Entah sejak kapan tepatnya saya mulai mencecap kopi. Berawal dari kebiasaan sang Mama yang suka meminum kopi, sepertinya masa SMA mungkin, perkenalan saya dengan kopi terjadi. Ya, hanya sekedar kopi biasa, kopi sachet yang banyak tersedia di warung-warung, bukan kopi yang tersedia di berbagai kedai kopi seperti tren saat ini.
Perjalanan kopi buat saya awalnya biasa saja. Sampai akhirnya, kopi dan kata menjadi satu rangkaian rasa yang tidak bisa dilepaskan lagi. Dengan kopi, saya bisa merangkai banyak kata, mengimajinasikan banyak momen, dan juga mengurai banyak rasa. Tidak hanya itu, saya kerap berjalan dari kedai kopi satu, ke kedai kopi lain, sekedar untuk tau, bahwa dari setiap cangkir-cangkir kopi, ada proses panjang yang dilewati. Menarik! Dan serupa olahraga yoga yang mengajarkan kesabaran, bergitupun dengan proses seduhan kopi. Sementara keduanya pun menghasilkan ketenangan. Sedalam itu memang, saya memaknai kopi dalam kehidupan saya.
Dan hari ini, 1 Oktober 2018, adalah hari di mana cangkir-cangkir kopi diangkat, untuk diperingati sebagai Hari Kopi Internasional. Bagi sebagian orang mungkin, tidak terlalu istimewa, tapi buat saya… hari ini adalah istimewa. Setiap kedai kopi menjadi hingar bingar, dan para penikmatnya semakin larut dalam aroma serta tegukannya. Pun, hadirnya sajak-sajak kopi yang saya persembahkan untuk sahabat-sahabat ngopi saya. Para perempuan yang juga menikmati cangkir-cangkir kopi dalam kesehariannya.
Selamat Hari Kopi Sedunia!
Semoga apa-apa yang kau rasakan dari tiap tegukan kopi,
adalah bekal kita untuk tetap hidup berdampingan.
Seperti kopi yang kerap setia, tak pernah memilih siapa yang di hadapannya.
~ Mira Sahid ~
“Nona, mungkin kau ingat saat pertama kali kutanyakan rasa pada kopi yang kau cecap. Kadang kau utarakan pahit, atau sekedar memberikan ekspresi apa adanya. Iya, kopi semagis itu, memang. Ia kerap membuat tuannya apa adanya, tak berpura-pura. Pahit ya katakan pahit, asam-katakan asam, begitupun manis. Dan perkara rindu, apakah semudah kau katakan pahit atau manis?”
Selamat Hari Kopi Internasionl, Irma Senja. (Blogger)
Hey, Nona….
“Perjalanan di setiap mencecap kopi, adalah kisah rasa yang tak bisa disanggah. Tak perlu kita bahas lebih jauh perkara rasa saat ini, apalagi jika hadirkan resah. Karenanya mari bicara tentang kopi, kupikir ini jauh lebih mudah kita utarakan lebih dari sekedar urusan hati. Tabik!” Selamat Hari Kopi Internasional, Sari Nadia Aya (owner Saya_kopinuansa)
Hey, Nona…
“Sudah berapa cangkir kau habiskan sejak kau mengenal kopi? Apakah kau mulai terbiasa pada pekatnya, atau masih bersuka ria pada manisnya di seduhan latte? Terkadang, mencecapnya tak cukup dengan pandangan mata, kau harus meneguknya, rasakan manis, asam, pahit, dan sensasi lainnya. Selamat menikmati perjalananmu! Kelak, kau akan temukan jawabannya, sebelum kau benar-benar larut pada kopimu.” Selamat Hari Kopi Internasional, Eggy Willy Mayna (Owner Willycious_09).
“Nona, tak apa jika kau belum ingin larut dalam seduhan kopi, karena sejatinya, menikmati kopi sesederhana saat kita duduk bersama, mencipta segala rasa. Aku tak sedang berkirim sajak, tapi aku tahu bahwa semangatmu selalu memuncak, dan semoga tak lagi terisak.” Selamat Hari Kopi Internasional, Farah Fitrianie (dokter gigi).
“Jika aku kerap berimajinasi pada tiap aroma kopi, Nona ini kerap hadir dengan aroma yang tanpa basa-basi. Baginya, kopi bukan retorika, yang sekedar melarutkanmu pada sebuah cerita. Sesekali larut pada pahit, tak apa. Namun kembali sadar pada proses seduhannya, itu yang menjadikan kopi pahit tak lagi terasa. Kau hanya perlu meneguknya dengan tenang. Sudahi sedih, seduh saja! Baiklah, Nona.” Selamat Hari Kopi Internasional, Maulita Iqtianti. (Content creator, Blogger).
“Kita memang tidak setiap saat berada di kedai kopi yang sama. Namun saat waktu mempertemukan, kita kerap berburu kopi. Satu seduhan, bahkan terkadang lebih. Sedikit bicara saat mencecap kopi, karena kau kerap kali mengingatkan, Kakak Nona, bahwa senikmat apapun kopi, teguklah dengan waras, agar kau paham, hidup memang selalu butuh kerja keras.” Selamat Hari Kopi Internasional, mbak Indah Juli. (Blogger, Writer).
“Hey, Nona… kadang kau hanya hadir sesaat kala kopi tersaji di meja, kemudian berlalu bahkan sebelum kau benar-benar menghabiskan kopimu. Namun seperti hangatnya seduhan, serupa itu juga hatimu. Yang kerap melunak untuk terus bersabar, bahkan memaafkan. Dari kopimu aku belajar, bahwa segala pahit itu bisa menjadi teman. Dan manis akan selalu hadir dalam setiap senyuman.” Selamat Hari kopi Internasional, Dita Sulistiana. (Founder Kinara Studio Muslimah, Mie Cabe Gerus Hj. Elly Galaxy).
“Kaka Nona… kopi untukmu sejatinya kesempurnaan rasa. Aroma, tekstur, dan apa-apa yang menjadikan kopimu nikmat, serupa itulah kau menikmati hidupmu. Semua tertata baik, detail, meski terkadang kau keras pada tiap seduhan kopimu. Kupikir tak apa, bagi orang-orang sepertiku, kopimu melengkapi rasaku dengan setiap logika, tak sekedar aroma.” Selamat Hari Kopi Internasional, kak Nia Utami. (Owner @Saya_Kopinuansa)
Nengsih hariyanti says
Mantap mbak mir.
Indah Juli says
Sukak banget ungkapan-ungkapan tentang kopinya.
Selamat menikmati tiap seduhan dengan optimisme yang selalu dimiliki ?
Rifqi Banyol says
Mantap!!! Kopi paling enak saat pagi hari. Udaranya masih sejuk. Hehe
Lita says
Baru baca euy, dan… Aku terharu! Kamu luar biasa :*