“Jika saja kehidupan tanpa kesalahan menjadi bagian yang hakiki, maka mungkin saja, dunia ini akan damai dan menenangkan. Mungkin…”
Saya adalah manusia biasa yang sudah pasti jauh dari kesempuranaan. Ada kalanya, saya begitu mudah melewati setiap langkah yang saya tempuh, namun tak jarang juga, saya kerap kali terjatuh, dan tertatih untuk melanjutkan langkah selanjutnya. Namun saya ingat betul seorang sahabat pernah berkata bahwa : “ Jika kita sebagai manusia hanya tertatih untuk menjadi lebih baik, maka percaya saja, Allah justru berjalan mengiringi langkah kita.” Artinya, selama kita memantaskan diri untuk kembali menjadi pribadi yang lebih baik, Insya Allah, Allah selalu dekat dengan kita.
Saya kerap kali bertanya pada diri sendiri, apakah yang sudah saya lakukan ini sudah benar? Atau, apakah Allah ridho dengan semua yang saya lakukan? Mungkin untuk bagian yang jelas salah, saya tau persis jawabannya. Sebuah kesalahan tak pernah bisa dianggap benar, apapun dan bagaimanapun bentuknya. Pertanyannya, apakah saya sudah cukup menyadari kesalahan saya. Atau, saya memilih untuk tidak mau tahu.
Setiap dari kita pasti pernah melakukan kesalahan. Dan semua kesalahan tersebut memiliki tingkatan masing-masing. Akibat dari kesalahan tersebut juga bisa berdampak banyak hal, baik pada mereka yang telah melakukannya, atau orang lain yang memang akhirnya harus merasakan dampaknya karena kesalahan kita. Ada yang langsung menerima dampaknya, atau ada yang tertunda. Suka atau tidak, kita semua memang harus tetap mempersiapkan pada kondisi terburuk dalam kehidupan kita. Dan mau atau tidak, kita pun harus memiliki kekuatan untuk bangkit, dan memperbaikinya. Meski dengan segala rasa sakit, perih, sedih, malu, ataupun marah.
Saya pernah berada dalam kondisi keduanya. Melakukan kesalahan, dan menjadi korban dari kesalahan. Well, keduanya sama-sama sangat tidak nyaman untuk dirasakan. Dari keduanya pun saya menitikkan air mata. Dari keduanya saya merasakan rasa marah, kesal, dan juga sedih. Dan dari keduanya saya belajar. Beruntungnya saya, saya menyadari kondisi tersebut. Ah, mungkin ini artinya hati saya masih bekerja. Saya masih ingat bahwa pada akhirnya apa yang saya lakukan adalah sebuah kesalahan, di sisi lain juga, saya menyadari bahwa memaafkan atas kesalahan orang lain yang sempat membuat hati tersayat akan membuat hidup jauh lebih menenangkan. Mungkin, ini sebenar-benarnya, makna dari berdamai dengan diri sendiri. Meskipun saya tidak menyatakan bahwa saya berhasil melakukannya. Nope, saya masih terus berproses, terus… dan terus, hingga napas saya terhenti.
Dan yang saya maknai dari semua itu adalah, menyadari bahwa ternyata, saya hanyalah makhluk lemah. Sungguh tidak ada kesempurnaan di dunia ini. Itulah yang pada akirnya membuat saya ingin lebih berhati-hati, baik dalam melangkah atau berucap. Cukuplah saya membuat kesalahan, dan saya pun harus bergegas memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain, agar saya bisa menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Namun, apakah ini sebuah jaminan? Tentu tidak! Tapi tidak ada salahnya kita berusaha untuk memperbaikinya kan, selama hati kita masih mampu bekerja. Karena jika hati kita sudah tidak bisa bekerja, maka apapun yang kita lakukan, akan selalu benar menurut kita, dan yang orang lain lakukan adalah, tetap sebuah kesalahan di mata kita. Terima kasih untuk setiap terguranMU, terima kasih untuk segala rasa yang KAU titipkan. Ijinkan jiwa dan raga ini untuk kembali menata kehidupan dengan sebaik-baiknya, agar Engkau Ridho. Mungkin, cukup dengan bercermin, kita akan menemukan titik lemah kita, atau kebodohan dan kesalahan kita. Mari kita bercermin diri terus, dan terus.
“Be humble to see your mistakes, courageous to admit them, and wise enough to correct them.”
Jakarta – Yogyakarta | Taksaka, 26 Januari 2017, pukul 22.53
Intan Novriza KS says
Mba Mir, kadang kita sbg manusia suka gengsi mengakui kesalahan, padahal ya kan gak perlu begitu. Akui aja salah, berbenah meski mungkin langkahnya patah-patah. Tugas kita bukan lepas bebas dari salah, tapi gimana caranya bangkit dan memperbaiki kesalahan ya kan? Ganbatte Mba Mir! 😀
larizzya says
hmm, bagus banget tulisannya, makasih ya mak…
cumilebay.com says
Setuju banget, memaafkan orang yg membuat kita terluka akan menjadikan kita jauh lebih tenang
Lowongan kerja says
Selalu menginspirasi terus bu…, 🙂