Menunggu, mengurai waktu yang berjalan sangat lambat sore ini. Tak ada keresahan yang menemani, semua terasa ringan dijalani. Tak terasa, kakipun bergegas pada sebuah pintu kendaraan besar yang bernama bis.
Ah…Tuhan begitu baik padaku… meski di dalam bis ni harus berdesakan, aku tak perlu berkeluh akan hujan yang turun begitu kakiku menginjak di lorong antara sandaran kanan dan kiri. Terlebih lagi, dalam sudut ini aku mampu mengeluarkan apa yang kurasa.
Aku teringat ketika suamiku sempat pulang beberapa waktu lalu. Kami sempat melakukan perjalanan pulang dari pusat Jakarta dengan menggunakan bis jurusan yang sama. Kamipun hanya memiliki kesempatan untuk berdiri. Tak apalah, daripada harus menunggu bis lainnya yang tentu mengalami hal serupa, berdesakan satu sama lain.
Cuaca masih gerimis, dan aku masih beediri menempuh perjalanan pulang. Meski hanya seorang diri tanpa mengenal penumpang lainnya, aku menarik pada sebuah masa ketika suamiku ada di sampingku, berdiri bersamaku dalam desakan lorong yang hanya mampu membuatku bernafas dan sekedar menggerakkan jariku dalam perjalanan pulang kali ini.
Aku senang, langkahku ringan… karena aku yakin, bahagia dalam diri ini hanya mampu tercipta oleh rasa dan pikiran kita sendiri.
On the bus 17.50 | 2072013
Ety Abdoel says
setuju Mak, bahagia dalam diri memang ada karena rasadan pikiran kita sendiri. semoga bisa selalu menikmati setiap momen dalam bis..
puteriamirillis says
nice mbak…
Sary says
*peluk* you’re a tough woman. Insya Allah perjuanganmu gak sia-sia, Mak 🙂
AstyNNS says
Tetap berpikiran positif dlm keadaan apapun, btw fotonya bagus Mbak 😀
kacamatamia says
Dalem deh mba Mira, tough itu harus disertai perasaan ikhlas dan nikmatin yang ada ya biar ga terasa berat dan hidup tetap nikmat. Love this post 🙂
Jay Boana says
bahagia itu sederhana yh kalo dipirkan :))
Niar Ningrum says
mbak mira ditempat apapun masih tetep postip tingking, kerenn 😀
niar temenin naik bus 😀
moocensusan says
jadi inget waktu mau berangkat kerja dan berdesakan di bus…hehe..:)
Oyen says
jadi ingat naik KRL jaman mahasiswa, tak terasa pegalnya sekalipun hampir tak bisa bergerak sepanjang perjalanan dari jakarta ke bogor… hanya karena merasa lebih beruntung dari mereka yang mengais sedikit rejeki dalam KRL… alhamdulillah
keke naima says
bahagia itu bener2 sederhana, ya, Mak 🙂
Lidya - Mama Cal-Vin says
harus tetap bersyukur ya mak, sesama pemakai bus kita 🙂