“Apa yang teman-teman bayangkan dengan sepucuk surat cinta? “
Tentu ingatan tentang sebuah masa, dimana hanya tulisan yang terangkum dalam suratlah yang mewakili apa yang kita rasakan dan kita inginkan. Entah waktu yang mana, yang mengingatkan hal itu, tapi saya yakin semua teman-teman pernah menuliskan sebuah surat cinta.
Sebelum micro blogging atau diary online yang bernama blog mencuat ke permukaan, tentu sebagian dari kita lekat sekali dengan tulisan tangan. Melalui sebuah buku yang disebut dengan diary harian, benda tersebut menjadi sebuah benda yang sakral bagi kita, karena hanya kita yang mengetahui apa yang tercatat di dalamnya. Kita bisa menjadi tertawa, bahkan menangis menuangkan perasaan kita, termasuk ketika merasa sangat kesal dan marah. Sejatinya, kalau perempuan marah atau kesal, yang bisa dilakukan untuk meringankan beban ya dengan menangis. “Tapi bagaimana jika perasaan itu melibatkan orang lain?”
Ketika kita dihadapkan pada sebuah masa yang menuntut perhatian kita secara lebih (bahagia, tertawa, kesal, marah, bingung dll) tentu semua itu terjadi karena sesuatu hal. Contoh : Mudah emosi ketika menghadapi beban pekerjaan yang semakin berat, pusing dan kesal karena anak-anak susah di atur, merasa cemburu karena sang kekasih telat menjemput atau menggoda wanita lain, bingung karena komunikasi tak jua berangsur baik, dan sederet contoh kasus lainnya. Bisa dilihat, kan, ternyata semua perasaan itu hadir dengan terlibatnya orang selain kita. Bisa suami, istri, teman, sahabat, anak-anak, mertua dan lain-lain. Jika sudah terjadi seperti itu, tak jarang kita lebih banyak mengedepankan ego masing-masing. Kita menjadi pribadi yang ingin dimengerti, namun tanpa disadari, mampukah kita mengerti pasangan kita?.
Bukan kehidupan jika di dalamnya tidak terjadi intrik dan konflik. Yang perlu kita lakukan adalah, jangan pernah membiarkan itu semua menjadi bias dan tanpa penyelesaian. Memang, pada saat terjadinya konflik, kita bisa dengan mudah dan spontan mengeluarkan berbagai emosi. Tapi mampukah emosi tersebut memberikan solusi? Mungkin ada yang bisa melakukannya, ada yang menunda atau bahkan membiarkannya bias. Jika begitu, bagaimana dengan perasaan kita, akankah lebih tenang? Kemungkinan sih, engga ya. Berasa masih gondok aja alias nyesek karena masih ada yang terpendam.
Surat Cinta….
Pernahkah diantara teman-teman menuliskan sebuah surat cinta untuk pasangannya masing-masing?
“Ah, udah ga jaman main surat-suratan, apalagi kalau udah menikah, ga ngefek”.
Justru sebaliknya bagi saya, ketika kata tak lagi mampu terucap, ketika perasaan belum tersampaikan secara keseluruhan, maka surat cintalah yang menjadi jembatannya. “Tapi kenapa mesti pake surat cinta?”
Gini-gini ya,
Setiap konflik dan intrik itu kan terjadi dengan semua rasa yang ada di dalamnya. Terkadang jika kita berhadapan dengan pasangan kita, maksimal yang bisa kita ungkapkan adalah rasa marah dan kesal, right?
Padahal, selain rasa itu, sebenernya kita juga masih memiliki perasaan lain yang bisa jadi menguntungkan untuk pasangan kita, yaitu perasaan menerima dan memaafkan, atau ingin merubah apa yang tidak baik. Sayangnya, karena rasa marah masih mendominasi, kita ga sadar dan terlalu gengsi untuk mengakuinya. That’s why inilah fungsi surat cinta itu, yang akan mewakili semua yang kita rasakan.
Ada tips untuk teman-teman, yang mungkin sekarang sedang dalam kondisi yang kurang nyaman. Maaf, bukan ingin menggurui ya, hanya ingin sharing aja. “Tulis surat cinta, yuk”. Ungkapkan semua rasa yang kita rasakan pada pasangan kita. Semuanya! “Tapi, gimana cara memulainya?” Coba ini (untuk kasus yang sedang dalam konflik ya)..
*Ungkapkan kemarahanmu, mulailah dengan bahasa pembuka yang cukup waras, ga usah galak-galak ya. Minimal, dibuka dengan kata : “Suamiku sayang”, “Istriku sayang”, “anakku sayang”, “sahabatku sayang” dan lainnya. Lalu tuliskan bahwa kita marah, karena (sebutkan…)
*Ungkapkan kekesalanmu, katakan padanya, “bahwa aku kesal karena (sebutkan….)”
*Ungkapkan kebingunganmu, terkadang rasa kesal dan marah akan mengakibatkan rasa bingung pada kita. Bingung menentukan langkah dan harus bagaimana, Tuliskan sejelas-jelasnya kebingunganmu, inget… masih dalam batas waras dan wajar yaa 😀
*Ungkapkan Penerimaanmu. Nah, di sinilah kita pun dituntut harus berbesar hati, bahwa kita mengakui kesalahan kita/ menyadari kekurangannya. Sehingga apapun kekhilafannya, tetap menjadi koreksi untuk berdua.
*Yang terakhir : Ungkapkan maunya kita. Setelah kita ungkapkan rasa di atas tadi, maka di titik akhir ini, sekaligus sebagai closed nya, tidak berlebihan jika kita meminta pasangan kita agar bisa memahami dan mengakui kesalahannya. Atau bisa sebaliknya yaa, tergantung kasusnya deh. Dengan begitu, semua ungkapan perasaan kita menemui titik terang, sekalipun itu belum menjamin penyelesaian yang berarti. Tapi yakin deh, ketika apa yang kita tuliskan berasal dari hati, maka akan sampainya ke hati juga.
***********
“Kalau surat cintanya sudah terkirim, tapi ga ada respon dari pasangan kita, gimana?”
Just is… pake ilmu “Energy Giver”. Surat cinta yang kita buat itu kan tujuannya untuk meringankan beban kita, dan di dalamnya memang berbicara “tentang saya”. Jadi, kita ga perlu repot-repot memikirkan tanggapannya. Tapi saya yakin, ketika pasangan kita membacanya, dengan tatanan bahasa lembut dan bijak, Insya Allah dia akan menyadari dan mulai membuka diri. Kita pun merasa tenang dan nyaman. “Ga percaya?”. Cobaaaiiiiin 😀
Beginilah kehidupan, dan beginilah saya. Tulisan di blog ini bisa berubah setiap saat. Tiba-tiba muncul tulisan reportase, lalu review, lalu fiksi, dan sekarang, entah apa nih kategorinya. Kebetulan inspirasinya lagi dapet aja. Jadi, semoga saja bermanfaat buat teman-teman yang mampir ke sini, yak. Judul blog nya kan, “Inspirasi Mama”. Jadi, ga salah toh ya?! *beladirisendiri. Terima kasih untuk “seseorang” yang sudah memberikan inspirasi tulisan ini. “Nanti aku traktir setarbak ya”.
Satu hal yang ingin saya sampaikan di akhir tulisan ini. Ketika kita bertemu dalam situasi yang kurang nyaman, Just is, nafas damai dulu. Lalu BAAR…. “Believe, Act, Attrack, Receive”. Selamat mencoba.
ps :
Surat cintanya ga mesti di lembaran kertas, bisa melalui email, atau inbox FB. Hati-hati, jangan sampai nyasar ke inbox orang lain ya :D. Kalau mau sharing contoh surat cintanya, boleh colek saya. Bawa segelas caramel latte nya starbucks okeh 😛 *sok kepedean
Bunda gaul says
Selamat pagi Mak.Saya senyum-senyum bacanya.
Itu sebetulnya alasan saya punya blog. Dulu memang asli blog itu tempat curhat. Semua kesal, marah, ngomel, saya tuliskan mak. Makanya saya gak pernah promosikan blog, wong isinya curhat.
Isinya memang untuk menumpahkan beban di dada. Supaya lega. Dan usaha ini selalu berhasil. Moga yang lain juga gitu yah. Mak. Eh intip blog puisiku yah.
@yankmira | Mira Sahid says
@Bunda gaul : kenapa tiap baca tulisanku, dirimu selalu senyam senyum, mak. Baru selesai nyirih yak? wkwkwk. Iyaa, tapi ini lagi ga ngomongin blog, “Surat Cinta”, mak. 😛 *kaboor. Eniwey, ma kasih ya.
Prit Punya Cerita says
Aku kadang masih sering lho Mbak, ninggalin surat cinta buat mantan pacar alias suami. Heheheh..
Sering nulis note disebelahnya bantal pas suami sedang tidur,heheheh..
Efeknya, sih suami pandangannya so swit banget pas bangun,hehehe..
Kadang kalau lagi sibuk dan gak bisa beresin pekerjaan rumah, aku tulis di note dan kutaruh di depan pintu kamar. Atau sekadar menaruh secarik kertas di samping cangkir kopinya..
Kalau lagi gak nyaman terhadap sesuatu, kadang aku gak bisa menyatakannya lewat lisan. Aku pilih inbok fb buat numpahin semuanya,hihihihi
Ah, baca ini jadi pengen nulis surat,heheheh…Besok tak taruh di pintu kamar mandi ahhhh…
@yankmira | Mira Sahid says
@Prit : yes… it work, kan? hati tenang, suami senang *Kaya iklan, hahaha. Teruskan perjuanganmu, say.
Trance Taranokanai says
Hihihi… kalau aku bikin ‘surat cintanya’ kalau lagi marah dan kesel aja, mak. Soalnya kalau ngomong langsung, BAHAYA! Khawatir ngga bisa nahan emosi. Setelah baca, suami cuma senyum-senyum aja. Tapi akhirnya kita jadi ngobrol panjang lebar dari hati ke hati. Tapi terkadang kalau suami lagi malas bacanya, ngga digubris sama sekali itu surat. Hiks, sedihnya. Hehehe… Itulah indahnya rumah tangga. Rasanya seperti strowberry cake. Hihihi…
Lusi says
Dari jaman pacaran juga nggak pernah surat2an. Langsung ngomong aja kalau lagi sukaan hahahaaa….
Sary says
hmm aku malah punya blog rahasia yang isinya surat dan puisi cinta untuk suami.. dan cuma dia yang bisa baca.. #uhuks :))
Sary says
hmm aku malah punya blog rahasia yang isinya surat dan puisi cinta untuk suami.. dan cuma dia yang bisa baca.. #uhuks :))
IrmaSenja says
wah tulisan ini bisa jadi panduan untuk aku memulai menulis suratku untuknya #eh :p
jadi kapan kita nyetarbaknya….#ngikik
Pd beberapa hal kita begitu mudah menuliskan kalimat2 tp knp ada titik tertentu malah kesulitan ya?
Mungkin krn surat atau surat cinta mewakilkan perasaan2 kita, dan kdg kala ada begitu byk perasaan yg sulit diungkapkan meski secara tulisan.
Maya Siswadi - Bunda 3F says
Aku dan suami juga suka seperti ini lhoo, kadang kalau ada hal tertentu yang belum tuntas kita bahas, kalo ngomong langsung malah akan menimbulkan konflik, karena masih esmosi, ya jalan tengahnya biasanya menuliskan sesuatu yang bisa menjelaskan panjang lebar, dengan harapan bisa membantu membuka pola pikir n sudut pandang. Dan biasanya behasil.
Ummi Nilam says
Betul mak Mira, blog itu ampuh mulai dari curhat, semangat dan juga membantu teman, menemukan jodoh misalnya. Oh ya bagus tulisannya, bisa juga sebagai pengantar teruntuk yang akan nulis surat. Salam kenal mak dan terima kasih saya ucapkan telah approved di KEB di FB. Have a nice weekend :).
PS: Mau tanya mak, kalo pengen mendapatkan kaos KEB bgm caranya ya?. Terus saya bisa menghubungi siapa?. Maaf numpang tanya hihihi…
Ummi Nilam says
Mak Mira, ijin blog roll ya? Makasih :).
dey says
Kalau saya bikin surat cinta untuk suami, udah pasti gak ada balasan deh, hehehehe.
Tapi saya yakin sih, dia pasti mikirin apa yang saya tulis. Tapi ya dengan caranya dia, dalam diam 🙂
suci nabbila says
huehehehe.. jadi terinspirasi nih mbak
@yankmira | Mira Sahid says
@Trance : iyaa, ternyata surat cinta itu bisa sangat membantu yaa. No matter digubris apa ndak. yang penting maksud kita tersampaikan
@Lusi : hahahah, matp mak. Teruskan
@Sary : oh yaa? boleh juga tuh kaya gitu, mak
@Irmasenja : wkwkkwkw, bisa aja. Ayo donk cepetan dibikin itu suratnya
@Maya : setuju, mak
@Ummi Nilam : Salam kenal juga, mak. Soal kaos, nanti ada infonya di group ya
@Dey : gak apa-apa, bu. Yang penting apa yang kita rasakan sudah tersampaikan
@Suci : iyaa, dicoba aja kapan-kapan ya, neng 🙂
Miss Rochma - Mama Arkananta says
sudah pernaaaahhhh… dan majur seh sebenarnya. meskipun suami nggak membalas, tapi akhirnya masalah itu dibicarakan. 🙂
@yankmira | Mira Sahid says
@Miss Rochma : Betul… itu maksutnya, yang penting masing2 memahaminya 🙂
Rina S Esaputra says
hikhik…pas saat ini saya lagi kesal sama miswa…iya sich kalau ngomong langsung jadinya suka makin esmosi, si doi juga kepancing esmosinya. dicoba caranya 🙂
Niken Kusumowardhani says
Ini bisa jadi pupuk cinta ya mbak Mira… membuat kejutan2 kecil buat pasangan juga ke anak-anak.
Sip..sip.. mengingatkan bahwa pupuk cinta model begini sudah lama terlewatkan.
catatan kecilku says
aku termasuk orang yg suka nulis “surat cinta” ini mbak hehehe…
terkadang lebih enak diungkapkan lewat tulisan, karena kata2nya bisa diatur dulu, karena kalau ngomong langsung suka gak terkontrol apalagi kalau melihat tanggapan langsung yang diajak ngomong hehehe
@yankmira | Mira Sahid says
@Rina : yup, nafas damai dulu ya mak. Pas mau kirim suratnya ga usah pamrih, just is, lakukan karena dirimu ingin memberi 🙂 Gutlak and hug
@Niken : iyaa bener mba, walaupun sebagian orang bilang cara ini cara yang kuno, tapi aku menyukainya
@Catatan Kecilku : Iyaa. dan aku senang ternyata banyak juga diantara teman2 yang masih melakukan hal ini.