Judulnya pasti menimbulkan pertanyaan ya….
*****
Beberapa hari ini linimasa ramai sekali dengan pembahasan soal keperawanan. Yak, ternyata hal tersebut muncul dari keputusan Dinas kota Prambumulih, Sumatera Selatan yang akan melakukan tes keperawananterhadap siswi sekolah menengah atas. Meh… sungguh keputusan absurd tuh. Bukan twitter kalau tidak menyuguhkan berita-berita up to date. Dats why, sampai saat ini saya masih betah menyimak linimasa, karena lebih cepat mendapatkan berita-berita terbaru.
image here |
Keperawanan, (mungkin saja) bagi setiap perempuan sudah mulai sulit terjaga dengan baik di jaman yang modern ini. Tapi, tetap saja. Banyak kaum perempuan yang tetap mengagungkan keperawanan di atas segalanya. Bagaimanapun, hal tersebut menjadi acuan atau hal yang sangat dijaga oleh perempuan selama hidupnya hingga seseorang menikahinya. Apa jadinya jika ternyata, anak perempuan yang masih perawan, yang belum pernah terjamah oleh siapapun, harus menerima nasib untuk dites keperawanannya agar bisa sekolah lanjutan tingkat atas, disentuh2 kemaluannya oleh orang lain. Okelah, dokter yang test, tapi tetap saja, merugikan. Saya baru saja membaca blog Om Jay di BlogDetik yang membahas tentang hal ini. Om jay katakan, bahwa : “Saya tak bisa membayangkan bila anak pertama saya Intan yang kini masuk SMA kelas X di SMA 6 Bekasi harus mengikuti tes keperawanan. Saya tak ridho dunia akhirat anak gadis saya di tes keperawanannya meskipun oleh seorang dokter. Buat apa?” Tidak hanya Om Jay, saya sendiri pun engga rela kalau menjelang SMA nanti Vinka harus disentuh2 oleh orang lain. *siapin samurai -__-
Entah darimana idenya para pejabat itu mengeluarkan keputusan yang aneh. Dan tentu, hal ini juga akhirnya memicu banyak masyarakat Indonesia menolak dan kontra dengan keputusan tersebut. Termasuk Mendikbud, M. Nuh. Terus, kalau ketauan engga perawan, engga boleh sekolah lagi? Kalau sudah tau masih perawan atau engga, apa untungnya buat mereka? Yang ada, mereka malah melanggar HAM siswi-siswi tersebut akan hak-nya dalam menerima pendidikan dan bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan. Sekalian saja, tes keperjakaan. Keperawanan bisa hilang kalau ditengok sama keperjakaan, kan? Absurd nih :))
Biasanya, saya mencoba melihat sebuah keputusan dari berbagai sudut pandang. Tapi kalau soal tes keperawanan ini, Aeh, sepertinya tak ada sudut pandang lain yang bisa saya keluarkan selain menolak karena jengah dengan hal tersebut. Bagaimana dengan teman-teman soal tes keperawanan ini?