Hari terakhir di tahun 2018
“Segala benci pulang, segala caci maki keparat yang menyiksa, perlahan terlepas. Segala carut marut tak lagi membuat kalut, segala luka mulai terobati. Dan jika tiba saat yang baik, semoga masih bisa kutitipkan cinta, pada mereka yang merindu kasih. Terima kasih untuk bahagia”
Hari ini, Senin 31 Desember, hari terakhir di penghujung tahun 2018. Ungkapan sederhana untuk saat ini adalah “hmm, waktu terasa begitu cepat berlalu.” Iya, sebegitu terasa cepatnya waktu berlalu, dilewati hari demi hari, bersama kisah-kisah yang banyak menyisakan cerita. Saya termasuk yang tidak selalu membuat tulisan akhir tahun, karena biasanya, momen liburan seperti ini boro-boro mau update blog, yang ada fokusnya liburan. Apalagi seperti kebanyakan orang, akhir tahun menjelang awal tahun, saatnya membuat resolusi baru.
Mungkin, entah berapa tahun ke belakang, saya pernah membuat resolusi tahunan. Tapi sekarang, saya lebih banyak me-review saja perjalanan sebelumnya. Ke depannya bukan untuk ditargetkan dengan resolui-resolusi berat, melainkan hanya sebuah harapan dan doa yang dilangitkan, agar saya selalu diberi kesehatan, bisa lebih baik, dan memperbanyak syukur. Semakin ke sini, saya semakin mencoba menurunkan ekspektasi, tidak terlalu meninggikan keinginan, dan memilih untuk berdamai pada setiap prosesnya. Dan nyatanya, ini jauh lebih memudahkan, dan menenangkan.
Nah, bicara perjalanan tahun 2018, apa saja sih, kisah-kisah yang telah saya lewati? Apakah sudah lebih baik, atau saya menemukan cerita baru? Intinya, setiap hari, bulan, atau tahun, akan selalu ada babak baru, pun termasuk dalam perjalanan saya. Saya ingat, awal perjalanan saya di tahun Januari 2018 masih terasa biasa saja. Artinya, saya lebih banyak fokus menemani anak-anak di rumah, dan bekerja sebagai seorang feelancer. Di bulan Maret tepatnya, saya menemukan keasyikan, karena saat itu saya bisa traveling ke Nusa Penida bersama sahabat saya. Mengapa saya mention momen ini? Karena perjalanannya begitu menyenangkan, penuh tantangan , plus ya karena di bulan Maret pun, tepat saya merayakan hari kelahiran, dan itu bertepatan saat saya sedang di Nusa Penida. Istimewa, memang!
April, mei, Juni, Juli, hingga Agustus… nah di bulan-bulan ini sedikit penuh tantangan, karena pada bulan-bulan tersebut saya berada dalam fase yang tidak biasa. Allah beri saya rasa senang, namun juga kembali dibalikkan dalam keadaan yang memilukan. Yah, enggak usah diceritakan apa kisahnya, ya. Seperti diksi yang saya tulis di awal, semua luka itu telah pergi, dan Alhamdulillah saya sudah kembali membaik. Tentunya, ini juga berkat adanya doa dan dukungan orangtua, dan sahabat-sahabat yang tak pernah pergi. Masya Allah, kalau ingat adanya mereka dalam kehidupan saya, dan menjadi tiang untuk saya berpegang, saya sangat bersyukur. Bersyukur banget Allah hadirkan orang-orang dengan hati yang baik menemani saya. Terlebih, saya sangat bersyukur karena Allah Swt lah yang menjaga saya dari segala macam aib dan kedzaliman.
Cukup bicara kepiluan, karena harapan saya mulai saat ini, inginnya bisa berbagi kebahagiaan saja. Seperti kebahagiaan saya sejak September 2018, yang merupakan titik awal saya kembali dalam menjalani fase yang menyenangkan. Terkhusus bicara soal pekerjaan. Mungkin sebagai teman melihat aktivitas saya menjelang akhir tahun sejak september – Desember begitu padat. Banyak yang komentar sama saya, bahwa mereka seolah ikut capek melihat aktivitas saya beberapa waktu lalu. Bagaimana enggak, kegiatan road show dari satu kota ke kota lain, lumayan membuat saya seperti manusia dengan istilah parkour. Alhamdulillah.
Mulai dari kegiatan bersama komunitas Single Moms Indonesia di akhir September, kemudian mengisi materi menulis kreatif bersama Dirjen IKP – PMK di Pekalongan, Sumenep, lalu bersama internet Baik di medan, roadshow bersama Siberkreasi ke 3 kota (Makassar, Surabaya, dan bandung; 2 kali balikan), kembali lagi bersama Dirjen IKP – PMK ke Makassar, Menghadiri Festivel relawan TIK di Cirebon, Netizen MPR RI Yogyakarta, dan Jakarta, Bijak Bermedia Sosial bersama Kominfo di Serang, Sahabat keluarga bersama Kemendikbud di Yogyakarta, dan terakhir menutup akhir tahun dengan mengadakan acara ASUS yang saya jalankan di dua kota, Jakarta dan Bekasi. masya Allah, bener-bener akhir tahun yang menyenangkan. Belum lagi aktivitas meeting-meeting yang hampir setiap minggu berlangsung, dan… mengajar yoga seminggu dua kali. Capek? Ah, bohong kalau saya bilang enggak. Hanya saja, saat menjalani semua aktivitas itu, saya benar-benar menikmatinya, menjalankannya dengan senang. Alhamdulillah, enggak dikasih sakit sama sekali sama Allah, sehat, lancar, dan bahagia. Itulah kenapa, saya selalu senang menyebut diri saya seorang passion preneur, saya bekerja sesuai dengan apa yang saya sukai. Hasilnya? Bahagia! Rumus sederhana, namun impact-nya besar.
Kemudian, pagi tadi saya membaca sebuah komentar sahabat lama, kami bicara tentang sebuah momen masa lalu. Dia berkata, kalau hidupnya sepertinya lebih indah di masa lalu. Well, perjalanan hidup dulu dan sekarang tentunya nggak akan sama. Tapi suka atau tidak, kita hidup di era saat ini. Apapun yang terjadi di belakang kita, adalah masa lalu, dengan segala susah senangnya. Kalau saya sih memilih menyimpan dan melepaskan masa lalu, terlebih yang membuat tidak nyaman. Bhay! Masa lalu yang membuat luka tidak layak saya ingat, kalaupun diingat itu untuk memotivasi agar tidak terulang lagi dan tidak bersinggungan lagi dengan hal-hal di dalamnya. Saatnya menekadkan kisah baru yang lebih bahagia, bersama sahabat-sahabat baru, ataupun orang baru. Akur, ya?
Terima kasih, 2018. Setelah saya review Kembali, tahun 2018 ini banyak memberikan kesenangan, kebahagiaan yang harus saya syukuri. Kenyataannya, Allah hadirkan orang-orang baik, dan hal-hal yang baik lebih dari yang saya bayangkan. Alhamdulillah. Bismillah, mari sama-sama menyongsong tahun 2019 dengan spirit baru, dengan hati dan pikiran yang lebih baik. Dan sebagai manusia dengan banyak kekurangan, saya juga mohon dimaafkan atas segala cela, khilaf selam perjalanan 2018 baik secara lisan maupun tulisan.
Dan untuk semua kebaikan dari semua pihak, orangtua, anak-anak, sahabat-sahabat, komunitas tercinta KEB beserta para Makmin, dan semua partner kerja, terima kasih. Semoga tahun 2019 jauh lebih baik, lebih mudah segalanya, lebih bahagia. Dan kita semua mendapatkan ridhoNya, aamiin.
@nurulrahma says
Mbak Mira adalah salah satu TRIGGER yang memicu semangat blogging saya.
Kalo aku mulai jenuh/lelah, ku buka IG story @mirasahid, dan WOW…. semangat itu terinjeksi lagi.
Tabarokallah, semoga 2019 lebih banyak menebar kebaikan. Rezeki berkah berlimpah untuk kita semua, aamiiiin
Mira Sahid says
Masya Allah, amin. sama-sama ya Mak Nurul, semoga kita selalu diberi kesehatan untuk terus berbagi hal yang bermanfaat
Izza says
Aamiin ya Rabb. Terima kasih inspirasinya mba mira ? sedang berproses utk menurunkan ekspektasi&banyak2 bersyukur nih ?
Mira Sahid says
Sama-sama, ya. Yuk!
Febri says
Maksudnya hashtag #30HBC itu 30 Hari bercinta? :-D:-D:-D
Mira Sahid says
Ngeres nih
Prima Hapsari says
Selamat tahun baru Mak Mir, semoga tahun depan makin sukses dan selalu diberi kekuatan dan kebahagiaan.
Mira Sahid says
Aamiin, doa yang sama buatmu, mak
Maseko says
Tahun ini mesti ada momen ngopi bareng yang IG-able
Mira Sahid says
Cus 😀
3835group says
Nice to See you Mak. I Hope bisa Ngopi bareng lagi ke depan
Mira Sahid says
Aamiin, semoga ya
Indah Juli says
Selamat menjalani hari-hari di tahun 2019, semoga penuh cerita seperti tahun yang lalu 🙂
Ais elkirami says
Amiin. Keren mak.. emak-emak blogger 2019 makin maju ke depan he
Kartini R says
Salam kenal mbak mira, seneng bisa berkunjung ke blognya mbak, bunda sudah lanjut tap1 tidak ada kata terlmbat iya kan, bunda baru memulai ngeblgo akir 2018 lalu, senang bisa kenal dengan generasi2 kreatif yang sangat menginspirasi dan mbak mira sangat menginspirasi bunda untuk tetap maju mengukir hari tua dengan tulisan kwkwkw,….