Jaman era social media saat ini, kita tau betul kalau hampir semua makhluk hidup ini enggak bisa lepas dari update status, kepoin akun yang lain, jualan, berantem, termasuk pun tulisan curhat. Iyes, bahkan doa pun seringkali dilantunkan dalam status-status di social media.
Salah enggak? Tergantung persepsi masing-masing saja sih. Toh konon katanya, akun-akun di media sosial yang kita miliki adalah ranah seseorang dengan pembenaran adalah hak setiap orang untuk menuliskannya (apa pun itu).
Masalahnya, seringkali juga banyak yang enggak terima ketika apa yang udah dishare/ditulis kemudian dikomentari pedes, kritikan, atau war. Buntutnya, berantem, adu argumen, semua saling merasa pintar, dan akhirnya luntur sudah pikiran untuk pintar merasa.
Tentang Tulisan Curhat di Blog
Sama halnya pun untuk tulisan di blog. Semua orang bebas untuk menuliskan apa yang mau dituliskannya. Dan jika saat ini kalian sering menemukan postingan sponsor di blog para blogger/influencer, ya enggak usah heran. Toh kebutuhan digital marketing memang terus meningkat, dan bersyukurlah kalau kita punya andil di dalamnya.
Yang penting jangan sampai lupakan konten asli kita, meski itu sekadar tulisan CURHAT di blog.
Nah, bicara soal konten tulisan curhat di blog, jujur saja, saya ini termasuk orang yang suka dengan buku bacaan inspiratif, buku-buku yang memotivasi.
That’s why nama blog saya “Inspirasi Mama.” Bukan karena saya seorang yang bisa menginspirasi orang lain, tapi lebih kepada bahwa “gue ini pemburu inspirasi,” perempuan Pisces yang kerap kali suka dengan hal-hal yang sentimental, yang kerap kali butuh motivasi diri.
That’s why lagi, tulisan di blog saya juga agak-agak sentimental. Sampai ada yang selalu bilang bahwa bahasa di blog saya selalu mendayu-dayu, ada juga yang bilang, tema blog saya curhatan mulu.
So what? Salah? Selama itu bisa diambil pelajaran dan maknanya buat pembaca, saya rasa itu sudah jadi jawabannya.
Saya sendiri menulis dengan senang
Saya melakukannya karena itu merupakan bagian dari healing. Dan jikapun apa yang saya tuliskan tidak sesuai dengan kehidupan pribadi saya, ah come on… apa iya saya harus membuka seterang-terangnya bagaimana saya?
Apa yang saya tuliskan enggak melulu soal saya. Ada beberapa yang saya ambil dari kehidupan sosial, atau lingkaran teman-teman saya dari berbagai kategori. Tujuannya, ya untuk berbagi aja, siapa tau setiap dari kita mungkin mengalami hal serupa. Terkhusus ya, buat pelajaran diri saya sendiri juga.
And I think, saya cukup bisa membagi mana yang layak dishare ataupun enggak. Itulah kenapa ada ilmu “Jaim.” Kalau kita bisa jaim, pada akhirnya biarkan citra diri kita orang lain yang menilai. Baik, ya syukur, kalau enggak baik, ya intropeksi.
Memang, blog saya berisi tulisan-tulisan yang lebih banyak memotivasi, tapi percaya deh, saya menuliskan hal tersebut karena saya sendiri yang sebenarnya butuh motivasi, butuh inspirasi. Dan hal itu seperti alarm buat diri saya, ketika saya berada dalam kondisi yang lagi nggak stabil.
Bukan berarti saya yang paling sok merasa perfect atau sempurna, atau paling merasa pintar. Engga, sis. Tapi balik lagi, ya better saya menuliskan hal-hal yang baik, meskipun kehidupan saya tidak sebaik dalam tulisan curhat saya. Paham ya, Sis? *Skeptic detected, hahahah.
Kenali Tanpa Menghakimi
Iya, ini tulisan curhat ini juga muncul dengan spontan. Sekadar memperlihatkan, kalau saya juga bisa bête dalam curhatan saya, bisa sensi atau baper juga. Enggak melulu soal memperlihatkan sisi baik saya, atau sok-sokan jaga image. Yang pasti, apa pun isinya, menulis buat saya masih merupakan healing yang paling oke. Soal bonus materi, itu bagian dari rezeki dan anugerah.
Jadi intinya apa, Mir?
Intinya, mau seperti apa pun saya atau seseorang, baik di online maupun di offline, kenali lebih jauh dulu deh sebelum kita cukup punya mental untuk menjudge seseorang. Atau lebih baik diam kalau belum sepenuhnya tau.
Saya sudah cukup kenyang dapat judgement yang macem-macem. Baik karena tulisan curhat saya, atau karena kesalahan yang disengaja ataupun dari apa yang tidak saya lakukan. Baik dari status ataupun aktivitas saya.
Well, kehidupan berjalan terus, kan. Yang penting saya sadar, kalau hati dan pikiran saya masih bekerja, dan berpikir bagaimana untuk terus memperbaiki diri dan kehidupan saya menjadi lebih baik lagi. Terus, dan terus.
Kurni says
Hai mba mira… salam kenal.. kadang2 aku juga termasuk yg berpikir saat membaca tulisan seseorang,.menganggap itu adalah ungkapan isi hatinya. Dangkal bgt ga siy..hehe..tapi suatu hari aku smpet baca status tmn yg biasanya rajin nulis melow, bahwa itu hanyalah karena passionnya menuliskan hal2 demikian. Sehari2nya ya ngga gitu… sebaliknya..ada tmn lain yg introvert bgt tapi tulisan2nya menyiratkan dia org yg rame,bocor dll.. I see now ternyata tulisan tdk selamanya menggambarkan diri penulisnya yaa .trims..mencerahkan.. ^^
Pipit Widya says
Mak Mir, aku sering baca tulisan Mak Mir tapi ga komen. Kalau aku sih suka blog yg gini mak, curhat tapi ada yg diambil hikmahnya. Belajar dari pengalaman orang lain. Yah, jangan sponsored post mulu laaah hehehe.
Ria Bilqis says
Super sekali Mak Mir, saya yang banyak kekurangan di sana sini. Ga printer juga memakai kata-kata , kadang milih ga berpendapat daripada timbul perdebatan.
Ima satrianto says
Noted makmir, pintar merasa dan bukan merasa pintar. Semoga berkah tulisan2nya untuk kebaikan dan bisa bermanfaat utk sesama yaaaa. Eeemuuaaacchh..
diane says
Eh emang mak Mir dijudge apaan..*eh.. Oh come onnn yang ngejudge minta ditraktir kayaknya mak hehehe.. Kita emang gak bisa kontrol apa yang akan dilakukan orang lain setelah membaca tulisan kita kan mak..jadi ya biar sajalah mak mereka mau ngemeng epe..? selama tidak mengganggu kerjaan/hidup kita. Nah kalo udah mengusik ketenangan ya udah..asah gol*k aja mak..hahahaha..Ganbatte mak..keep inspiring..maapkeun kalo komenku gak nyambung ?
Maseko™ (@masekoID) says
Ah, pisces ya mbak.. Anyway, tulisan seseorang itu bukan selalu berarti itu kisah pribadinya.. karena saya memanfaatkan medsos juga ada yg sebagai ungkapan expresi kejujuran.. ada juga yang sebagai topeng/alter-ego.. tak jarang antara kedua akun sosmed saya sendiri isinya saling kontradiktif.. tapi memang itu tujuan saya.. keseimbangan jiwa 😀
Yulia says
Mak, makasih ini. mewakili saya banget, huahahaha…kadang curhat juga, kadang ya ngomongin hal yang (semoga) manfaat. Dan kalopun ada yang bilang, curhat mulu…yowis lah ya…daripada ntar saya curhat sama suami orang …insecure lagi ntar istrinya…hahahaha…makasih mak.tetap semangat!
Arinta Adiningtyas says
Jadi ingat pesan di Arisan Ilmu kemarin. Jangan merasa pintar, tapi pintarlah merasa. 🙂
Betewe, saya malah suka mampir ke blog curhatan Mak.. Soalnya saya hobi curhat juga..hihi.. Dan sebenarnya dari “sekedar” curhat pun kita bisa mengambil pelajaran koq. Kayak #ThankYouILearn itu. 🙂
Bundasaladin says
Hehehehh jadi ingat pernah dibully
Nulis tentang tips menghadapi suami pelit
Dikira masbojo yg pelit..
Dibilang ga sabar. Penuntut. Dll
E. Novia says
I feels u, mak :*
Judgements itu hadir ketika org lain kepo dg diri kita, mak. Hehehe
Dhanang Sukmana Adi says
hi kak mira, kemarin ke Solo ya..:)
nitalanaf says
Postingan curhat itu banyak juga yang menguatkan orang lain. Kalau ada orang lain yang menganggap blog yang isinya curhat melulu itu receh banget, saya enggak. Lagian blog dia ngapain saya yang ngatur2, haha…
herina says
Curhat memang penting tapi hrus berhati-hati dengan temen curhat tersebut
net39.blogspot.com