Indonesia Lifestyle Blogger & Empowering Women by Mira Sahid

Indonesia lifestyle Blogger, Empowering woman, Yoga Instructor, Social Media Enthusiast

Menu
  • Home
  • Inspirasi Mama
    • Family
    • Inspirasi Mama
    • Parenting
      • Dunia Ibu
      • Dunia Anak
    • Pengembangan Diri
      • Renungan
    • Cerita Inspiratif
    • Cerita Kehidupan
    • Soal Perempuan
    • Sosok
  • Lifestyle
    • Social Media
      • Blog Competition
      • Twitter
    • Hiburan
    • Cerita Fiksi
    • Komunitas
      • KEB
        • Kumpulan Emak Blogger
    • Review
    • Wisata
  • Ruang Yoga
  • Disclosure
You are here: Home / Inspirasi Mama / Cerita Inspiratif / Unconditional Love

Unconditional Love

23/09/2014 by Mira Sahid 20 Comments

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. @SapardiDjoko_id

Begitulah ketika kita dihadapkan pada kondisi sedang jatuh cinta, atau merasakan cinta yang lebih dari biasanya. Kita akan menjadi sangat manis, sangat menyanjung, bahkan kerap kali buta pada setiap cacat yang ada. Ah, cinta… kata orang, berjuta rasanya. Bahkan jika ada kata yang dapat mewakilinya, maka “Aku akan mencintaimu tanpa syarat”.

Pernahkah kalian berada dalam kondisi seperti ini? Merasakan bahagia karena mencinta? Ah, saya yakin semua pernah mengalaminya. Atas dasar cinta, kita akan berusaha menjadi makhluk terbaik bagi orang lain. Biasanya, dalam kondisi ini kita ingin lebih banyak melakukan sesuatu, ingin lebih banyak memberi sesuatu, terutama soal rasa, sikap dan perhatian. Maka dari itu, nggak heran kalau kita menyebut kondisi ini sebuah kondisi “Unconditional Love”, sebuah kondisi perasaan mencinta tanpa syarat.

Sebagai manusia, ada kalanya kita merasa bahwa apa yang kita lakukan sudah sesuai porsinya. Cukuplah dengan menunjukkan rasa cinta, dan memperlakukannya secara baik, maka sudah dipastikan “yes I’m on unconditional love”. Sayangnya, sebagian dari kita belum menyadari sepenuhnya, apakah kita benar-benar berada dalam kondisi tersebut, atau hanya sebatas cinta tanpa syarat yang justru memenuhinya dengan banyak syarat. Bukankah unconditional love adalah cinta tanpa syarat? Lalu, apakah kita benar-benar pernah dan sanggup berada dalam kondisi seperti itu?

Begini…

Saya pernah bertanya pada sebagian teman, apakah kamu memilih mencintai atau dicintai. Luarbiasa, 75% jawabannya adalah ingin dicintai. Dan jawaban tersebut datang lebih banyak dari perempuan. Apakah mungkin karena perempuan terbawa dengan sikap manja dan kelembutannya, sehingga baginya… dicintai menjadi hal yang paling istimewa dalam hidupnya? Ya, saya nggak mau munafik. Siapa sih, yang nggak mau dicintai dengan sungguh-sungguh? Namun, ketika kita berbicara tentang unconditional love, tentu di dalamnya sudah tak ada lagi siapa kita, apakah laki-laki atau perempuan. Dan ketika kita ingin berada dalam kondisi tersebut, maka yang harus dilakukan adalah becoming love giver. Ah, teori aja, Mir. Mungkin benar, karena pada kenyataannya saya sendiri pun mulai menyadari bahwa untuk berada dalam kondisi tersebut memanglah tidak mudah.

Contoh kasus, saya adalah seorang Mama dari dua anak. Katanya, cinta ibu tak bersyarat, benar! Tapi sebagai manusia, saya suka khilaf dan menempatkan cinta ini dengan banyak syarat. “Nak, mama sayang sama kalian, tapi… “, “Suamiku, aku sayang sama kamu, tapi…” Nah, ini yang saya maksud bahwa kita tidak sepenuhnya bisa berada dalam kondisi unconditional love. Selalu ada syarat yang kita ajukan, bahkan dalam kondisi sedang jatuh cinta pun, selalu saja ada cinta bersyarat. Entahlah, apakah ada makhluk yang sanggup berada dalam kondisi seperti ini?

Dalam kehidupan, kita mengenal cinta. Cinta pada Rabb, cinta pada orangtua, pasangan hidup, anak, saudara dan lainnya. Semua cinta tersebut memiliki porsi masing-masing sesuai dengan kebutuhan. Namun ketika cinta yang kita pelihara telah menuntut banyak syarat, maka pahamilah… bahwa kita tidak sedang benar-benar mencinta, melainkan hanya ingin diberi lebih banyak. Bukankah “the more you give, the more you get?”. Tidak ada yangbisa disalahkan dengan hal tersebut, manusia! Tapi dalam hal ini, saya sendiri  tidak ingin terus menengadahkan wajah ini pada apa yang saya mau, karena meskipun sulit, ini adalah cara saya berproses menuju titik “unconditional love”. #ThankYouILearn

Share:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram
  • Email
  • Print

Filed Under: Cerita Inspiratif, Inspirasi Mama, Motivasi, Pengembangan Diri, ThankYouILearn Tagged With: unconditional love

About Mira Sahid

Lifestyle Blogger | Licensed STIFIn Promotor | Pegiat Literasi Digital | Wakil Ketua Umum Siberkreasi Bidang Kemitraan dan Komunitas | Yoga Instructor | Digital Parenting Enthusiast | Personal Genetik Enthusiast | Women and Community Empowering

« Jalin Silaturahim TDA Srikandi Bekasi dan Bakerpreneur Community
Be a Great Muslimah – Pewski »

Comments

  1. aldinosya says

    24/09/2014 at 12:44 am

    informasi yg menarik Mak..!,

    baru cinta yg diturunkan ke bumi..semua menjadi terasa indah, bagaimana dgn yg lain ya Mak..! 🙂

    Reply
    • Mira Sahid says

      02/10/2014 at 10:00 am

      Sejatinya, semua cinta akan terasa selalu indah ya, mak

      Reply
  2. irmasenja says

    24/09/2014 at 3:57 am

    Banyak yg terlalu pintar bicara bhw cintanya tanpa syarat kenyataannya selalu bersyarat….

    Reply
    • Mira Sahid says

      02/10/2014 at 10:00 am

      Manusia ya, neng 🙂

      Reply
  3. Oci YM says

    24/09/2014 at 8:21 am

    Beneeeeer… Mak, terlebih pada anak. Pernah keceplosan, kalau mau lebih disayang, kamu harus…. hiks…

    Reply
  4. Nurul Rahmawati says

    24/09/2014 at 12:09 pm

    Saya Harus lebih instropeksi lagi deh mak.
    Huhuhuhu… terlalu sering (dan banyak) cinta ber-syarat ketentuan berlaku.

    Reply
    • Mira Sahid says

      02/10/2014 at 10:01 am

      Nggak apa-apa mak, kita hidup berproses terus, Insya Allah yes 🙂

      Reply
  5. syl says

    24/09/2014 at 1:37 pm

    so much to learn. Thanks for sharing mak 🙂

    Reply
    • Mira Sahid says

      02/10/2014 at 10:01 am

      Sama-sama mak. Terima kasih sudah berkunjung

      Reply
  6. Nchie Hanie says

    24/09/2014 at 2:09 pm

    ya..ya..teori terkadang ga sesuai sama kenyataan ya mak
    makasih ya dah berbagi..

    dan lagi2 berbicara tentang cinta..
    pengennya ada timbal balik , ada mencintai dan dicintai..
    namun yg di pake lelaki/suami adalah LOGIKA
    perempuan dengan emosi n perasaannya yg terkadang menuntut di cintai
    namun kenyataannya lempeng2 ajah yang kita cintainya
    hahhaaa…
    #curcol

    Reply
    • Mira Sahid says

      02/10/2014 at 10:01 am

      Wkwkwkw, sini mak Nchie, kita ngopi cantik terus curcol lagi 😀

      Reply
  7. irowati says

    24/09/2014 at 2:51 pm

    Cinta tanpa syarat.?.. hemmm mgkn hanya Allah yg cintanya tanpa syarat kpd hamba-hambanya…tak peduli dia kafir, kufur atau beriman semua diberinya kasih sayang, nafas, kehidupan dan penghidupan…..klo kita ? .. msh sering egois dan selalu menuntut sepertinya mak…. mgkn ada tp 1 bading 1000 ….hehe

    Reply
    • Mira Sahid says

      02/10/2014 at 10:02 am

      Benar mak, oleh karenanya, mencintailah karena Allah 🙂

      Reply
  8. entik says

    24/09/2014 at 3:40 pm

    hmmm memang susah untuk memberi cinta tanpa syarat

    Reply
  9. Keke Naima says

    24/09/2014 at 9:28 pm

    kenyataannya cinta tanpa syarat itu memang berat. Gak semudah mengucapkan. Makanya, saya suka lirik lagu Tulus “Jangan Cintai Aku Apa Adanya” 😀

    Reply
    • Mira Sahid says

      02/10/2014 at 10:02 am

      Eaaaa… okelah mak chie 😀

      Reply
  10. Adib Mahdy says

    24/09/2014 at 10:03 pm

    apapun masalahnya,kita harus kuat
    hehe SMANGAT

    Reply
    • Mira Sahid says

      02/10/2014 at 10:03 am

      Yes bener banget. Makasih sudah berkunjung ya

      Reply
  11. Pakde Cholik says

    25/09/2014 at 3:44 pm

    Koalisi tanpa syarat ternyata masih bisa diotak-atik apalagi cinta ya Jeng.
    Oleh karena itu selayaknya ditumbuh suburkan mencintai dan membenci karena Allah.
    Ini jelas lebih aman dan nyaman.
    Terima kasih renungannya yang sangat bermanfat
    Salam hangat dari Surabaya

    Reply
    • Mira Sahid says

      02/10/2014 at 10:04 am

      Sepakat, Pakde. makasih ya

      Reply

Terima Kasih Komentarnya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Heloo… Mira’s here

Founder Kumpulan Emak Blogger | Yoga Teacher | Community Manager | Lifestyle and Parenting Blogger | Purple & Coffee Lover Read More…

Founder of KEB

 photo keb_zps7765220c.png

Follow My Blog

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Recent Posts

  • Hindari Bertanya Ini Pada Ibu Tunggal
  • Sebuah Pertanyaan Tentang Broken Home
  • Merasa Lelah? Coba Self Healing
  • Memaknai Usia 40 Bagi Seorang Mira Sahid
  • Melawan Cemas
  • 2021 Apakah Masih Sama?
  • Begini Rasanya Diberi Kelebihan Rasa
  • Setelah Ini, Apa?
  • Siap UTBK bersama Zenius Ultima
  • Sebuah Proses Mengajar dan Belajar

Archives

Top Posts & Pages

  • Ketika Menjadi Single Parent
  • Jangan Biarkan Anak Panas Dalam Berlama-lama!
  • Pengalaman Treatment Perawatan Wajah di Jelita Clinic Bekasi
  • Merasa Lelah? Coba Self Healing
  • Hindari Bertanya Ini Pada Ibu Tunggal

Latest Posts

  • Hindari Bertanya Ini Pada Ibu Tunggal
  • Sebuah Pertanyaan Tentang Broken Home
  • Merasa Lelah? Coba Self Healing
  • Memaknai Usia 40 Bagi Seorang Mira Sahid
  • Melawan Cemas

Grab My Banner

 photo banner10_zps502f511e.png

Recent Comments

  • Echaimutenan on Hindari Bertanya Ini Pada Ibu Tunggal
  • Lina W. Sasmita on Hindari Bertanya Ini Pada Ibu Tunggal
  • lendyagasshi on Hindari Bertanya Ini Pada Ibu Tunggal
  • April Hamsa | Parenting Blogger keluargahamsa.com on Hindari Bertanya Ini Pada Ibu Tunggal
  • Liswanti on Hindari Bertanya Ini Pada Ibu Tunggal

Copyright © 2021 · Mira Sahid · Custom Design by Shinta Co

Copyright © 2021 · Inspirasi Mama on Genesis Framework · WordPress · Log in

loading Cancel
Post was not sent - check your email addresses!
Email check failed, please try again
Sorry, your blog cannot share posts by email.