Saat kita menjalani proses lain dalam sebuah kehidupan, mungkin saja pemberhentian terakhir seorang manusia dalam proses tersebut adalah pernikahan. Dan janjiNYA sudah pasti, bahwa segala urusan jodoh, rejeki dan kematian itu sudah tersimpan dalam catatanNYA. Lalu ketika kita bicara tentang jodoh, maka bisa dimaklumi jika pikiran kita menuju pada pemahaman, bahwa pasangan yang Tuhan sandingkan untuk kita adalah jodoh kita. Tetapi, ketika dalam perjalanan kehidupan rumah tangga tersebut mengalami berbagai macam kerikil, sehingga menimbulkan banyak sekali ketidak cocokan dan akhirnya berpisah, bagaimana pemahaman jodoh tersebut berlaku. Pada akhirnya, kita hanya berucap, “oh, mungkin bukan jodohnya.” Saya tidak ingin menanggapi atau mengungkapkan pengertian jodoh itu sendiri, ilmu saya masih cetek kalau bicara tentang pemahaman tersebut. Saya hanya ingin sharing tentang ikatan yang terjalin ketika kita bertemu dengan jodoh kita. Kaya lagu Afgan, “Jodoh pasti Bertemu…” wekekek.
Teman, ketika keputusan menikah diambil, maka sepasang kekasih tentu saja sudah siap dengan resiko apapun. Meski belum tau ke depannya seperti apa, tapi justru satu langkah di depan itulah yang akan menjadi pelajaran pertama setiap pasangan ketika mulai menjalani kehidupan rumah tangga. Sayangnya, ada sebagian atau bahkan kebanyakan dari kita, kian lama menyadari bahwa pasangannya memiliki perbedaan yang tidak sejalan, bahkan terlalu parah untuk dimaklumi lagi, sehingga itulah yang menjadi penyebab kisruhnya rumah tangga.
Saya sadar betul, nyatanya bahwa kehidupan memang tak pernah lepas dari yang namanya masalah. Begitupun dengan kehidupan rumah tangga. Tapi jika saya boleh share sedikit, saat kita menjadi sepasang suami istri, kita masih berkuasa penuh atas diri kita. Hukum islam jelas, bahwa seorang istri harus patuh pada suaminya, dan begitu sebaliknya, sang suami diminta agar bisa membahagiakan istrinya dengan segala daya upayanya. Hanya saja, jika pada akhirnya salah satu merasa bahwa hidupnya telah terikat begitu kencang sehingga membuat ia sulit bernapas, benarkah kehidupan rumah tangganya baik-baik saja? Benarkah yang seperti itu yang diinginkan? Sanggupkah dipertahankan lebih lama sementara hati sudah menjerit-jerit? Complicated memang, karena akan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dalam diri manusia mengenai hal tersebut, dan akan banyak sekali sudut pandang mengenai hal itu.
Menyadari akan kelemahan dalam rumah tangga pasti bisa dirasakan oleh setiap pasangan. Sayangnya, tidak semua bisa mengkomunikasikan dengan baik. Ada yang memilih diam sampai “boom” waktu tiba, namun ada yang terus berupaya mengkomunikasikannya dengan baik sehingga tercipta solusi bersama. Ada juga yang tau solusinya, namun banyak pertimbangan ketika ingin menentukan langkah, terlebih lagi jika pertimbangan tersebut berkaitan dengan anak atau keluarga besar. Hasilnya, bisa ditebak… masalah bisa saja terselesaikan, namun dengan rentan waktu yang semakin lama, hingga akhirnya kita benar-benar terkena bom waktu.
Ah yaa, saya bukan orang terkuat yang ketika terkena masalah bisa tetap tersenyum, tapi saya menyadari betul, bahwa bagian dalam diri manusia masih berhak atas dirinya. Ia masih berhak untuk menjaga privasi yang ia inginkan, ia berhak atas kehidupan yang bisa membuatnya nyaman, ia berhak atas kebahagiaan. Dan jika semua itu bisa didapatkan dengan menyertakan pasangannya, maka pantaskanlah diri kita terhadap pasangan kita. Bukan karena saya sebagai istri, atau saya sebagai suami, lantas membenarkan bahwa saya adalah yang paling berhak atas diri kamu. Sementara sampai saat ini kita semua bisa melihat, raga sepasang suami istri pun masih terpisah, memiliki nyawa masing-masing. Dan jikalau harus membenarkan atas diri seseorang, kuasakanlah pada Allah Swt, dan sebaiknya tidak dengan memberlakukan ikatan dengan simpul yang terlalu kencang apalagi tak beraturan. Yaa, jangan ikat terlalu kencang pasangan kita. Semakin kuat kita mengikatnya, tali tersebut bisa saja putus. Semoga saya atau siapapun bisa berupaya terus memantaskannya dengan porsi yang pas.Β #ThankYouIlearn
Tips mengikat pasangan ala Mira :
1. Posisikan diri kita sebagai teman/ partner bagi pasangan kita
2. Hargai privasinya dengan tidak mengorek-ngorek handphone, dompet tanpa seijin pasangan. Yang penting tau nomer pin ATM nya, hahaha
3. Memberikan pasangan kita keleluasaan bergaul dengan siapa saja, dan tawarkan diri kita untuk terlibat. Kalau nggak diijinkan, ya udah, nggak usah maksa
4. Quality time, saling bercerita tentang kegiatan masing-masing, terutama saat menemui masalah
5. Quality time lagi, ajak jalan berdua, dan ekspresikan apapun yang dilihat di sekitar. Kalau perlu pancing aja ketika ada perempuan cantik/ cowok cakep, sekedar melihat reaksinya.
6. Menjaga ritme komunikasi setiap hari dengan baik, mau becanda keik, mau cuma nanyain lagi apa, ama siapa, sedang di mana? Wkwkkw *yaelah jatuhnya interogasi juga dong. Ya, sampaikan saja dengan santai dan penuh cinta. Bhik
7. Bantu doa dan isi tangki cintanya dengan baik. Ini harusnya urutan pertama sih, ya. Intinya, selalu hadirkan doa dalam setiap helaan napas kita, setiap mengingatnya, Insya Allah lebih tenang, dan nggak akan bikin kita curigaan mulu.
Well, tips ini hanya dari apa yang saya alami. Kalau ada baiknya silakan diambil, kalau nggak sreg, silakan lho nambahin di kolom komentar π
Bagaimana dengan teman-teman semua? ^_^
Nchie Hanie says
Aahh… sepakat dah ama tulisannya..
n tips2 nya oke punya..
ya begetolaah, setiap pasangan yang seharusnya.
yup memang benar terkadang diri sendiri butuh privacy yang ga bisa diceritakan pada siapapun, selama masih bisa mengelola segala rasa dan keadaan insyaallah masiih keep buat sendiri.
tapii..sekuat-kuatnya perempuaan teuteuup, meweek dah (hellokitty hatinyee) :p
tengkyu mak sharingnya,..
semoga kita semua sukses menggapai kebahagiaan
Mira Sahid says
Aamiin. Gpp mak hati Hello Kitty, udah nalurinya kamu perempuan punya perasaan peka dan snsitif ya π
rodamemn says
wah dapat ilmu lagi nih mak, trimaskih π
Mira Sahid says
Sama-sama mak. Moga bermanfaat π
eda says
setuju pisan makpon.. tips2nya itu juga yg aku lakukan.. kunci utama pada komunikasi
Mira Sahid says
Yup, semoga bisa terus berjalan dengan baik ya mak π
Catcilku says
Setuju doa tidak bisa hilang dari kehidupan
Mira Sahid says
Yes, makasih mak
Orin says
Mir, jodoh memang pasti bertemu, tapi yakin ga bakalan bersatu? *naon sih ieu the?* qiqiqiqi
Mira Sahid says
Ahahaha, pasti bersatu sih, mak, sampai hayat memisahkan π
Riski Fitriasari says
Hehehe… quality time untuk berkomunikasi memang sangat dibutuhkan untuk setiap pasangan, dan quality time itu bisa dimana saja… π
Mira Sahid says
Sepakat, mak. Makasih ya
Tyra Ksari says
W(`0`)W….. Setuujuu bingit Maaak… Jangan terlalu kenceng ngikatnya jg jangan kendor hehe pinter2nya kita ajah… Kayak main layangan… Dibutuhkeun seni tarik ulur yg manis *tsaah.. °·β₯Β·β‘Ξ€Π½Γ€ΠΈΞΊΡΓΆu β₯Β·β‘Β·Β° Maak sangat menginspirasiku…
Mira Sahid says
Sepakat, mak. Enjoying main layangannya yak :))
Pipit Wulandari says
intinya saling tarik ulur, saling memahami, saling menjaga (kyk satpam), saling teposeliro dgn memberi kebebasan dan kepercayaan.
makasih mbak sharing ilmunya… buat persiapan menujuuuuu… ^_*
Mira Sahid says
Aamiin, eeh abis komennya Jeng pipit, ada komen lanjutan nih dari kangmasnya qiqiqiq
Buchay says
…seorang istri harus patuh pada suaminya, dan begitu sebaliknya, sang suami diminta agar bisa membahagiakan istrinya dengan segala daya upayanya..”
mungkin bagian kalimat tersebut yang biasanya menjadi sumber masalah bagi pasangan, jika keduanya tetap mempertahankan ego nya masing-masing.
so cobalah belajar bersama untuk bisa; melalui suka dan duka bersama, riang gembira disyukuri bersama, saling percaya serta rasa rindu menjadi kekuatannya, dannn yang pasti Ridho Allah dan Orang Tua sebagai dasar semuanya.
itu comment ku, apa comment mu..?? π
Mira Sahid says
Aamiin om Buchay, makasih sharingnya. Sepertinya udah mantap banget yaa soal ini, hhihhihi
Indah Sulistyowati says
Jangan lupa banyaklah memberi tidak perlu menunggu menerima. Beri banyak cinta, beri banyak perhatian, beri banyak canda, de el el. Just give it and you’ll get more π
Mira Sahid says
Yup, the more you give, the more you get ya, mak π
linda says
Cihuuuy, endang dech mak mira menjabarkannya… tips mengikat pasangan top, aku juga pengennya gitu jgn terlalu diiket akh nanti kecekek bahaya hahaha… thanks ilmunya mak π
Mira Sahid says
Iya mak, kalau ada tips lain, boleh lho di share di sini π
endah dwi a. k. says
Setuju bingits Mak, komunikasi nomor satu, apalagi daku yg belum diberi anak, quality time everyday sama suamikuh hihihi… Sambil belajar sama mak Mira, klo udah punyak anak nanti biar tetep seimbang hohoho… Nice share Mak :-*
Mira Sahid says
Asiknya yang tiap hari quality time bareng suami ya mak π
irmasenja says
Cintai aku dengan tidak mengikatku hingga sesak bernafas…. #ngookkk
Mira Sahid says
Ambil gunting aja mak neng hihihihi
cheila says
asik..dapat ilmu deh aku..mengikat pasangan dengan anggun ^_^
tingkyu mamak mira..kis kis :*
Mira Sahid says
Iya bu Guru cantik, moga bermanfaat ya π
cumilebay.com says
Lagu nya adek gw afgan “jodoh pasti bertemu” bener2 makjleb. Jadi satu alasan buat para jomblo kalo suatu saat pasti ketemu
Mira Sahid says
Eaaaa… kenapa jadi ntuh yang dibahas, hahaha
ry shafa says
setuju mbak… tapi kalo saya dan suami sepakat ga ada rahasia, jadi saya pasti tau email n fb suami, sampe isi dompet, begitupun sebaliknya,
soal komunikasi, ini yang paling penting, tapi ga semua pasangan bisa punya pola komunikasi yang baik, seringnya penyebab perceraian justru karena kendala komunikasi ini, alhamdulillah sejauh ini sudah menemukan pola komunikasi yang cocok, jd nyambung, bayangin kalo ga nyambung, mesti bikin menderita yaaa…. hadehhhh…
thanks for sharing ^_^ n salam kenal ^^