Adakah di antara teman-teman yang memiliki anak, dan ia gemar bermain game melalui gadget?
Jawabannya pasti banyak deh. Iya, saya seyakin itu. Kenapa? Karena Percaya atau tidak, saat ini kita, semua orang, termasuk balita, ABG, remaja, orang dewasa dan orangtua, sudah sangat terkoneksi erat dengan gadget, mulai dari bangun tidur, hingga tidur kembali. Iya apa benar?
Orang Zaman Sekarang Lekat Gadget, Begitu pun Anak-Anak
Saya pernah punya pengalaman, sedang butuh waktu untuk mengerjakan banyak hal, sementara anak saya yang laki-laki mencari-cari perhatian, maka langkah yang saya ambil adalah memberikan gadget agar dia memberi ruang kepada saya (terpaksa). Saya beri dia akses untuk bermain game melalui gadget saya, kadang via hp, kadang via laptop/ netbook. Namun, itu dilakukan saat weekend.
Nah, ada yang punya pengalaman seperti saya? Tidak perlu malu untuk mengakui. Yang penting, kita perbaiki caranya dari waktu ke waktu, dan mencari pola yang pas agar ibu tenang, anak pun senang. Hasek!
Kebetulan, anak saya yang perempuan memiliki netbook yang bisa dipinjamkan kepada adiknya, jadi saya minta agar ia memberi kesempatan kepada adiknya untuk bermain game melalui netbooknya.
Tapi ya, namanya netbooknya waktu itu saya beli dengan spek hanya untuk kebutuhan tugas sekolah. Jadinya itu netbook kalau dipakai main game, bikin anak saya malah ngomel-ngomel. Kapasitasnya enggak kuat kalau dipakai main game, hihihi. Manyun deh jadinya.
Saya sendiri tidak melarang sepenuhnya anak saya untuk tidak bersentuhan dengan gadget, pun bermain game (yang penting sesuai usianya). Kalau diarahkan dengan baik, berdoa, Insha Allah bisa ditemukan sisi positif dalam menggali potensi anak melalui gadget kan?
Apalagi, kalau main game-nya via laptop, kan saya juga bisa sambil lihat dan menemaninya. Strategi supaya saya bisa tau dia mainnya apa. Hihihi.
Laptop yang Cocok untuk Bermain Game
Nah, beberapa hari lalu, si kecil juga sudah bilang sama saya, minta dibelikan laptop biar enggak rebutan sama kakaknya. Mau pakai laptop saya, duh… riskan. Soale saya kerjanya via laptop, banyak data-data penting, jadi laptop saya saat ini harus clear dari aplikasi-aplikasi yang bisa memberatkannya.
Berbekal eksistensi saya di dunia digital dan media sosial, serta group-group WhatsApp atau Telegram yang sampai puluhan itu (*puyeng), saya pun mulai browsing dan bertanya pada teman-teman mengenai laptop yang bisa jadi referensi.
Ada yang meyarankan berbagi tipe sih, dengan berbagai spek dan harganya. Tapi kemudian saya tertarik dengan rekomendasi Vivobook S S410 dari ASUS, yang kalau saya browsing infonya, laptop ini adalah laptop gaming, dengan kualitas powerful.
Saya sih langsung mikir, “Waini…. Cucok buat Zahran yang doyan nge-game.”
Saya sendiri sih, yang penting ini laptop ringan, enggak berat. Jadi bisa saya pakai juga gitu kalau pas meeting sama klien. *enggak mau rugi, hahaha.
Spesifikasi Vivobook S S410 dari ASUS
Kalau lihat tampilan body-nya, layarnya sebesar 14 inci, berat 1.7 kg, dan ketebalan 17,9mm. Umh, lumayan ringan sih kalau ta bayangkan.
Terus, kalau lihat di website-nya ASUS, spek dari tipe Vivo S S410 ini yang keren menurut pemahaman emak-emak kaya saya, adalah sebagai berikut (tolong koreksi kalau salah ya) :
- Windows 10 of course
- Ram 16 Gb
- Akses fingerprint sensor
- Kualitas dan detail warna yang tajam berkat resolusi Full HD yang dimiliki, serta penyematan teknologi unggulan ASUS untuk mengoptimasi tampilan layar seperti ASUS Splendid Technology dan ASUS Tru2life. Aduh, lihat contohnya di web ASUS, kece, Sis. Asli, jadi ngiler 😛
- Fast charging : 60% In 49 mins
- Tetap adem meski dipakai berjam-jam
- Harga? Lumayan sih, Mak. Sekitar 11 “Nabung dulu ini mah”
- Cocok banget buat para content creator kaya kita-kita lah 😀 (((KITA)))
Info detailnya, teman-teman intip saja deh di website ASUS di sini ya.
Nah, melihat spek yang lumayan oke dari tipe ini, bolehlah saya bookmark dulu dalam list resolusi gadget baru tahun ini ya, meski harganya yang lumayan banget. Tapi of korsss…, ada harga pasti ada rupa. Ya, siapa tau ada rezekinya! 😀
OK! Cukup dulu bahas laptopnya ya. Tapi poinnya sih, di era yang semakin canggih seperti saat ini dan ke depan, memiliki gadget yang mumpuni menjadi bekal yang harus disiapkan. Terlebih anak-anak kita yang hidup di era millenials. Siapa tahu, dengan memiliki gadget yang cocok, bisa memunculkan proses kreatif dan potensi diri anak kita. Aamiin.
Harus Ada Waktu Kesepakatan Bermain Game
Balik lagi ke soal kesepakatan waktu bermain game anak. Saya kasih tips ala saya dalam membuat kesepakatan waktu bermain game dengan anak.
- Ajak bicara dari hati ke hati, tatap matanya, dan pegang kedua tangannya 🙂
- Tanya dulu, sejauh mana ia tahu kategori-kategori games yang akan dimainkan. Kalau belum tau, maka beri batasan game yang diperuntukkan hanya untuk usianya.
- Ingatkan dulu kewajibannya, seperti belajar, sholat 5 waktu, mengaji, sekolah, dan lainnya. Katakan bahwa bermain game adalah bonus jika ia bisa melaksanakan kewajibannya dengan baik.
- Buat jadwal bersama saat waktu yang tepat untuk dia memegang kembali gadgetnya. Mulai dari kapan sampai kapan.
- Buat kesepakatan mengenai batasan apa saja yang boleh dimainkan game-nya, dan ketika ia browsing di media sosial.
- Membuat password gadget yang diketahui oleh saya, namun tidak boleh diberikan kepada orang lain.
Apa lagi ya? Kayanya itu saja sih tips dari apa yang saya jalankan selama ini. Boleh juga teman-teman kasih masukan di thread ini, siapa tau jadi melengkapi, kan?
foegy says
anak-anak memang jangan dibiasakan bermain gadget terlalu lama karena kurang bagus
Mira Sahid says
betul. Ini pentingnya komunikasi dengan anak, sih
Dewi Nadzifah says
Tip ini perlu saya ingat nih, mumpung anak saya masih sekolah di taman kanak-kanak.
mungkin kalau sedikit lebih besar lagi, anak saya juga akan sering bermain dengan gadget, namanya juga anak zaman sekarang yah mbak..
bukan harus protektif dengan melarang juga kan, tapi kita harus pandai menyiasati agar tidak berlebihan pemakaian gadget pada anak-anak.
terima kasih tipsnya mbak mira
Rach Alida Bahaweres says
Halo Mak.
Aku ya kadang melakukan ‘dosa itu’. Hahaha. Mengapa? soalnya memang ada kerjaan yang urgent banget dan harus diselesaikan saat itu juga. Tapi alhamdulillah itu hanya dihitung jari. Biasanya saat anak butuh perhatian, saya bilang “Kasih waktu Ummi sekian menit dan kita main” Lalu saya minta main permainan lain selain gadget. Aduh aku ya naksir banget laptop Asus ini. Speknya emang oke bangeet
Damar Aisyah says
Saya ngaku masih suka ngasih gadget, mak. Habis gimana, saya seringnya momong sendiri 2 bocil. Kadang mau mandi aja enggak mau ditinggal. Ngajak main terus. Tapi insha Allah tetap saya batasi kok. Betewe saya juga lagi butuh laptop baru nih. Yang lama udah terlalu tua dan lelah. Punya Asus memang sangat menggoda, tapi sepertinya butuh usaha untuk merayu juragan, heheheh
Yudhistira Eko Wibowo says
S14 memang menawan… Cocok buat mamahnya ini mah… Anaknya kasih vivobook aja… Hihhihi…
Evrinasp says
Waw VivoBook S, salah satu yang diincar jika budget sudah mencukupi, cocok untuk para wanita apalagi emak2. Kalo anak saya sudah gak terlalu main game makpon, tapi malah nonton kartun, tahun lalu sering di laptop makanya sekarang ngedrop deh baterainya, sekarang lebih sering di smartphone
emmet24son says
Aku banget tuh mbak. Anakku udah sulit dipisahkan dengan laptop. Dari jaman SD, nggak cuma main game, cara menangin game itu juga dia pelajari sampai khatam dari YouTube. Dilarang susah. Kalau sabtu-minggu sih main bareng sama bapaknya sampai emaknya ngomel-ngomel. Tapi di hari kerja, takutnya dia malah kabur ke warnet dekat rumah dan malah makin gak terkontrol. Akhirnya aku suruh dia kursus coding, biar ada manfaatnya, nggak main game terus. Sekarang udah mulai bisa bikin game. Mudah-mudahan bermanfaat buat dia ke depannya 🙂
Indah Juli says
Anak-anakku jarang main game, kebanyakan yutub, dan daku agak saklek, kalau mau main puas ya pas hari sabtu dan minggu (libur sekolah)
Dan baru yang paling besar, Taruli, dibeliin hp dan laptop sendiri, itu pun karena mau kuliah. Laptopnya ya Asus ?
Novi Ardiani says
Waduuuh samaaaa anakku pun seneng main game. Yg sulung akhirnya kuajak bikin kesepakatan waktu gadget, trus ditempel di gadgetnya ditandatangan kita berdua. Senin sd jumat gadgetnya disimpan ibu, weekend baru pegang gadget. Itu gara garanya ada gadget juga dapat hadiah wktu ibunya ikut training. Trus kompensasinya ibu sebarin buku bnyk bnyk biar teralih baca. Udah setahun ini ibu ikutin maunya si sulung ikut kursus coding. Pake laptop bekas ibu. Skr udah level dua, umurnya 9 thn mba. Dia bilang pingin bisa bikin game dan aplikasi, ya udahlah ibu nunutin. Trus kuikutin workshop nya siberkreasi spy dia terarah. Baca tulisan mba mira aku jd malu, krn skr aku yg sering diingetin anakku spy taro gadget hehehehe….
3835.info says
Setuju, harus buat kesepakatan waktu bermain game dengan anak sedini mungkin, jika sudah terlambat maka susah.
makan dan main says
Ok sekarang di awal tahun 2021. sejak tahun 2020 indonesia terdampak pandemi dan banyak orang tua dirumahkan atau bekerja dari rumah. tidak terkecuali anak sekolah yang belajar online. apakah masih relevan membuat kesepakatan waktu bermain game ? sekalipun sudah ada kesepakatan, tidak menutup kemungkinan untuk belajar sambil bermain game. laptop atau pc pun berbagi layar antara zoom meeting belajar dan game online. belum lagi, kualitas pembelajarannya, apakah memang efektif ?
Mira Sahid says
Relevan atau tidak, buat saya mengomunikasikan dengan anak, tetaplah baik. Efektif atau tidak juga tergantung bagaimana orangtua bisa mendampingi anak sesuai kebutuhannya. Pandemi ini tidak bisa membuat kita terhindar dari gadget, namun perlu dipahami, anak-anak juga bisa mengalami kebosanan jika harus terus menerus belajar daring. Soal si anak mencuri-curi bermain game di sela pembelajarannya, mungkin juga terjadi. Balik lagi, komunikasi dengan anak tetap hal yang enggak boleh dilewatkan