Awal tahun 2014, masyarakat dikejutkan dengan kenaikan harga Elpiji yang mencapai 68 persen. Mau pingsan gak, sih, harga elpiji tabung 15 kg yang biasanya saya beli dengan harga 80 ribu-an melonjak jadi 140 ribu-an. Waktu ada kabar kalau harganya akan diturunkan kembali, saya langsung harap-harap cemas, berdoa dalam hati semoga gas elpiji di rumah baru habis setelah harganya turun. Dan ternyata, meskipun harga gas elpiji jadi diturunkan, harga baru yang sudah ditetapkan baru berlaku di toko langganan saya seminggu kemudian. Alasannya, mereka harus menghabiskan stok yang lama dulu sebelum bisa menjual dengan harga baru. Itu artinya, kalau saya ingin harga lebih murah, saya harus mencari ke toko lain yang letaknya lebih jauh.
Teman saya lain lagi ceritanya. Dia sama sekali tidak terpengaruh dengan kenaikan harga Elpiji. Ternyata sudah hampir 10 tahun rumah tangganya menggunakan gas alam PGN. Dia tidak pernah khawatir dengan kenaikan harga karena tarif gas alam relatif stabil. Menurut pengakuannya, selama ini dia hanya membayar sekitar 30-50 ribu untuk pemakaian rata-rata 10m3 per bulan. Pemakaian sebanyak itu digunakan untuk memasak nasi (tidak menggunakan rice cooker) dan makanan setiap hari, membuat kue (bisnis kue kering), dan untuk penggunaan water heater setiap hari. Wow, ekonomis sekali, ya? Selain itu, pakai gas alam itu gak repot, katanya. Gak perlu pakai tabung. Jadi kalau gasnya habis, gak perlu susah payah mengangkut tabung gas yang berat itu. Wah, enak juga, ya. Saya jadi teringat dulu pernah berkunjung ke rumah teman di Bogor. Waktu itu kami mengadakan cooking class di sana. Kebetulan teman saya itu menggunakan gas alam di rumahnya. Kelihatannya praktis dan bersih. Selain itu gak khawatir juga gasnya bakalan habis.
Saya jadi penasaran dengan penggunaan gas alam pengganti elpiji. Bukan tidak mungkin, kan, harga elpiji naik lagi? Selain itu, saya juga lagi cari alternatif untuk move on dari ngangkat-ngangkat tabung gas yang berat itu (halah). Memang sih, di toko langganan saya ada jasa antar gas elpiji ke rumah. Tapi kalau tukang antarnya sedang pulang kampung atau stoknya sedang kosong, mau gak mau saya harus pergi beli sendiri. Kayak kemarin itu, terpaksa deh saya angkut sendiri tabung gasnya karena di toko langganan harganya masih mahal.
Dari hasil penelusuran di internet, saya jadi mengetahui beberapa fakta tentang penggunaan gas alam.
- Hasil pembakaran gas alam atau gas bumi lebih bersih dari hasil pembakaran bahan bakar cair olahan minyak bumi. Polusi karbon dioksida yang dihasilkan pembakaran gas alam jauh lebih sedikit dan tanpa kandungan merkuri. Ini berarti gas alam merupakan sumber energi yang lebih baik dan lebih bersih.
Gas alam berbeda dengan elpiji. Gas alam atau gas bumi adalah bahan bakar fosil berbentuk gas. Gas alam ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi, atau tambang batu baru. Sedangkan elpiji (LPG) adalah bahan bakar cair hasil campuran berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari minyak bumi. Heating value elpiji memang lebih besar dari gas alam. Tapi untuk pemakaian jangka panjang, gas alam jelas lebih ramah lingkungan.
- Pemakaian gas alam lebih ekonomis dari pada elpiji. Tarif yang diberlakukan untuk pelanggan gas alam adalah tarif bulanan. Besarannya lebih stabil dari pada harga elpiji. Hal ini tentunya lebih menguntungkan pelanggan. Tidak perlu deg-degan pengeluaran melonjak akibat harga gas yang tinggi. Ya, kayak teman saya tadi. Ketika saya nyaris pingsan karena kenaikan harga elpiji yang sangat tinggi, dia tenang-tenang saja.
- Pakai gas alam lebih praktis. Ibarat listrik, gas alam itu selalu tersedia. Tinggal menyalakan kompor. Gas alam dialirkan melalui pipa yang ada di bawah tanah, yang fungsinya menyambungkan gas ke rumah-rumah. Jadi gak perlu khawatir kehabisan gas di saat genting. Saya pernah mengalami kehabisan gas saat sedang menyiapkan sarapan anak-anak. Duh, langsung repot banget. Sepagi itu toko tempat jual gas belum buka. Beli makanan jadi di luar sudah gak sempat karena harus menyiapkan keperluan sekolah anak-anak juga. Akhirnya anak-anak hanya sarapan seadanya saja dan mandi air dingin karena gak bisa masak air untuk mandi.
Selain pemakaiannya, pembayaran bulanannya juga praktis, setara dengan pembayaran publik lainnya. Bisa bayar di mana saja. Bisa lewat ATM atau teller bank. Ish, saya suka nih, yang praktis-praktis kayak gini π
- Gas alam lebih aman. Menurut artikel yang saya baca, keamanan menjadi kelebihan utama gas alam di rumah. Tidak perlu khawatir terjadi kebakaran atau ledakan tabung gas seperti yang sering kita dengar di berita. Resiko kebocoran juga lebih kecil dibandingkan penggunaan tabung gas elpiji.
Pernah khawatir gak, saat beli elpiji, tabungnya sudah jelek dan karatan. Kalau minta ganti tabung yang lebih bagus, belum tentu pemilik tokonya ramah melayani. Ada juga penjual yang nakal. Tabung gas yang (sudah) tidak layak pakai, dicat lagi. Akibatnya bagian yang karatan dan bocor jadi gak ketahuan. Selain kondisi tabung, hal lain yang menimbulkan resiko dari pemakaian elpiji dipicu oleh pemasangan regulator dan selang bocor. Semua penggunaannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemakai. Tidak ada kontrol untuk keamanan. Kalau kita lalai, kita juga yang menanggung resikonya.
Semua penggunaan bahan bakar pasti ada resikonya. Tapi kalau memakai gas alam, setiap bulan ada petugas yang datang mengecek meteran gas. Petugas ini juga sekalian mengontrol apakah ada kebocoran atau tidak di rumah pelanggan. Kontrol secara teratur inilah yang akan meminimalisir resiko yang ditanggung pelanggan.
Wah, saya jadi tambah pengetahuan baru nih. Paling tidak, saya jadi mengerti kenapa gas alam itu lebih hemat, aman, bersih, dan ramah lingkungan. Kira-kira, teman-teman mau plih yang mana, ya? Teman-teman yang punya pengalaman menggunakan gas alam? Share dong π
Lidya says
Waktu harga gas naik, gas dirumah masih banyak sampai sekarang turun eh belum habis2 juga π Biasa ganti gas 2-3 bulan sekali. Padahal masak setiap hari tapi yang cepeat dan simple
Mira Sahid says
Jadinya awet ya, mak π
Ila says
kalo harga gas naik gini, tetanggaku makin suka pake kayu, mak. π kalo di rumahku masih tetep pake yg 3 kilo aja, lebih gampang bawanya juga kalo pas tukangnya ga ada dan butuh ganti secepatnya.
Mira Sahid says
Iya betul, mak. Sejauh ini pilihan masyarakat masih ke elpiji. Dicoba aja, mak. gas alam lebih ramah dan lumayan efisien π
Neida says
Waktu tinggal di rumah ortu di perumnas klender, kami pakai gas alam, mak. Emang bener deh, lebih bersih, murah, aman. Sekarang, pindah ke daerah yg blm support PGN jadi berasa banget pake elpiji. Ya takutnya, ya mahalnya…
Mira Sahid says
Sekarang di mana, mak? Semoga saja bisa segera merambah ke sana suplly nya, ya π
Susindra says
Iya mak. pakai gas alam jauh lebih baik. saya punya beberapa teman yg tinggal di desa. punya sapi dari kelompok tani. aduh senengnya…… api dari gas alam itu biru jernih, ga bau juga. Trus selangnya bisa diumpetin, jd rumah rapi.
Mira Sahid says
Apalagi kalau ada anak-anak kecil ya, mak. Meminimalisasi resiko. π
Rebellina says
dari dulu pengen banget bisa pakai gas alam, mak. sayang, ke daerah kami belum ada alirannya. atau, apa perlu pakai permohonan pemasangan seperti pdam, ya mak?
Indah Juli says
Aniway, gas alam itu seperti yang ada di apartemen-apartemen ya?
Di rumah, gas elpiji paling lama sebulan saja pemakaiannya π
Rokkhmah Nurhayati S says
Hmmm, tapi khan harus disambung dulu perangkat untuk menyalurkan gas alam untuk bisa sampai ke rumah. Kalau di rumah belum ada, berarti harus pasang dulu, khan Mak? Lha untuk pasangnya mahal nggak?
Kalau di US, semua rumah sudah pakai sambungan langsung perusahaan gas. Baik yang nyewa maupun yang punya rumah sendiri. Jadi siapa pun yang menempati rumah itu, bayar sesuai dengan pemakaian, karena ada meterannya. tanpa perlu harus angkut-angkut tabung gas. Disini aku belum pernah lihat kompor yang langsung sambung ke perusahaan gas. Mungkin belum banyak menjelajah banyak area/wilayah, hehhehe
Cintaresep says
Gas alam dari pemerintah juga ya mak, kemana belinya yah *tertarikbanget
Dian Ayank says
Lebih sip lagi pakai biogas ya mbak..
quinie says
iyah mak mir, lebih hemat lagi pake biogas. tapi instalasi awalnya itu yang lumayan ribed dan butuh space besar & ga semua kompor kompetible sama biogas ini.
Sary Melati (@saryahd) says
menunggu gas alam masuk ke kampung sinih..
meutia rahmah says
tenpat saya belum ada mak, kalau sudah ada saya juga mau beralih ke gas alam aja π
Ratna says
Dari sepupu yang komplek rumahnya sudah ada instalasi pipa gas alam, terbukti biaya pemakaiannya memang lebih ekonomis. Bisa 1/3 nya lho…
cputriarty says
Mak Mira yang cuaeem, kira-kira di Kudus sudah ada belom? Saya juga gigit jari haampir 2 minggu susah dapetin tabung gas, sekalian nanya yang gas ramah eeeh malah pada bengong… Terima kasih atas infonya yang menarik π
covalimawati says
pengen pake gas alam, tp di tempatku blm ada.. Kmrn denger crita tmn, ktnya emang lebih murah loh
Icoel says
Ah…aq tau itu pernah lihat dirumah susun sodara, enak memang dan ga pake takut kehabisan serta murah, semoga kedepan seluruh masyarakat bisa menikmatinya
puteri amirillis says
Pake gas alam bagaimana caranya ya mbak…belum ngerti nih maak.
ririekhayan says
Sementara yg saya tahu jenis gas yg bny beredar di sekitar tempat tinggal adlh LPG dan blue gas. Dan pemakaian LPg drumah msh tergolong awet kdg sampe dua bln lbh blm habis.
fadlun says
Pernah liat mak,di depok banyak yg sudah pake,tapi kalau seperti saya yg pasang selang gas aja takutnya minta ampun,akan takut lagi itu kalau pake gas alam,nyalainnya langsung pake korek dulu itu di kompor..yang ada parno mak
Arifah Abdul Majid (@arifah_feibiii) says
wah nambah pengetahuan nih ttg PGN, tp blm tau deh mak di Cimahi sudah ada atau belum :p tertarik sangat mak..soalnya aku parno sama gas elpiji..