Sesuai judul…
Ucapan “Thank You I Learn” kerap kali jadi keseharian saya selama ini. Apalagi saat menemui sebuah proses yang melibatkan rasa, khususnya rasa enggak nyaman.
Namanya hidup, juga manusia, ada kalanya kita berada dalam titik terendah. Tanpa kita sadari, kerap kali kita selalu menyalahkan orang lain atas kondisi yang kita alami. Padahal, bisa jadi… Apa yang kita dapatkan adalah hasil dari apa yang kita lakukan selama ini.
Siapa menyangka, saat kita membahagiakan orang lain, kita akan merasa jauh lebih bahagia, dua kali lipat. Namun siapa bisa menyangka juga, saat kita menyakiti perasaan orang lain (meski sengaja atau tanpa sengaja), hasilnya kita akan jauh lebih sakit. Pernah mengalami seperti itu? Saya pernah. Dan sakitnya tuh “di sini.”
Lalu, bagaimana saya harus keluar dalam keadaan ini, tanpa harus menyalahkan orang lain? Pertama, saya harus intropeksi atas apa yang sudah dilakukan. Kedua, jika terselip salah di dalamnya, maka akuilah bahwa itu adalah bagian dalam kelemahan diri. Ketiga, menerima… Bahwa “saya” sedang berproses. Dan proses tersebut tentu saja akan melibatkan segala rasa, mengantarkan kita untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Saya bisa pastikan untuk memulai lagi sangatlah tidak mudah. Saya harus bergelut dengan perasaan saya sendiri, bahkan nalar saya, melepaskan apa yang selama ini saya pikir “nyaman dan baik” untuk saya, namun nyatanya kerap kali Allah Swt menghendaki lainnya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan menegur saya dengan cara-cara yang sangat menyayat di hati. Sedih? Sakit? Pasti. Tapi karena semua itulah akhirnya saya berproses lagi untuk kembali melangkah dan memulai lagi dari awal sambil menata hati.
Dari semua hal yang terjadi, dan yang membuat saya tidak nyaman ini, telah memberikan pelajaran untuk saya. Apapun itu, sudah seharusnya saya kembali pada titik nol, lalu melangkah dengan lebih baik. Just is…!
People come, people go. Ada yang datang, ada juga yang pergi. Ada perjumpaan, ada juga perpisahan. Semua serba berpasangan dan bisa terjadi setiap saat.
Sary Melati says
kalo kata ibuku, sebaik-baiknya bersyukur adalah memetik hikmah dari setiap kejadian, good or bad
Mira Sahid says
Iya Makte. Banyak banget hikmah yang aku ambil. Semoga aku bisa kembali melangkah dengan lebih baik ya. Thank u, big hug
Nadia Khaerunnisa says
Memang yang paling mungkin diubah sebelum merubah dunia, adalah diri kita sendiri ya, Mak 🙂
irma senja says
Just is,… *hug 🙂
Dwi Aryanti says
Apapun keadaannya, kita mesti bersyukur ya mak. Karena pasti ada pembelajaran di setiap kejadian
andi says
Betul sekali mbak namanya hidup kita kadang merasa ada dalam titik terendah, tapi tetap harus selalu optimis