Seorang teman yang saya “tua”-kan pernah bertanya pada saya, “Mira, itu gimana sih … kalau ibu tunggal (single mom) bertahan? Saya nih masih belum kebayang gimana-gimananya.”
Siang dengan suasana Bandung yang cerah namun tetap menyejukkan, obrolan tersebut mengiringi langkah kami untuk membereskan beberapa urusan di luar kerjaan workshop.
Begini Hidup Seorang Ibu Tunggal
Sejak menjalani peran sebagai ibu tunggal atau single parent beberapa tahun ini, kadang kala saya juga tidak habis pikir, bagaimana pada akhirnya saya bisa bertahan dengan segala kisah di dalamnya?
Bahkan sejak resign dari kantor, saya malah semakin ditambahkan tanggung jawabnya oleh Allah SWT, dan kerap kali harus mengerjakan berbagai tugas ke luar kota. Senang? Alhamdulillah, yang pasti saya bisa kerja plus jalan-jalan. Sebuah kesempatan yang mungkin tidak pernah saya bisa bayangkan juga sebelumnya.
Memang, kekhawatiran itu dulu sempat ada. Bagaimana saya menyambung dapur sehari-hari, bagaimana saya harus menutupi berbagai keperluan anak-anak, sementara saya memutuskan resign dari kantor.
Semua ekspektasi tersebut lekat sekali dengan keseharian saya. Akibatnya apa, saya selalu merasa khawatir. Saya selalu berpikir, “Duh, besok gimana ya? Bisa makan enggak ya? Keperluan anak-anak gimana, ya?” Dan banyak lagi. Dan saya rasa hal ini juga banyak dirasakan oleh teman single parent lainnya.
Harus Bisa Bertahan Sendirian
Bisa dibayangkan dong, ya? Sudah mah kita juga harus bertahan dengan diri kita sendiri, ditambah memikirkan bagaimana kelangsungan hidup dan sekolah anak-anak, dan banyak lagi.
Makanya, kalau ditanya “Sudah ada calon belum?” Heugh, pertanyaan yang kadang malas saya jawab. Kadang kala kepikiran, iya… pengin menikah lagi. Tapi banyaknya sih mikirin gimana saya dan anak-anak bisa hidup nyaman tanpa menyusahkan orang tua saat ini.
Perkara bertahan hidup memang sebuah proses yang kadang kita enggak tau bagaimana pastinya. Tapi dalam proses selama beberapa tahun ini, saya selalu mengambil hikmah dan makna dari setiap kejadian, apa pun itu.
Sampai pada akhirnya, saya ada dalam titik, “Ya sudah…! Pasrahkan saja. Lahaula walla quwwata illabillahil aliyyul adziim.” Saya yakin, selama saya berusaha, berikhtiar apa pun, Insha Allah akan selalu ada hasilnya. Perkara jumlah, saya juga yakin Allah mencukupkan porsi saya dan anak-anak sesuai dengan kebutuhan.
Waswas Sekaligus Bahagia
Dan memang, menjadi seorang ibu tunggal yang menjalani peran sebagai freelancer itu enak, tapi kadang waswas.
Tapi saat ini, saya bisa katakan, Alhamdulillah senang. Saya menikmati aktivitas saya, dengan pekerjaan, anak-anak, dan networking lainnya.
Buat saya dengan menjadi seorang freelancer, kesempatan saya juga lebih banyak. Saya bisa mengembangkan potensi diri, melakukan apa yang ingin saya lakukan dengan senang. My passion is my job. Gitu kali ya.
Untuk Para Ibu Tunggal di Luar Sana
Nah, mungkin nih ya, ada juga teman yang juga berperan sebagai ibu tunggal lainnya yang merasakan seperti apa yang pernah saya rasakan.
Saya punya saran nih.
Setelah mampu berdamai dengan diri sendiri, memaafkan diri dan siapa pun, bukalah networking sebanyak-banyaknya. Bergabung dengan support group, semisal komunitas Single Moms Indonesia
Cari potensi diri atau hal yang bisa kita lakukan dan kitanya senang. Kalau senang menulis, ya menulislah. Kalau senang berdandan, mulai kasih tutorial-tutorial, adakan kelas-kelas kecantikan skala kecil. Yang suka jalan-jalan, coba cari-cari jalan, gimana caranya bisa jadi agen travel independence. Yang suka masak atau bikin kue, ya coba jualan. Atau yang paling sederhana adalah dengan menjadi reseller sebuah produk.
Nah, kalau saya, karena enggak suka jualan konvensional, maka saya gali potensi diri saya terus dalam bidang pelatihan, public speaking, promo diri sebagai seorang instruktur yoga, dan juga terus mengembangkan networking di dunia digital influencer ini. Minimal, saya tetap bergerak, enggak diem dan murung di rumah.
Percaya deh sama saya, silaturahmi dan networking itu membawa rezeki. Bagus buat segera move on dari hal-hal yang sempat menyesakkan.
Soal apa-apa yang menjadi kesedihan, terima saja, rasakan, lalu lepaskan. Katakan “Bhay” pada masa lalu.
Masa kini adalah kesempatan buat kita memperbaiki diri, masa depan adalah harapan dan tantangan yang harus kita jalankan. Bismillah, semangat, ya! *note to my self
***
“Saya menulis untuk berbagi, bukan untuk menggurui. Semoga bisa diterima dengan baik.” 🙂
Fika says
MasyaAllah semoga selalu dalam kebaikan.
Mira Sahid says
Aamiin, terima kasih
Dani says
Salut Mbak Mira. Semoga selalu diberikan jalan terbaik. ??
Mira Sahid says
Aamiin, tapi masih berproses terus kok, mas 🙂
Maureen says
Miraaaaa kamu kereeen! Sungguh deh, perjalanan hidup kita emang nggak gampang ya Mir tapi gw yakin lo akan terus bersinar dan menginspirasi!
Mira Sahid says
Aamiin Oyen, terima kasih untuk support selama ini yaa
Kurnia amelia says
Jujur Mak Mira saat ini ketangguhan hati Amel lagi di uji banget selain menghadapi masalah ekonomi, Sekarang yang Amel hadapi yaitu si Kakak yang menjadi korban Bullying di sekolah agama. Belakangan ini saya stres bukan main, rasanya sakit banget denger anak kita jadi korban Bullying dan menangis berkali-kali. Tau si kakak berkali-kali nangis itu dari adeknya, si kakak ga pernah cerita karena mungkin ga mau buat mamanya khawatir….
Sekarang saya cuma bisa menguatkan si kakak agar jadi orang yang tangguh kalau di bully, tiap malam saya juga nangis mikirin hati si kakak yang mungkin setiap sekolah agama dia selalu tertekan….
Duhh maaf Mak Mira jadi curhat panjang banget karena Amel ga tau harus cerita ke siapa.
Huhu saat ini saya terus berusaha menjadi orang yang ikhlas menerima takdir .
Mira Sahid says
Amel, turut prihatin yaa untuk kasus anakmu. Tapi sebaiknya hal tersebut tidak dibiarkan. Diskusikan hal ini sama gurunya juga, dan ajak komunikasi anakmu. Aku doakan semoga mendapatkan solusi terbaik. Amel tetap semangat dan berprasangka baik sama Allah. Insha Allah, Allah akan membantu Amel. Yakin ya, sayang. Big hug
prananingrum says
semangat ya mbak mira…teman saya juga single parent ada 2….yg satu suaminya meninggal karena kecelakaan, satunya mmg udah g cocok.
Mira Sahid says
Terima kasih, mba
Vita Pusvitasari says
Semangat teh mira, insyaAllah selalu tawakal pasti Allah kasih jalan dan berbagai kemudahan, ujian manusia beda, sesungguhnya kehidupan dunia, pasangan, anak-anak, harta benda itu sendiri adalah ujian, kita tinggal menjalankan skenario kehidupan yang Allah gariskan untuk kita seperti yang tertulis di Lauhul Mahfuz-Nya, kita gak usah khawatir, tinggal jalani, nikmati dan syukuri, walau kadang kita lelah dan ada kerikil yang menghalangi, tapi percayalah Allah selalu bersama dengan orang yang sabar dan solat.
Mira Sahid says
Betul. Insha Allah diikhtiarkan terus yaa. terima kasih mba
Shiva says
Mak Mira adalah seorang yang inspiratif, Masya Allah skg perjuangannya makin indah alhamdulillah, semoga Allah selalu menjaga mak mira dan keluarga aamiin
Mira Sahid says
Masya Allah. Saya bukan makhluk sempurna mba. Ada banyak kekurangan kok dalam diri saya. Terima kasih sebeulmnya
Nunung says
Mbak Mira memang selalu menginspirasi. Keren dan salut. ..
Mira Sahid says
Masya Allah, masih harus banyak yang diperbaiki kok, mak
Alix Wijaya says
Semoga Allah senantiasa memudahkan dan Melimpahkan rasa syukur Mba.
Mira Sahid says
Aamiin. Terima kasih mas
Bella agmia says
Huaaa mbak mira. Aku single parent pendatang baru nih. Musti kudu banyak belajar.. bener semua yang ditulis. Barakallahu Tuhan selalu adil pasti ada jalan, dan jalan itu dimudahkan kaya pekerjaan yg sesuai passion. Sama kaya halnya aku Alhamdulillah itu semua dijawab oleh Allah and now aku baik2 saja dan bahagia. Pokonya Jalanin ajaaa..
Mira Sahid says
Masya Allah, Alhamdulillah ya mba. Semoga selalu dimudahkan
Nike says
Semangat terus ya, Mbak.
Semoga Allah selalu mencukupkan, tingga usaha dan doa aja jangan putus 🙂
Mira Sahid says
Terima kasih ya, Nike. Kangen Nike deh
Eka Fetranika says
Semangat, Miraaaa…Miss you deh….Kapan donk ketemuannnn…
Mira Sahid says
Mba Eka, apakabar? Ih, kangen juga deh
Set Kamar says
Teruntuk Mbk Mira, Semangat terus ya, semoga sehat selalu dan berlimpah rizkinya. Ujian hidup memang berat, tapi terasa ringan dan Indah bila kita menikmatinya.
Nita says
Terimakasih mba , Blog nya menginspirasi bgtz bagi aku seorang single parent ..
Semoga allah sayang kita semua ya mba ❤
Iftitahrahmi says
Assalamualaikum wr. wb
Menginspirsi sekali mbak
Sukron mbak