Aku bermimpi paling indah diantara rangkaian mimpi yang hadir pada lelapnya tidur. Awan begitu biru dan mentari begitu menyengat. Tapi Allah Swt begitu baik padaku, hingga teriknya mentari tak mampu menyayat setiap sudut tubuh. Hanya kesejukan yang terasa, seolah angin menyapa, menelisik begitu lembutnya memasuki rongga napas.
Kemudian saat wajah menyapa pada indahnya langit, awan menyambutku dengan bentuk lafadz “Allah.” Masha Allah. Sekujur tubuh bergetar melihatnya, semakin kulihat, ia semakin mendekat. Aku semakin terlena, semakin takjub, tersenyum, kemudian meneteskan air mata. Hening, tak ada siapapun bersamaku. Hanya suara angin, udara, dan luasnya lautan menemani kisah bunga tidurku.
Saat terbangun, aku bertanya pada diriku, “pertanda apa ini?” Namun kemudian kutepis saja. Tidak selalu yang hadir dalam mimpi harus diterjemahkan dengan pasti, apalagi kuurai dalam nalar. LafadzNYa hadir, mungkin saja, merupakan jawaban pada banyaknya tanya yang selalu kupertanyakan pada makhluk di bumi ini.
Engkau menyentuhku begitu lembut, Engkau menarikku dengan indah, Engkau membawa pikirku untuk kembali memaknai dan memahami, bahwa Engkaulah sebaik-baiknya tempatku berlabuh, meski aku kusut, berantakan, tak beraturan, bahkan berserakan.
Without Allah, I’m nothing!
Sweet dream. Alhamdulillah, semoga segala kebaikan selalu menyertai mbak Mira ?