanya terdiri dari 4 huruf. M-A-A-F. Namun mengapa bagi sebagian orang, kata ini sulit sekali terucap. Tak peduli sebesar apapun bentuk kesalahannya, bahkan sebagian lebih memilih menuai konflik dibandingkan meminta maaf dan berdamai. Manusia! -MS-

Jadi begini, siang ini setelah pulang dari Jakarta, saya disambut oleh 2 anak saya, Vinka dan Zahran. Selama perjalanan pergi dan kembali ke rumah, Alhamdulillah jalanan kali ini bersahabat. Jadi saya enggak terkena imbas macet yang bikin hati ngelus dada. Tapi begitu sampai di rumah, saya mendapati jagoan kecil (Zahran) tampak murung dan terlihat seperti sudah menangis. Setelah masuk ke rumah, Zahran langsung mengutarakan sesuatu sama saya sambil terisak.

“Mama, itu gordyn kan lepas bukan karena aku, Mama jangan su’udzan dulu.” Begitu katanya.

Saya langsung teringat kejadian tadi pagi sebelum berangkat ke Jakarta. Jadi, gordyn yang ada di jendela depan rumah saya itu, sudah dua kali lepas dari temboknya. Yang pertama, karena tidak sengaja ketarik sama Zahran, yang kedua pun sama, sehingga Ayahnya harus kembali membetulkannya. Dan lalu, ketika tadi pagi saat saya sedang memanaskan mesin mobil, gordyn tersebut jatuh lagi. Pikir saya, “hmm, palingan sama Zahran lagi deh.” Sambil sedikit ketus tanpa memarahi, saya bilang sama Zahran, “nah kan, jatuh lagi gordyn nya. Lain kali adik bisa hati-hati kan?”

“Bukan sama aku, Ma,” tegas Zahran

Tapi karena saya harus segera beranjak dan siap-siap berangkat, saya sedikit tidak mempedulikannya.

“Pokoknya lain kali hati-hati. Sudah! Nanti minta tolong Ayah betulkan lagi.” Putus saya tanpa memberikan kesempatan Zahran untuk bicara lagi.

Dan ternyata, saat saya pulang, karena Zahran merasa tidak bersalah, ia pun masih berjuang mengklarifikasi, bahwa gordyn tersebut lepas bukan karena ulahnya, melainkan jatuh sendiri karena kondisi temboknya pun sudah keropos. Subhanallah, saya langsung beristigfar. Bagaimana bisa saya men-judge langsung bahwa itu perbuatan Zahran, sementara saat dia saya tinggal pergi, Zahran memendam perasaan tidak nyaman karena Mamanya telah menuduhnya.

“Ya Allah, nak… apa benar yang kamu bilang?”

“Bener, Ma, bukan sama Aku,” isak Zahran

Saat itu juga saya langsung memeluknya dan meminta maaf dengan perasaan yang sangat menyesal. Perasaan sensitivitas saya pun muncul dan saya hampir menitikkan air mata. “Jahat banget sih, gue.”

“Nak, Mama minta maaf ya sudah menuduh. Adik Zahran maafin Mama nggak?”

Zahran pun mengangguk sambil memeluk saya erat banget. Dan momen “Jleb” pun sukses terjadi.

Sebagai orangtua, kadang kita selalu merasa yang paling benar. Apalagi ketika mengetahui anak pernah berbuat salah, maka sepertinya sayalah (orangtua) yang benar dan anak salah. Astagfirullah hal adziim. Namun, dari kejadian tadi, saya malah merasa tertampar sama sikap Zahran yang dengan tulus berusaha menjelaskan, bahkan rela menunggu sampai Mama nya pulang.

Suka atau tidak, terkadang anak-anak lah yang menjadi sumber pembelajaran kita. Saya enggak malu mengakui kesalahan saya dan juga dengan tulus meminta maaf sama Zahran sampai ia benar-benar memaafkan. Dan tau nggak, Zahran bilang apa.

“Mama, lain kali jangan su’udzan dulu, ya. Dengerin dulu adik sama kakak ngomong.” *tertunduk malu

“Iya nak, mama janji nggak akan langsung su’udzan. Mama percaya anak-anak Mama jujur dan akan selalu menjaga sikap dengan baik dan benar.” Insya Allah. Dan konflik pun mencair, Zahran kembali bercanda dan menggoda kakaknya dengan kejahilannya. *garuk-garuk

Lesson : tak perlu malu untuk mengakui kesalahan, sekecil atau seberat apapun. Lakukan yang seharusnya dilakukan, agar hati kembali bersih. Minta maaflah, karena meminta maaf bukanlah sesuatu yang menjijikan. Meminta maaf sebuah proses pendewasaan diri untuk menjadi lebih baik. #ThankYouILearn

IMG_3660[1]

Share:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram
  • Email
  • Print

Filed Under: Dunia Anak, Dunia Ibu, Inspirasi Mama, Parenting, Pengembangan Diri, ThankYouILearn Tagged With: Anak Sekolah Kehidupan, Dunia Anak, Minta Maaf Pada Anak, Parenting

About Mira Sahid

Lifestyle Blogger | Licensed STIFIn Promotor | Pegiat Literasi Digital | Wakil Ketua Umum Siberkreasi Bidang Kemitraan dan Komunitas | Yoga Instructor | Digital Parenting Enthusiast | Personal Genetik Enthusiast | Women and Community Empowering

« Hadiah untuk Sebuah Penantian
[Thank You I Learn] Sisa Waktu »

Comments

  1. cumilebay.com says

    19/03/2015 at 5:36 pm

    Kata maaf mmg kadang berat banget terucap. 3 kata sech sebenar nya Maaf, Tolong dan Terima Kasih.
    tp sudah kebiasaan kita, demen nya langsung nyalahin ke seseorang kalo kesalahan yg sama terjadi lagi padahal kadang tidak dia yg berbuat lagi hehe

    Reply
  2. rita asmaraningsih says

    19/03/2015 at 8:43 pm

    Masih ada orangtua yg ogah minta maaf pada anaknya…menurutku sih itu kurang tepat ya… Orangtua tetap mesti minta maaf pada anak2nya kalo dia salah.. ini bukan merendahkan martabat orangtua dimata si anak, ttp untuk mendidik si anak tentang arti “maaf”… nice post…

    Reply
  3. ei says

    20/03/2015 at 12:43 am

    Iya, saya sebagai orang tua juga sering minta maaf, contohnya kalau janji sesuatu dan lupa. Anak pasti akan mengikuti kebiasaan orang tuanya. Yang ingin saya tanamkan ke anak2 adalah berbuat salah itu manusiawi, minta maaf jika ada yang tersakiti dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama adalah yang terpenting.

    Reply
  4. Sary Melati says

    20/03/2015 at 4:27 am

    Maaf berhubungan dengan ego. Maaf itu proses belajar kita menerima keadaan yang sebenarnya. Mampukah meluruhkan ego untuk meminta maaf dan memberikan maaf. Prosesnya bisa sebentar, bisa juga lama. Anak kecil biasanya cepat melupakan dan mamaafkan, sebaliknya orangtua cenderung cepat melupakan meminta maaf karena merasa lebih tau dan lebih benar hehehe

    Reply
  5. Dwi Puspita Nurmalinda says

    20/03/2015 at 8:13 am

    dari tulisan inpun aku bisa belajar agar tidak su’udzon ke orang lain..makasih mak sharingnya

    Reply
  6. HM Zwan says

    20/03/2015 at 9:06 am

    thankyouilearn….makasih mak sudah berbagi^^

    Reply
  7. Melly Feyadin says

    20/03/2015 at 11:20 am

    Anak kecil memang sering ngasih kita pelajaran ya mak ^^

    Reply
  8. ummi says

    20/03/2015 at 3:39 pm

    kadang keadaan terdesak bikin kita gak pikir panjang dan ngasal aja, umi juga pernah mak ngalamin ini sama anak yang bungsu

    Reply
  9. Lidya says

    21/03/2015 at 3:21 pm

    Sering kok minta maaf, malah jadi anak kalau punya kesalahan otomatis minta maaf juga

    Reply
  10. Salman Faris says

    24/03/2015 at 6:44 am

    jadi terharu bacanya mba Mira, selama ini kan kita selalu melihat keluar untuk mencari sesuatu yang berharga, padahal sesuatu yang lebih berharga itu ada dirumah kita

    Reply
  11. Anisa AE says

    24/03/2015 at 10:56 am

    Ah si Emak. 🙁 Ini pengalaman masa kecil saya. Saat ini saya selalu membiasakan meminta maaf pada si kecil, begitu juga sebaliknya. 🙂

    Reply
  12. Murtiyarini says

    24/03/2015 at 1:46 pm

    Aku pernah (sering) marah ke anak eh nggak tahunya dia nggak salah. Andai perkataan bisa ditarik kembali. Jadilah minta maaf ke anak. Tapi tetap menyesal banget…

    Reply
  13. Situs Kuliner Malang says

    01/04/2015 at 3:03 pm

    Jadi merasa banyak salah ma ibu bapak di rumah setelah baca ini. :'(

    Reply
  14. Indah nuria savitri says

    11/05/2015 at 11:35 pm

    Aku juga sama mak..suka alpa dan jadi suudzan…tapi kalau salah saya akan langsung meminta maaf dengan anak-anak..mereka seringkali menjadi guru yang lebih baik untuk kita semua..

    Reply
  15. fanny fristhika nila says

    16/05/2015 at 10:22 pm

    akupun ga prnh segan minta maaf ama ankku mba.. soalnya aku yakin, kalo kita sbg ortu ga malu minta maaf ke anak, pasti mrkpun akan mudah juga memaafkan org lain 🙂 Ortu itu guru pertama anak2 kan 😉

    Reply
  16. Yoekaa says

    27/07/2016 at 9:34 am

    Sebagai orang tua kadang merasa gengsi sekali untuk meminta maaf pada anak, tapi ini sangat perlu biar buat contoh nantinya

    Reply

Terima Kasih Komentarnya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Heloo… Mira’s here

Founder Kumpulan Emak Blogger | Yoga Teacher | Community Manager | Lifestyle and Parenting Blogger | Purple & Coffee Lover Read More…

Founder of KEB

 photo keb_zps7765220c.png

Follow My Blog

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Recent Posts

  • Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Setelah Ini, Apa?
  • Siap UTBK bersama Zenius Ultima
  • Sebuah Proses Mengajar dan Belajar
  • Menjadi Ayah Yang Keren
  • Hijrah Berawal dari Mulut, Bersihkan Dengan Pasta Gigi Sasha
  • Senyum Menari-nari di Sela Imaji
  • Menjadi Kaum Rebahan Sebagai Bukti Cinta Bagi Keluarga dan Bangsa
  • Perempuan, Corona, dan Tulang Punggung Keluarga
  • Gara-Gara Corona, Ada banyak Cinta atau Kesedihan?

Archives

Top Posts & Pages

  • Ketika Menjadi Single Parent
  • Scott’s Emulsion, Merangsang Perkembangan Otak Anak
  • Jangan Biarkan Anak Panas Dalam Berlama-lama!
  • Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Suka Duka Menjadi Team Leader

Latest Posts

  • Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Setelah Ini, Apa?
  • Siap UTBK bersama Zenius Ultima
  • Sebuah Proses Mengajar dan Belajar
  • Menjadi Ayah Yang Keren

Grab My Banner

 photo banner10_zps502f511e.png

Recent Comments

  • nita hartini on Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Dini Derin on Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • lendyagasshi on Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Echaimutenan on Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Milda Ini on Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa

Copyright © 2021 · Mira Sahid · Custom Design by Shinta Co

Copyright © 2021 · Inspirasi Mama on Genesis Framework · WordPress · Log in

loading Cancel
Post was not sent - check your email addresses!
Email check failed, please try again
Sorry, your blog cannot share posts by email.