Tau lagu tulus, kan, yang judulnya “Jangan Cinta Aku Apa Adanya?”
Nah, saya mau nulis kebalikannya, tapi bahasannya soal seputar dunia teman. Iya, jangan temani saya karena ada apa-apanya. Karena jujur saja, pertemanan buat saya mahal harganya, melebihi sebuah job review yang bisa kita dapatkan kapan saja. Buatlah Pertemanan Jujur!
Jadi gini…
Dunia pertemanan itu layaknya sebuah perputaran waktu yang belum ada habisnya, sampai kemudian tiba saat waktu tak lagi berputar. Entahlah kapan itu. Pertemanan adalah proses yang nggak pernah berhenti. Kita bertemu teman baru, lalu kemudian lama tak berjumpa, atau menemui konflik, lalu kemudian bertemu kembali orang baru, begitu seterusnya. Selama kita berada dalam circle tersebut, maka biasanya pertemanan itu akan terus berjalan. Contoh, kita berteman dengan lingkungan SD, SMP, SMA, atau kuliah, maka bisa dipastikan rentan waktunya adalah sebatas kita berada dalam tingkatan tersebut. Kecuali yang namanya sahabat. Itu juga, ada yang bisa bertahan lama, namun terpaksa kandas karena sesuatu hal. Yang menjadi tantangan adalah, ketika kita berteman dengan network yang lebih luas, baik lewat komunitas, atau lingkup kerja. Pertemanan kita akan seperti pelangi. Akan berwarna, dan lebih banyak variasinya. Pun, akan lebih rentan menemui konflik atau gesekan. Ya nggak sih? Bisa aja terjadi! Yaudahlah yaa, akui saja, pasti diantara circle pertemanan itu, pernah berkonflik, dengan berbagai sebab dan alasan. Pertanyaannya, mau sampai kapan shay?! Bukankah lebih tenang dan nyaman kalau hidup tentram, damai, dan rukun? “Berhenti berseteru, mulailah bersatu.” (seperti bunyi kutipan MPR-RI).
Saya selalu berharap, meski dengan sengaja atau tanpa sengaja pernah berkonflik, saya selalu berusaha untuk menetralisir, dan mengajak berdamai saja. Kalaupun belum bisa diajak berdamai, yaudah, berdamai dengan diri sendiri, alias intropeksi.
Balik lagi ke proses pertemanan. Harus diakui, bahwa pertemanan adalah proses yang terus berputar. Kita bertemu teman baru setiap saat, dan bagaimana caranya agar tetap bisa menjaga hubungan baik dengan teman lama. Di dunia blogger yang kadang penuh keunikan ini, jujur saja… saat ini saya kurang peka dalam menilai seseorang. Artinya, saya berusaha netral sajalah yaa. Daripada berasumsi yang bukan-bukan, mending mengajak diri untuk berpikiran positif dulu. Setiap bertemu teman lama atau baru, energi saya selalu saya buat dalam kondisi netral. Nggak heran, kalau ada yang beranggapan, kalau saya ini, di socmed kelihatannya kaleum. Padahal begitu ketemu, eyalah… malah pecicilan. Kalau lagi nggak pecicilan, bisa dipastikan, mungkin sedang galau, atau bokek. Itu aja sih.
Nggak sedikit juga, karena tampang saya yang kelihatan jutek, ada yang berasumsi saya ini galak. Jadi, bikin orang males untuk negur saya. Padahal, yang udah kenal saya, pasti tau deh… “Gue emang beneran galak!” hahaha. *kiding. Dan ada beberapa teman baru pun sempat mengungkapkan , karena saya sebagai Founder dari KEB, yang panggilannya nge-heits dengan sebutan Makpon, nggak jarang membuat teman-teman baru sungkan untuk dekat dengan saya atau menegur. Duh, ciyan amat ekeh. Padahal, asli!!! Mira Sahid nggak se-tenar orang-orang bilang kok. (*Emang diomongin tenar?!) Mira Sahid asik-asik aja orangnya. Jadi, selow aja ya, teman-teman. *Penting amat bikin pencitraan macam gini buuuuu!!* :)))
Dan ini bagian terpenting dalam pertemanan buat saya. Ketika pada akhirnya harus berteman karena ada apa-apanya. Please, bertemanlah secara jujur, dan atas dasar silaturahmi. Saya coba lampirkan status seorang teman saya, Aldy, ya.
So guys... dari status Aldy tersebut, saya juga sempat berpikir. Begitu banyak teman saya dari berbagai kalangan. Namun, bagaimana saya bisa memastikan bahwa semua itu adalah teman yang jujur, yang memang benar-benar ingin berteman dengan saya secara tulus. Yang bisa berbagi cerita melalui secangkir teh atau kopi, dan menikmati suasana bersama. Bukan karena melihat saya sebagai seorang Founder KEB. Bukan karena iba atau kasihan karena status saya saat ini sebagai seorang Single Moms seperti yang saya ceritakan di sini. Bukan karena saya kerja di agency, lalu kemudian ingin berteman supaya mendapatkan job reviuw. Karena jujur saja, untuk bagian tersebut, saya tidak ingin menjanjikan apa-apa. Saya tidak bisa menjanjikan pada sebagian/ segelintir orang bahwa kalian akan saya kasih job ‘yuta-yuta’ asalkan mau berteman dengan saya. Bukan karena ada apa-apanya dari diri saya, yang kalau saya akui… saya sendiri nggak punya apa-apa untuk dibanggakan. That’s it! Bertemanlah dengan saya, karena kita sama-sama menyadari, bahwa pertemanan ini adalah harta termahal yang layak kita jaga.
Benar seperti kata Aldy… saya bersyukur bisa mengenal teman-teman dari berbagai latar belakang, teman-teman yang datang, lalu pergi, atau sekedar memberi jeda karena sesuatu hal. Pun dengan teman-teman baru yang membawa semangat baru. Apapun yang menjadikan aku, kamu, kita, atau kalian seperti saat ini, dalam suasana tawa, sedih, marah, atau gembira, adalah proses indah yang tetap harus dimaknai. Percaya atau enggak, kita saling mengajarkan satu sama lain. Dan sebenarnya, nggak pernah ada kata terlambat untuk belajar menjadi yang baik, bukan?
Tetap bangun mental positif satu sama lain. Tetap berbuat dan sebarkan kebaikan, karena untuk menjadi baik, seperti napas kita yang tak pernah berhenti. Hingga Tuhan mengambilnya dari kita. So gaes… Jangan lupa tersenyum dan bahagia, yes!
Roswitha Jassin says
mak pon kangeeen deh kapan barengan lagi terakhir pas clozette itu yaaa udah lama banget
Yanet says
Saya setuju mak… berteman harusnya tulus, bukan krn ada afa afanya. Rasanya lebih menyenangkan
Juliastri Sn says
Keep strong, Makpon..Thank You I learn dari ketegaranmu..That what friends are for.. 🙂
Ria says
Hihihu pertama bertemu saya ga berani menyapa makpon, takut di cuekin hihihi (gaPD). Baru kemaren berani menyapa, Alhamdulillah ternyata saya salah menilai.
Icoel says
Selamat siang di senin ceria *loh* :v
Widia says
Teteup minder sayaah mau sksd maluu
Andiyani Achmad says
Mba… kok tulisannya lagi pas banget sama apa yang aku rasain ya… aku padamu lah mba *cup cup cup*
Susah juga ya kalo punya muka setelannya jutek *cem eike*, hahahhaa, orang2 yang belonan kenal langsung asumsi, padahal mah kalo udah kenal, beehh, pasti bisa sayang, *pede abisan :D* awal kenal malu2 udah kenal lama jadi malu2in *piss*
yang penting kita baik dengan orang lain, baik beneran atau pun baik template, eh gimana? anyway thanks for sharing mba.
Kapan ngopi2 cantik nya?
Anggi says
Makpon….ketjeh banget, emang ya namanya hidup itu kan berputar sama sengan berteman dan pun sama biasanya kalau memang ada yg memutuskan untuk *berpisah* atau negatif ya gie ttp stay calm and positif, sayang energi….bolehlah kapan2 ngupi2 canteeekkkk *ketjup manja*
Hidayati says
Berteman dgn makmin kece begini enak. Humble lg. Pertama kali ketemu pas acara papers manfaat. Baik sekali padahal sy masih baru
Fanny f nila says
Kayak kutipan yg aku lupa dari siapa, musuh 1 org terlalu banyak, temen 1000 msh kurang :).
Akupun msh tahap berusaha utk jd temen yg baik buat temen2ku. Biasanya di antara kita segrup,aku yg penengahnya.. tp ga selalu jg aku yg paling sabar ngadapin temen2 yg lain, kalo lg dlm mood yg jelekpun, bisa aja lgs meledak marah k temen yg rada kelewatan :D.
RaniYulianty says
Pertama Kali better mak Mira sahid di acara lebih di bandung, saya Sanjay terkesan karena mak Mira lah yang menyapa saya duluan, padahal siapalah saya, makasih Banyak ya, walaupun belum berteman baik, bagi saya mak Mira Adalah teman
Pritahw says
Halo mak, kemaren baru ketemu 1st time ya kita, hehe. kesan pertama, ga jutek kok mak ^beneran^. Hmm, easy going sih makpon satu ini kl menurut aku yg baru kenal, haha.. setujuuu, bertemanlah krn memang ingin berteman, mempererat silaturrahim. Mangaaattt^^
Lisna says
Ahhh mba mira kesukaan anak indonesiaaa, kecup, hihihi. Iya mba mira ternyata ceriwiiis, hahaha. Ambil energi positifnya aja ya mba kalo temenan sama siapapun. Syukur2 alhamdulillah bisa dapat yang klik dan akhirnya bisa bersahabat sampai lama dan selamanya, aamiin..
Sandra says
makpon.. aku padamu hahahaha XD
kopisusu says
Apapun yang menjadikan aku, kamu, kita, atau kalian seperti saat ini, dalam suasana tawa, sedih, marah, atau gembira, adalah proses indah yang tetap harus dimaknai. Percaya atau enggak, kita saling mengajarkan satu sama lain.
Akuur Mak. Di atas usia 30 tahun mulai terasa mencari teman baru yg cocok perteman dgn kita lebih sulit dari sebelumnya, tapi semua bila kita jalani dgn terbuka tetap menjadi proses yg indah ☺☺
Widyanti Yuliandari says
Aaakk…suka tulisan Makpon ini. Lop yuuu Makpon… Muwahhh
Prima Hapsari says
Mencari teman itu gampang tapi yg bisa menjadi sahabat cuma segelintir. Selalu berpikiran positif aja mbak Mir, sahabat positif pasti bertahan lama.
Kissyu
Maria Soraya says
ah aku baru nyemplung di dunia pertemanan blogger, baru ikutan acara keb juga di hk cafe dannn baru ketemu dirimu juga makpon 🙂
jadi masih banyak2 nyapa orang, kasih senyum dan mengenalkan diri *salim-atu-atu … klo dicuekin, dijudesin ato ketemu blogger songong, ywd urusan dese … yg penting aku tetep positip wehhh yahh
Junita Siregar says
Ah Mak Pon, eijke kapan bisa ikutan wara-wiri lagi ya…. mo ikut mahal di ongkos. Nasib….
Alma Wahdie says
Setuju banget, Mak.
Pasti pernah deh ada masa kita ngerasa ga percaya sama orang. Blasss.. Hilang gitu.
Jaman masih muda dulu aku gitu, Mak. Hiks, syediih.
gold says
Kece
lianny hendrawati says
Aku belum pernah ketemu makpon, semoga suatu saat bisa.
yos mo says
dalam opini gue, ini artikel terbaik yang sist MIra buat sepanjang tahun 2016.. :))
Yessi says
Friendship is always a sweet responsibility, not an oppurtunity 🙂