Sudah sejak setahun yang lalu, saya mencoba merayu dan meminta si kecil Zahran untuk melakukan sunat. Jangan ditanya rayuan macam apa yang saya berikan. Nyatanya, semua itu nggak ada yang berhasil satupun. Gemas juga, sih. Tepatnya saya juga khawatir, karena waktu berjalan terus. Jangan sampe deh, terbawa sampe gede, duh… PR lagi pastinya.
Akhirnya saya mencoba pasrah, menunggu saatnya tiba, sampai si anak meminta dengan sendirinya, meski rasa khawatir terus saja mengisi hari-hari saya. Lho, memangnya apa sih yang bikin khawatir? Jujur saja, Zahran ini kan anak laki yaa. Dengan perkembangannya di usia saat ini yang memang sedang banyak aktivitas, dan keunikannya, saya sempat berpikir bahwa, mungkin… keunikan-keunikan yang ditimbulkan oleh Zahran bisa jadi karena ni anak belom disunat. *kolot sih ya, mikirnya, hehehe. Tapi memang itu yang saya khawatirkan. Dan berharap, andai saja si anak mau disunat, kepribadiannya akan semakin dewasa dikit. Dewasa dalam arti, nggak bikin Momanya stress dengan keunikan-keunikan yang dia lakukan. Tapi berbekal diskusi dengan teman-teman, mereka menyarankan untuk menunggu saja sampai anaknya minta. Soal tingkahnya yang unik-unik, itu karena bertepatan dengan usianya yang sedang terus bertumbuh. Jadi, maklumi saja. Begitu….
Anak Minta Disunat, Jangan Ditunda!
Alhamdulillah, justru dalam kekhawatiran saya ini, di luar dugaan ternyata Zahran tiba-tiba minta disunat. Iyes, Minggu lalu, tepatnya hari Kamis Zahran mengutarakan dirinya untuk disunat. Ternyata, hal ini dilatarbelakangi dari obrolan dia dengan kakeknya pada Selasa lalu. Mungkin selang dua hari itu, Zahran menimbang-nimbang dan menekadkan dirinya untuk disunat. Tanpa ragu, hal tersebut diutarakan juga pada saya. And you know what… saya tercengang sekaligus kaget, dan bahagia. Kadang selalu saja ada cara Allah memberikan kebahagiaan untuk kami sekeluarga.
Seperti masukan beberapa teman yang sempat diskusi dengan saya, bahwa ketika sang anak sudah meminta sunat, maka segerakan. Saya pun nggak mau menunda lagi. Penantian kurang lebih satu tahun saya ini sudah menemui waktunya. Tanpa pikir panjang, saya langsung mencari klinik sunatan yang terdekat dengan rumah kami. Alhamdulillah, jadwal sudah diterima, dan kemarin Sabtu 3 September 2016, tepatnya 1 Julhijah 1437H, sekitar jam 13.00 Zahran sudah disunat dengan lancar dan tanpa halangan apapun. Alhamdulillah ayahnya sendiri pun bisa mendampingi langsung, dan kebetulan sedang nggak ada dines. Pun dengan keluarga, Alhamdulillah semua hadir dan semua berkumpul.
Dear Anakku Zahran
Akhirnya, penantian Moma terjawab sudah. Lega sudah, karena kamu sudah disunat. Banyak yang mendoakan dan mendukung kamu, nak. Maka sudah sepantasnya kamu pun mengucap syukur pada Allah Swt atas semua kelancarannya. Satu PR Moma atau Ayah sudah terlaksana, dan semoga dengan ini kamu bertumbuh menjadi anak yang lebih soleh, lebih bersyukur atas segala sesuatunya, ingat selalu pada Allah Swt, lebih cerdas, lebih rajin, memiliki berbudi pekerti yang baik, menjaga lisan dan tingkah yang baik, menjadi anak yang mampu berbakti kepada orangtua, dan berguna bagi nusa dan bangsa. Aamiin. Meski kerap kali kamu hadir dengan kemanjaan karena usiamu juga masih anak-anak, namun Moma pribadi bangga sekali atas keberanian yang kamu perlihatkan. Kamu anak hebat, dan juga luarbiasa berani. Moma sayang sekali sama kamu.
Terima kasih ya teman-teman yang sempat saya ajak diskusi mengenai hal ini. Dan mungkin, di luaran sana masih ada juga para orangtua yang mengalami perasaan seperti saya beberapa waktu sebelumnya. Tips saya atas dasar pengalaman, untuk mengkhitan anak sebagai berikut :
- Jangan memaksa anak untuk disunat jika sang anak belum mau. Namun tetap ajak dan beri pendangan terus-menerus mengenai pentingnya dikhitan untuk anak laki-laki, baik dari sisi agama, maupun kesehatan.
- Jika anak minta sunat, jangan ditunda!
- Tentukan jadwal sesegera mungkin setelah anak meminta disunat
- Pastikan kondisi mental anak dalam keadaan senang dan tidak stress, agar proses khitan berjalan lancar
- Cari tempat sunat yang sudah berpengalaman, dan sesuaikan dengan kantong masing-masing. Saya sendiri melakukan khitanan di Rumah Sunatan Jatiasih dengan harga Paket 1.8 juta sudah termasuk biaya sunat, biaya dokter, obat-obatan, celana sunat 2 pcs, dan biaya kontrol setelah sunat. Plus foto-foto sunat di pelaminan yang telah disediakan di Rumah Sunatan. Bukan kawinan aja yang pakai pelaminan gaes, khitanan juga ada sih 😀
- Damping anak saat dan setelah sunat, karena hari pertama dan kedua adalah hari di mana rasa sakit setelah sunat sedang “sedap-sedapnya” tuh.
Itu saja sih, tips berdasarkan pengalaman saya. Semoga bisa memberi sedikit pencerahan buat orangtua yang ingin mengkhitan anaknya.
Nah, bagaimana dengan teman-teman? Punya pengalaman dalam mengkhitan anak? Cerita dong, siapa tau ada pembaca yang butuh referensi lebih soal khitanan.
Efi Fitriyyah says
Selamat ya, Zahran. Semoga jadi anak yang saleh dan bikin bangga Momanya. Mudah-mudahn keunikan Zahan nanti mah ga bikin pusing tapi nyenengin aja 🙂
Muhammad Iqbhal says
Wah selamat ya, mba Mira dan teruntuk anaknya juga -Zahran. Dulu, waktu kecil aku disunat karena katanya(orang tua/orang lain) kalo ga disunat bisa diculik hantu, sebut saja namanya wewe gombel. Nah maklum, karena orang Indonesia, wajar orang dulu gampang percaya sama itu. Tapi, nggak berlaku sih buatku, soal cerita mistik begituan, aku lebih takut nanti kalo ga disunat bakal jomblo seumur hidup, karena pemikiran saat itu gak akan bole nikah kalo blm disunat..
Nyatanya udah disunat pun tetep jomblo, dan ngerasa sunatanku mubazir wkwkwk.
Btw, setuju banget sama isi dan point-point posting yg dikasih mba Mira. Setuju banget soal udah biusnya abis tuh sakitnya lebih dari ditinggalin oleh seseorang pas lagi sayang-sayangnya. *eh gimana
Jadi, saat momen kayak gitu memang butuh manja-manja.
So, salamin buat anaknya ya, mba Mira.. Selamat menjadi lelaki sejati.
icha says
Wah selamat mak mira akhirnyaaaaa plong yaaaa hehehhe
Hbs ini berubah deh jd lebih ganteng l3bih pinterdan lebih soleh sertamakin sayang mama dan keluarga
Sandra says
Selamat ya Zahran, semoga terus jadi anak saleh & nurut sama Moma 🙂 Btw lucu amat bajunya Zahran kreatif banget Makmir
nurul dwi larasati says
Zahran usia berapa sekarang mak minta disunat? Selamat mak bujangnya jadi cowo sejati..
riduan says
good job zahran, jagoan
Hani S. says
Thanks Makpon sharingnya, kebetulan ada rencana khitan Alfath. Lagi di lihat dulu mood anaknya, semoga bisa terealisasi dalam waktu dekat. Do’akaaaan.
Dear anak ganteng,Zahran.
Selamat yaaa, semoga setelah ini semakin sholeh, pinter, cerdas, makin jadi kebanggaan keluarga.
Amiiiiin :*
dey says
Alhamdulillah, lancar khitanannya. Pasti Zahran seneng karena ditemani keluarga ya.
Armita Fibriyanti says
Zahran hebat, selamat ya anak sholeh 🙂
Keren juga ya tempatnya bisa foto-foto di pelaminan gitu 🙂
zata ligouw says
Selamat yaaa Zahran!
iya mba MIr, pas anakku minta sunat emang langsung buru2 diarrange sih, sebelum dia mundur lagi, hihihi..
makasih tips2nya ya mbaa..
damarojat says
selamat untuk Zahran dan Moma.
saya masih berapa tahun lagi yaaa…
anak – anak baru 6 & 7 tahun dan teman-teman mereka belum ada yg sunat.
Nchie Hanie says
selamaat Adiik, udah di sunat makin penuh barokah yaa..amin
senengnya ngeliat kumpul2 lagi eeeaa
aku kemaren2 baru ngurusin ponakan yang di sunat juga, huh ngiluu 😀
kopisusu says
Alhamdulillahhirabbal’alamiin
Selamaat ya Mak Mira, mas Zahran. Semoga makin pandai dan berlimpah segala kebaikan untuk Zahran,
Ow ada disediakan tempat foto-fotonya ya. Ta pikir diadakan syukuran gitu 😀
lianny hendrawati says
Selamat ya Zahran, sudah berani disunat.
Bener banget, anak minta disunat jangan ditunda, ntar malah mundur lagi 🙂
kholis ikan hias says
selamat ya zahran
btw sekarang tempat sunatan udh keren2 ya, jaman saya dulu mana ada begituan hahaha
Ihwan Keluarga Biru says
Alhamdulillah, anak pertama saya Aiman sudah khitan pas umur 2,5 tahun. Penyebabnya karena fomisis, kini sudah lega karena dia lincah dan kami ga ada tanggungan lagi.
Angger says
Wah sudah sunat ya,hmzz kewajiban ibadah harus makin ditingkatkan.
Salam kenal mbak