“Ayo, ngopi.”
Sebuah ajakan sahabat yang lama tak saling jumpa kerap kali menyapa di layar ponsel. Entah berapa kali pertemuan yang terlewat oleh kami, karena saya kerap menghabiskan waktu bekerja di kantor setiap harinya kala itu. Hingga suatu saat saya memutuskan resign, sejak saat itulah kami kembali menyeduh secangkir kopi dan menikmatinya bersama.
Persahabatan ini sudah 8 tahun lewat, cerita kehidupan pribadi kami pun sepertinya mirip. Yang jelas kami memiliki kesamaan dalam menikmati kopi. Iya, seduhan kopi yang membuat kami kembali pada cerita-cerita personal, diantara tawa, senang, ataupun air mata. Kopi lagi-kopi lagi yang menjadi pelarian kami dalam mengurai penat.
“Bu, saatnya memiliki coffee shop sendiri, bukan lagi penikmat.” Begitu sapa pemilik kedai kopi yang sering kami datangi.
Namun, waktu dan semesta kerap kali belum seiya-sekata mewujudkan harapan saat itu. Hingga suatu saat, sahabat saya ini kehilangan suami tercinta dengan tanpa isyarat sebelumnya. Bagai petir di siang hari, tidak hanya dia, saya pun merasakan kehilangan itu, bersedih atas kepulangan suami dari sahabat saya ini. Saya tau betul bagaimana rasanya kehilangan. Kami berduka.
Namun berkat doa, dukungan, dan pasrah pada Sang Maha Kuasa, sahabat saya perlahan bangkit dan mulai melangkah. Dan saya ingat, dia adalah salah satu sahabat yang ada kala saya terpuruk. Dan kali ini, giliran saya yang harus ada untuknya.
“Memiliki kedai kopi juga salah satu harapan almarhum yang pernah diucapkannya.” Begitu lirih sahabat saya penuh syukur. Di antara sedih, tangis, dan berduka atas kehilangan orang yang dicintainya, Allah memang sudah memiliki rencana terindah.
Secangkir Kopi dari Saya Kopinuansa Bekasi Hadir
Kini, kedai harapan almarhum terwujud dengan indah di sebuah sudut kota Bekasi, bernama @saya_kopinuansa. Sebuah mimpi dari secangkir kopi, yang kini membawa langkah baru dalam kehidupan sahabat saya, dan menjadi kebahagian bagi kami juga, yang berada di dekatnya.
Sungguh indah cara Allah Swt membuat hambaNya memaknai sabar dan tawaqal atas segala kehilangan atau musibah. Semoga saja, perjalanan kedai ini penuh berkah, tidak hanya bagi pemiliknya, yaitu sahabat saya, tetapi juga bagi staf dan para pengunjungnya.
Jadi jangan heran, ketika banyak kalimat-kalimat indah yang hadir dari cangkir-cangkir kopi yang saya teguk. Karena kedai ini lahir bukan sekadar menjual, namun di dalamnya ada sebuah nyawa, sebuah ruh dari perjalanan di antara tawa dan air mata.
Saya Kopinuansa – citarasa kopi yang menawarkan nuansa tuannya.
Jangan lupa mampir ya, kalau ke kawasan Bekasi Barat
Saya Kopinuansa
Berada di Rumah Toean, Jalan Cemara Raya No. I, Jaka Sampurna
Bekasi Barat 17145 | jam operasional : 09.00 – 22.00 wib
Instagram : @saya_kopinuansa
dwi kania says
menginspirasi ^^
RamahTraveler says
Dalam secangkir kopi bisa ada banyak nyawa ya mbak. Ada tawa, tangis, sedih, kawatir, semangat move on, ketegaran, dsb.
BTW, kapan ngopi bareng lagi di Lampung? 🙂
Poppy says
Like it
kakdidik13 says
Secangkir kopi sejuta inspirasi. Ada solusi di warung kopi mbak hehehe. Salam ngopi dari Bojonegoro
Caroline Adenan says
Jadi… Kapan kita ngopi bareng? 🙂