“Ketika Kau nyatakan cinta itu kepadaku, sungguh… aku hanya mampu terdiam, bibirku seolah terkatup bisu hingga tak ada satu kata pun yang dapat ku ucapkan. Oh Tuhan… inikah yang namanya “Cinta”? Sebuah hati yang begitu murni yang kau rekatkan untukku?…”
Jika aku mengingat saat itu, senyum simpul yang hadir menemani tulisanku inilah yang menjadi saksi atas sebuah perhelatan besar dalam hidupku. Ketika seseorang yang mampu mengetuk hatiku, memberikan segala rasanya untukku tanpa melihatku dengan segala sampul hidupku, Kau mampu menoreh satu persatu bagian dalam jiwa ini sehingga tak perlu lagi ada yang mesti aku tutup rapat dalam diri ini.
Cinta… yang telah membawa kita pada suatu kehidupan baru, bahtera rumah tangga yang telah melewati berbagai rasa, suasana dan keadaan, walaupun ku tau… jalan kita akan masih sangat panjang memasuki usia pernikahan yang ke 10 ini. Kehadiran malaikat-malaikat kecil yang mengisi kehidupan kita, sungguh tak bisa kuabaikan setiap detiknya. Karena aku tau, adanya mereka karena campur tangan Allah Swt dalam kehidupan kita dan menjadi sebuah amanah bagi kita.
Aku sadar.. setiap manusia yang telah hidup berpasang-pasangan akan mengalami perbedaan setiap saat. Badai yang sempat menerpa, telah menyadarkan kita.. betapa pentingnya cinta itu bersinergi. Bukan hanya soal aku/ kamu mengucap cinta itu, namun bagaimana kita bisa melakukan semua hal dengan penuh cinta.
Ada yang bilang padaku, cinta itu harus bersyarat, agar satu sama lain bisa sama-sama bekerja keras demi keutuhan cinta itu… ok, semua orang berhak berpendapat… Namun aku percaya, Ketika kita melakukan semua hal dengan cinta, kita akan bertindak dan melakukan sesuatu dengan mudah. I believe 🙂
Cinta merupakan sebuah tahap keberadaan, dan dia letaknya bukan di luar, namun ada dalam diri kita. Lalu… bagaimana mungkin kita mencoba meraih cinta di luar sana, jika kita sendiri tak mampu meraih cinta dalam diri sendiri. Lagi-lagi cinta itu harus bersinergi.