Women Empowerment by Mira Sahid

Lifestyle Blogger | Women Empowerment | Self Development | Literasi Digital

Menu
  • Home
    • Mira Sahid – Lifestyle Blogger | Women Empowering
  • Self Development
    • Self Improvement
    • Relationship
    • Women Empowerment
  • Digital Empowerment
    • Literasi Digital
  • Others
    • Lifestyle
    • Parenting
    • Community
    • Opini & Cerita
You are here: Home / Uncategorized / Mendampingi Anak Belajar dari Kesehariannya

Mendampingi Anak Belajar dari Kesehariannya

30/11/2018 by Mira Sahid 7 Comments

“Ma, pegal, tahu…!”

Kalimat di ujung pesan text yang saya baca melalui layar ponsel, sedikit membuat kening saya berkenyit.

“Lho, memang Kakak naik apa?”

“Kereta!” jawabnya singkat.

Sejenak saya menghela napas, karena seiring dengan jawaban teks yang dikirimkannya, Kakak Vinka juga mengirim sebuah foto saat ia sedang berada di dalam commuterline. Perjalanan tersebut sedang ia tempuh saat menuju pulang ke rumah, setelah akhir pekan beberapa waktu lalu Vinka ikut serta bersama ayahnya.

 

Mendampingi Anak Belajar dari Kesehariannya

Foto yang dikirim oleh Vinka

 

Ketika Harus “Tega” Saat Mendampingi Anak

Dalam hati, saya sempat menggerutu, “Hugh, kenapa ayahnya tidak membawa Vinka naik taxi online saja, sih.” Mengingat jarak tempuh Jakarta Barat ke tempat tinggal kami lumayan jauh.

Saya coba jeda sejenak dan berpikir. Oh, mungkin ada alasan tertentu kenapa ayahnya lebih memilih menggunakan moda transportasi umum Cl dibanding taksi online.

“Ya sudah, Nak. Sabar, ya. Seru kan, naik kereta umpel-umpelan.”

“Iya, Ma.” Jawab Vinka mengakhiri obrolan kami dalam teks.

Singkat kata, mejelang maghrib, Vinka sampai di rumah. Wajahnya biasa saja. Tdak terlihat kesal. Dan saya menyambutnya dengan bahagia dan dengan sebuah pelukan. Berpisah 3 hari saja, rindunya sudah teramat dalam sama si sulung ini.

Setelah sempat berbincang dengan ayahnya, kemudian beliau pamit, Vinka kembali melanjutkan rutinitas malam. Urusan belajar pelajaran sekolah dia memang sudah mandiri. Tidak perlu saya suruh-suruh lagi. Hingga akhirnya semua rasa lelah kami sampai di penghujungnya.

Malam belum larut, masih sekitar pukul 21.00. Anak-anak sudah terlelap, sementara saya masih terjaga. Kali ini saya mencoba merenungi apa yang bergejolak di hati dan pikiran saya tadi.

 

Anak Harus Belajar dari Keseharian

Jujur saja, saya merasa kasihan Vinka harus berdiri dari Stasiun Sudimara hingga Bekasi. Sempat kesal sama ayahnya, meski tidak terucap. Karena kalau saya, mungkin akan memilih kenyamanan anak-anak, dan memesan taksi online saja. Apalagi melihat kondisi anak mulai kelelahan.

Tapi kemudian saya berpikir, anak-anak harus belajar dengan kondisi yang mungkin belum bersahabat dengan mereka setiap saat. Contohnya, ya seperti yang Vinka alami. Berdesakan di kereta, dan harus berdiri lumayan lama. Kalau saya pribadi sudah sering mengalami kondisi seperti itu. Apalagi jaman masih kerja kantoran. Hanya saja, naluri emak-emak kadang suka enggak tega sama anak. Mikirnya, yang panting anak nyaman.

Ya qadarullah. Meski ini bukan pertama kalinya Vinka naik commuterline dan memaksanya berdiri lama, saya bersyukur karena yakin. Allah sedang mengajarkan anak saya untuk belajar menerima keadaan dan melatih kesabarannya.

Terkadang sayanya saja mungkin, yang terlalu khawatiran. Toh, ketika sampai rumah, anaknya datang tanpa mengeluh lagi. Dia happy-happy saja, terlebih perginya bersama Ayahnya sendiri. Sebuah momen yang termasuk momen langka.

Sampai ketika saya tanyakan, “Kakak hafal enggak, lain kali kalau ke rumah Ayah?” Kemudian dia menjabarkan track perjalanan yang harus ia tempuh andaikata di lain waktu harus menggunakan kembali commuterline ke tempat ayahnya. Dan saya pun tersenyum simpul. Vinka cepat belajar dan menyesuaikan. Anakku tangguh, seperti momanya 😀

 

Mendampingi Anak Memahami Hidup

Malam itu, saya berbicara dengan diri saya sendiri. Menertawakan kekhawatiran saya, atau juga kekesalan yang sempat muncul.

Saya sadar, ada kalanya saya ingin segala sesuatunya bisa membuat anak-anak nyaman, memberikan yang terbaik. Namun sebaliknya, saya juga tidak boleh lupa, bagaimana saya harus mendampingi anak dalam kondisi yang tidak biasa, karena itu juga baik untuk mereka pahami kelak.

Dari sini mungkin nilai-nilai pelajaran yang akan mereka dapatkan. Karena bagaimanapun, kelak mereka akan berjalan sendiri, menghadapi dunia luar tanpa saya atau ayahnya. Mudah-mudahan saja pembelajaran-pembelajaran kecil seperti ini bisa menjadi bekal baginya yang kini terus beranjak remaja.

“Terima kasih, sudah memberi pengertian rasa pada ayahmu, Nak. Berterima kasih jualah pada ayahmu karena telah menjaga dan mengajarkanmu arti bertahan di tengah ketidaknyamanan. Bagaimanapun sibuknya ayahmu, ia adalah lelaki yang tetap akan berjuang untuk gadis kecilnya. Serta ingatlah setiap momen yang kamu lewati bersama ayahmu. Dengan begitu, kau akan selalu merasa nyaman, aman, terlebih jika kau hadirkan Sang Pencipta dalam setiap langkahmu.”

 

Moma dan Ayah Akan Selalu Ada

Moma dan Ayah, adalah  orangtuamu, selamanya. Percaya dan yakini itu. Kamu dan adikmu akan selalu baik-baik saja, karena kami akan selalu ada untuk kalian. Kami teramat mencintai kalian.

Dan untuk para single parent di luar sana, mari kita lepaskan stigma bahwa perpisahan akan membuat anak menjadi korban. Mereka akan baik-baik saja, kita hanya perlu tetap mencintainya dan mendampingi anak dengan sebaik-baiknya.

Ego kita bukan hak anak. Sebaliknya, anak-anak tetap memiliki hak untuk dicintai utuh oleh kedua orangtuanya, dalam segala kondisi.

Share:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram
  • Email
  • Print

Filed Under: Uncategorized Tagged With: BlogInspirasiMama, duniaanak, InspirasiMama, Parenting

About Mira Sahid

Lifestyle Blogger | Women Empowerment | Pegiat Literasi Digital | Trainer & Public Speaker

« Tulis yang Baik-Baik Saja di Media Sosial
Hati-hati dengan Body Shaming »

Comments

  1. Mantu Idaman says

    18/12/2018 at 8:40 am

    Wahh kan Vinka hebat. Memang bener banget, akupun selalu merasakan itu naluri Mama selalu ingin anaknya dapat fasilitas yang nyaman, yang enak, gak kesusahan. Dan naluri Papa selalu ingin anaknya berpetualang, mencoba hal baru kadang deket deket bahaya hehe

    Reply
  2. Damar Aisyah says

    18/12/2018 at 2:50 pm

    Sudah lama nggak komen di postingan Mbak Mira. Biasanya sa cukup puas setelah membaca. Tapi kaliini beda. Energi positif Mbak Mira sebagai orangtua sungguh terasa saat membaca postingan ini. Tetap jadi orangtua hebat ya, Mbak.

    Reply
  3. Mak Ijah says

    23/12/2018 at 9:22 pm

    Terkadang kita selalu ngerasa begitu kenapa ya? anak kita nakal, terus kita marah biasa saja. Tapi kalau yang marahin nya ayah nya kadang kita nggak tega liatnya, apalagi kalau si kecil nangis hiks hiks hiks…

    Reply
  4. Kynda says

    01/01/2019 at 8:46 am

    Aah, jadi rindu bapak, hiks.. tapi kalo bapak marahnya soal cowok aja, yg lain mah tetep ibuk penasehat terbaik. Hihi..

    Reply
  5. Dini says

    07/01/2019 at 10:28 am

    tulisannya sangat bermanfaat kak 🙂

    Reply
  6. Khairiah says

    22/01/2019 at 10:16 am

    Salut sama kak vinka mau nyobain hal baru meski nggak nyaman

    Reply
  7. Media Ilmu Pengetahuan says

    23/02/2019 at 2:31 am

    Ya ya ya hebat buat dede Vinka , semoga menjadi anak yang sukses dan kelak menjadi orang yang sukses jua. Aamiin

    Ya rasa khawatir orang tua terhadap anak-anak memang sangat wajar. Ya saat kita kecil, orang tua kita juga begitu, padahal kita sendiri merasa enjoy saja. Begitu pula anak-anak kita, kita khawatirnya bukan main, eh anak malah santai saja.

    Jadi, khawatir itu manusiawi, namun yang penting jangan terlalu ya mba?.

    Biarlah anak-anak mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kemandiriannya.

    Reply

Terima Kasih Komentarnya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Heloo… Mira’s here

Creatorpreneur | Public Speaker | Pegiat Literasi Digital | Founder Kumpulan Emak Blogger | Founder Karyapuan.id | Wakil Ketua Umum Siberkreasi (GNLD) | BNSP Certified | Licensed STIFIn Promotor | Yoga Certified | Digital Community Empowering Read More…

Founder of KEB

Follow Me on

  • Instagram
  • TikTok
  • Facebook
  • Spotify
  • YouTube
  • Twitter

Follow My Blog

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Recent Posts

  • Hati Seperti Kertas
  • Perempuan Dan Teknologi Digital
  • Untuk Perempuan : Bisakah Saling Bergandengan?
  • Menikah Atau Tidak, Persoalan Hidup Tetap Ada
  • Ingin Diakui Tapi Tak Pernah Hadir
  • Relationship For Single Mom
  • Ketika Saatnya Melepas Anak-Anak
  • Membangun Support System Bagi Ibu Tunggal
  • Berjuang Lagi, Ya
  • Rawatlah Kebucinan Dengan Sadar

Archives

Top Posts & Pages

  • Konsep Jalani, Nikmati, Syukuri
  • Relationship For Single Mom
  • Menikah Atau Tidak, Persoalan Hidup Tetap Ada
  • 9 Tantangan Menjadi Single Parent
  • "Apa yang Kamu Khawatirkan?"

Youtube Podcast

https://www.youtube.com/watch?v=9zDCDZJyITs&t=7s
https://www.youtube.com/watch?v=lMWb8blZqZ8
https://www.youtube.com/watch?v=r03VbD8sYmI
https://www.youtube.com/watch?v=ZiqjuwacZ9s

Contact me

mirasahid1@gmail.com

Grab My Banner

 photo banner10_zps502f511e.png

Copyright © 2025 · Mira Sahid · Custom Design by Shinta Co

Copyright © 2025 · Inspirasi Mama on Genesis Framework · WordPress · Log in