Sebelum saya mencurahkan segala si hati di postingan kali ini, silakan teman-teman baca dulu puisi indah ini karya @haroonrashid yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
PESAN BUMI
Kita tertidur di satu dunia, dan terbangun di dunia lain.
Tiba-tiba Disney kehilangan keajaiban.
Paris tidak lagi romantis.
New York tak terlihat gagah.
Tembok Cina bukan lagi benteng.
Dan tempat suci kosong.
Peluk dan cium berubah menjadi senjata mematikan.
Tidak mengunjungi orangtua dan sahabat menjadi bukti cinta.
Tiba-tiba kau sadar bahwa kekuasaan, kecantikan, uang tidak lagi berharga dan tak mampu membuatmu mendapatkan oksigen yang sangat kau butuhkan.
Bumi melanjutkan hidupnya dan ia indah.
Ia hanya mengurung manusia di dalam kandang.
Sahabat,
Kurasa bumi sedang mengirim pesan ini kepada kita semua: “Agama, keyakinan bahkan kalian sendiri tidak penting. Udara, tanah, air, dan langit, tanpa kehadiran kalian, baik-baik saja. Bila kalian kembali nanti, ingatlah bahwa kalian tamuku. Bukan tuanku.”
Membaca puisi di atas, saya sempat merenung, makna yang tersirat dalam puisi tersebut dalam sekali. Yah, buat tipikal Feeling Introvert seperti saya ini, kalimat indah bisa langsung membius, membawa saya pada perasaan mendalam, bahkan kadang bisa meneteskan airmata. Hmm, well said, dan saya pikir kali ini kita bisa sepakat… bahwa bumi butuh bernapas.
Januari, Februari, Maret, kini April. Di postingan sebelumnya, saya sempat menuliskan kisah Januari soal banjir. Untuk pulih dari kelelahan pasca banjir bagi saya butuh waktu, belum lagi berita kehilangan sosok-sosok public figur, meski tak mengenal langsung, namun energi masyarakat Indonesia yang turut berduka, juga memengaruhi perasaan kala itu. Dan kini, baru sampai April, perjalanan tahun 2020 terasa melelahkan. Corona, tamu yang tak pernah kita undang, bahkan kini menjadi musuh semua orang, tak mengenal tahta, kalangan, ataupun tingkat sosial. Saya tidak akan membahas apa itu Corona dan hal terkait lainnya, karena teman-teman bisa menemui informasi lengkapnya melalui web nya https://covid19.go.id, tinggal rajin-rajin sajja membaca.
Kini, sudah masuk minggu keempat aktivitas yang kita lewati #dirumahaja. Bagaimana kabar kalian? Bagaimana perasaan dan pikirian kalian? Sudah mulai terbiasa, atau malah semakin suntuk dan membosankan?
Melihat berita-berita, mendengar kisah teman-teman, membaca aneka informasi, memang bisa membuat diri kita lelah. Alih-alih kita semakin kuat dalam pandemi ini, gara-gara Corona, berbagai kesedihan pun muncul. Sedih karena banyak hal-hal diluar kuasa kita, yang akhirnya harus kita terima tanpa bisa melawannya. Ada yang bersedih karena kehilangan pekerjaan, Sedih karena bisnisnya terpaksa ditutup, sedih karena harus menjaga jarak dan tidak mudik demi orang tersayang, sedih karena bingung bagaimana memikirkan asupan untuk hari esok, dan segala kesedihan lainnya. Iya, banyak energi kesedihan saat ini. Jangan tanya bagaimana saya, karena saya termasuk dalam salah satu yang juga merasakan kesedihan.
“Everything Happens For a Reason.”
Sebuah pepatah bijak dalam bahasa Inggris ini mungkin mewakili segala tanya yang ada dalam pikiran kita. Namun, jika semua tanya tak menemukan jawabannya, serupa “kapankah ini semua akan berakhir?” We never know, guys. Is it? Maka, pahami saja, bahwa semua yang terjadi, memiliki alasannya, dan sebenar-benarnya alasan, adalah karena Sang pemilik Semestalah yang menjadikan kondisi ini ada. Untuk apa? Agar kita kembali memberi napas pada alam, pada semesta, dan pada kehidupan kita sendiri tentunya.
Jeda Untuk Memberi Cinta
Gara-gara Corona, semua orang dibuatnya sedih, namun ada satu hal juga yang layak kita pahami. Gara-gara Corona, cinta kembali tumbuh. Cinta menyatukan kembali setiap hati manusia yang sempat terpaut oleh jarak, diantara segala kesibukan yang kerap kali berkejaran dengan waktu, hingga lupa, bahwa orang-orang yang ada di dekat kita, teramat mencintai dan meirndukan kehadiran kita. Berapa banyak yang akhirnya sosok Ayah hadir menemani keseharian anak-anak, membantu sang istri selama berada di rumah dalam mempersiapkan segalanya. Bukankah itu adalah hal yang indah, yang mungkin dirindukan? Iya, gara-gara Corona, cintapun kembali tumbuh. Meski saya tak tahu persis seberapa banyak juga yang mengalami sebaliknya, namun bagi kalian yang memiliki keluarga utuh dan saat ini bisa berkumpul bersama, syukuri saja dulu sampai di situ. Maka nikmat mana yang kau dustakan.
Sampai sini dulu, ya, sebelum pembahasan ini bisa melebar ke dalam topik-topik yang berkembang lainnya. Jujur, kondisi ini memang kondisi yang tidak pernah disangka kehadirannya, semua orang sedang beradaptasi pada perubahan. Dan tidak semua orang akan sama dalam menyikapinya. Saya, kamu, atau kalian, di mana saja, memiliki daya tahan rasa dan pikiran yang berbeda. Namun sebelum kita diskusi lebih jauh, mari kita tetap mengucap syukur, bahwa hingga sampai saat ini, kini, di sini, kita mampu melewati segala kekhawatiran, dan tetap melangkah dengan memelihara harapan. Tetaplah baik pada dirimu.
Jadi, menurutmu, “Gara-gara Corona, ada banyak cinta atau kesedihan?”
Yanti says
Apapun kejadian, semua sudah ada takarannya dan pasti ada hikmahnya ya bu
InsyaaAllah?
Mira Sahid says
Iya betul, tugas kita tetap menjalaninya dengan sebaik-beiknya penerimaan, Inshaallah 🙂
Yeni Sovia says
Wah Mba Mira ternyata orang feeling ya. Sama dong ama aku. Cuma aku feeling ekstrovert. Pantesan ya aku itu suka ama tulisan-tulisannya Mba Mira. Soalnya suka terasa di tulis pakai hati, pakai rasa, ada ketulusan di dalamnya dan ada nyawanya. Suka aku karena nggak semua orang bisa menulis seperti Mba Mira menulis ?.
Ngomong-ngomong memang hanya orang beriman ya yang bisa mengambil dan melihat sisi positif bahkan di tengah kesulitan sekalipun. Begitu juga dengan keadaan sekarang ya Mba Mir. Semoga kita termasuk orang positif itu hingga bisa melihat dari sisi yang positif juga amin.
Mira Sahid says
Alhamdulillah, mba. Semoga bermanfaat yaa
Nchie Hanie says
Gara2 Corona ini ku mengambil yang banyak cinta aja, karena dengan menyebarkan rasa penuh cinta setidaknya membantu mereka yang seddang bersedih.
Iya, meski terkadang merasakan yang sedih, panik, cemas berlebih, tapi ku sadar , ku nyerepin perasaan mereka yang sedang bersedih, coz anaknya tukang ngambilin sampah orang ditambah feeling introvert juga. Huh lengkap pusingnya hahha..
Mira Sahid says
Hihihi, semua akan baik2 saja ya mak
Echaimutenan says
Banyk cinta, semua bareng-bareng sama aku makpon.
Seneng walau kadang kesel. Tpi ttp disyukuri kami masih bersama saling mwnguatkan
Sehat1 yaa
Mira Sahid says
Alhamdulillah ya Cha, tetaplah berbahagia
Dyah Kusuma Susanti says
Banyak cinta ya Bu. Salah satunha jadi saling support dan membantu dengan orang-orang yang bermasalah dengan masalah ekonomi.
Mira Sahid says
Alhamdulillah, semoga kita bisa saling menguatkan ya
nurulrahma says
Awalnya, aku bete banget dgn kehadiran corona ini.
Makin ke sini, aku berusaha ikhlas dan embrace all the things gitu. Corona ini wujud nyata bahwa manusia itu sangat bergantung pd Allah ta’ala
Dedew says
Aku sempat baca puisinya beberapa waktu lalu Makpon dan beneran pengen nangis, saat begini memang kita harus berefleksi dan melambat, apa yang sudah kita lakukan..dan mulai lebih banyak tebar cinta..
diane says
Banyak cinta aja deh.. hehe biar kesedihan yang hadir tanpa diminta auto kehapus sama si cinta..
Eryvia Maronie says
Selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa.
Makanya jangan sedih berlarut-larut, yang bisa bikin imun tubuh menurun yaa.
Yakin aja, kita bisa bahagia dalam kondisi apapun, apalagi kalo hidup ini dipenuhi dengan cinta.
Rach Alida says
Maaak, awalnya pasti keki kesal dengan keadaan ini. Tapi mau nggak mau harus kita ikutin yaaa. Berdamai dengan keadaan
Juliastri Sn says
Gara-gara Corona, ada banyak cinta MakPon. Karena waktu bersama anak dan suami lebih intens, waktu untuk mengembangkan potensi diri juga lebih luas, selain itu dari rumah bisa berkarya lebih maksimal selama internet baik-baik saja. Walaupun berharap pandemi ini lekas berlalu, setidaknya ada banyak hal indah yang bisa kita nikmati saat ini bersama orang-orang tercinta. Kemampuan adaptasi yang baik sangat dibutuhkan saat ini. Tetap jaga kesehatan, semoga semuanya sehat-sehat selalu. Amin.
Widyanti Yuliandari says
Awal pandemi ini, aku termasuk yang lumayan awal terkena badai stres. Aku berusaha jujur dan mengakui, yeah… aku emang stres kok. Wkwkwk.
Pengakuan bikin aku gak lama nemuin solusi lalu beradaptasi dengan keadaan.
Apapun itu ya, Mak. Mari maknai dengan sederhana saja. Toh makin kemari, hati makin jadi sering hangat karena dipertontonkan dengan bertumbuhnya kebaikan-kebaikan di tengah pandemi ini.
Diah Agustina says
Puisinya sangat menyentuh sekali mbak, aku sampai berkaca-kaca membaca nya
Selama WFH ini banyak hikmah yang bisa saya petik salah satunya bisa berkumpul dengan anggota keluarga, bisa menghabiskan banyak waktu bareng mereka
Utie adnu says
Pasti Ada hikmahnya ya mba,, Gara-gara Corona, semua orang jadi sedih, tapi. Gara-gara Corona, ada Rasa mencintai yg lbih terhadap kluarga lbih perhatian ttg nutrisi kebersihan semoga pandemi ini cpt berakhir
Damar Aisyah says
Bener banget Mak. Gara-gara corona, banyak sedih namun juga banyak bahagia. Aku bahkan sudah bikin draft: Ramadan bersama Corona: Anak-anak Mendapatkan Ayahnya, Para Istri kembali Memiliki Imam. Banyak hal patut disyukuri. ALih-alih terpuruk dengan musibah ini, mari bangkit dan fokus pada kebaikan.
Ria Rochma says
Ada banyakyg cinta tentunya.
Hubungan dengan keluarga makin erat karena kami saling support untuk terus bertahan di masa sulit ini
Nurul Fitri Fatkhani says
Semua kejadian pasti ada hikmahnya, dan saya yakin pandemi ini juga banyak hikmahnya.
Sedih memang saat melihat banyak korban jiwa karena covid-19. Namun dibalik itu juga kita jadi belajar untuk terus bersabar dan tentunya bersyukur karena diberi kesehatan.
Nanik Nara says
Sedih banget baca puisi itu.
Kalau saya sudah mulai terbiasa nih, menikmati di rumah aja. Anak-anak senang karena saya di rumah terus, nggak pernah tugas ke luar kota lagi
Rina Susanti says
Klo ada sedih itu wajar banget menurut sy krn dampak corona secara ekonomi pada beberapa orng sangat mengkhawatirkan. Tapi momen ini juga membuat banyak orng menebar cinta berbagi. Btw semoga Allah swt segera mengangkat virus ini dr bumi atau ditemukaj obat/vaksinnya
Uniek Kaswarganti says
Kalau yang terdampak langsung secara ekonomi, tentu saja ini merupakan kesedihan luar biasa Mak.
Semoga saja doa seluruh umat manusia dikabulkan segera oleh Allah ya, bumi ini pun sudah siap kembali membersamai langkah manusia
Hana Aina says
Iya, Mak. Aku merasakan banyak hikmah di balik Corona ini. Salah satunya semakin erat antar anggota keluarga. Terutama anak – orang tua. Semoga yang demikian tetap awet meski Corona sudah pergi, ya.