Manusia, dengan segala keunikannya yang nggak terlepas dari hubungan satu dengan yang lain, seringkali menemukan titik kosong dalam hidupnya. Nggak heran, kalau ternyata sering kita temui, atau bahkan saya sendiri akhirnya mengeluh. Orang akan bilang, lagi bosen nih, lagi jenuh nih, iya…males, ntar deh, dan banyak lagi peribahasa buatan yang sebenarnya akan membuat kita semakin terpuruk merasakannya. Ya, namanya juga hidup, semuanya serba berjalan, serba berputar dan terkadang menemui titik yang sama.
Tapi, apakah adil jika semua proses kehidupan yang itu-itu saja, menjadi pembenaran atas sikap kita? Sikap yang masih maunya sendiri, sikap yang belum move on, sikap yang stuck alias jalan di tempat. Bukankah kita tahu bahwa musuh terbesar dalam diri manusia adalah manusia itu sendiri? Raksasa yang bersemayam dalam diri seseorang jelas akan semakin kuat dan besar jika ia semakin nyaman berada dalam tubuh yang berisikan unsur tersebut. Lalu sampai kapan kita akan membiarkan raksasa tidur dalam diri kita? Padahal, raksasa tersebut bisa jadi membawa kita pada pintu-pintu rejeki, pintu yang berisikan harapan dan cita yang selangkah lagi menjadi milik kita. Rela nggak sih, jika pada akhirnya harapan kita membias hanya karena sedikit virus yang ada dalam diri kita? Kalau saya, jelas nggak rela, meskipun butuh perjuangan yang lebih besar.
Sebagai manusia yang sedang dan ingin melakukan perubahan terus-menerus ke arah lebih baik, saya kerap kali memecut diri lebih keras. Bahkan, saya sempat kesal sendiri dengan teguran yang saya buat. Nggak jarang juga, saya suka berkonflik dan berdebat sama diri sendiri tentang maunya saya. Nggak usah heran kalau teman-teman melihat saya seperti orang linglung. Ini hanya pembiasaan saya agar bisa berdamai dengan diri sendiri melewati serangkaian proses yang saya jalani. Ya, caranya adalah berdialog dengan diri sendiri. Dan sejauh ini, berhasil saya lakukan. Setidaknya, saat saya merasakan malas teramat dalam, atau sedang merasakan virus lainnya, saya bisa mengikis sedikit demi sedikit sebelum hal tersebut menjadi semakin besar dan akan meledak seperti bom suatu saat nanti.
Tentunya, selain berusaha sendiri, saya juga perlu lingkungan dan pergaulan yang bisa membantu saya dalam proses tersebut. Kalau saya masih bergaul dengan lingkungan yang sama, ya hasilnya tentu akan sama. Karena saya sangat memercayai bahwa manusia itu nggak akan pernah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Maka, menyambung silaturahmi dan membangun networking adalah salah satu cara yang efektif untuk melawan virus yang ada dalam diri. Etapi, bagaimana dengan seseorang yang memang aktivitasnya lebih banyak di rumah? Ya jangan jadi orang yang kudet. Bergaul di dunia maya sangat bisa dijalankan, dan sejauh ini juga menjadi salah satu cara yang efektif untuk membangun pertemanan. Pengalaman saya sih kuncinya, jangan ragu untuk memulai dan bertegur sapa. Maksimalkan media online untuk sesuatu yang lebih baik, contoh : Kurangi status galau, mengeluh (meskipun kadang saya suka khilaf), hindari konflik di socmed karena jatuhnya akan semakin ribet dan rempong, lebih baik ambil peluang yang bisa diambil dari media online dengan berbisnis atau promsikan usaha. Standar sih, ya. Tapi sependek penglihatan saya, dan sekecil pengalaman saya, begitulah adanya.
Well, semoga saja saya, kita dan semuanya bisa lebih baik setiap saat. Meski kadang menemui titik yang sama, saya yakin dari situ akan selalu ada makna yang diambil. Aamiin
*Tulisan ini dalam rangka mengingatkan dan memecut diri sendiri
irmasenja says
*ambil pecut, lalu pecut makpon eh…salah maksudnya pecut diri sendiri * :p
Mira Sahid says
Hihihi, ampoon. Aku siap mecut diri sendiri deh, jangan dipecut, atiit 😛
enjang says
*oot…jangan disambit ya (y)
makpon itu apaan ya? dari duuluuu ngga ngerti itu apaan..
= mak-mak poni
= mak-mak di po(h)on
= mak nya poniman
Mira Sahid says
Hihi, Kang Enjang. Mau tau, apa mau tau bingit?
aira abdullah says
hai mak pon…. rasa2’y mak lgi memecut sy!hehe… kebetulan bgt pas dgn kondisi sy hari ini,tengkyu sdh diingatkn 🙂
Mira Sahid says
Sama-sama, mak. Saling megingatkan ya, meski hanya sekedar tulisan ringan
Rora Gusdo says
xixixi Makasih Mak pecutannya di pagi hari… Setuju sangadh… Kalo ga ngerasain kayak gitu kayaknya ga normal deh Mak hohohooo pembenaraaan….
Mira Sahid says
Yes, sama-sama, mak 🙂
Nunung Yuni A says
Inspiratif mak…
Mira Sahid says
terima kasih, mak 🙂
liza says
betul maaak, apappun profesi kita, silaturahmi dan membangun networking adalah cara yang paling ampuh untuk menvaksinasi diri dari virus yang kadang bikin kita tidak produktif
Blogs Of Hariyanto says
selalu mengeluh,,,menjadikan diri kita semakin pasif,,,,membuang segala keluhan kan menjadikan diri kita menjadi aktif untuk menjadi lebih baik dalam berkehidupan,,,,semangat…….keep happy blogging always..salam dari Makassar 🙂