Pernah gagal dalam suatu hal? Begini cara saya Memaknai Kegagalan!
Suatu siang, di sebuah group whatsapp pebisnis, tiba-tiba seorang teman membuka diskusi dan dilanjutkan dengan sesi sharing pengalaman dia mengenai perjalanan bisnisnya. Saya pun langsung menyimak apa yang diutarakannya. Singkat kata, dalam obrolan tersebut sedikit membahas mengenai kegagalan. Untuk pebisnis/ pengusaha, gagal itu adalah bagian dalam pembelajaran dan perjalanannya. Kemudian, dari inspirasi itulah, saya jadi ingin menuliskannya di sini. Bukan bicara tentang kegagalan dalam konteks bisnis saja, tapi saya coba sharing dari sisi pengalaman saya.
Kalau ditanya, apa harapan terbesar dalam kehidupan saya? Tentu jawabannya adalah, berhasil dalam segala bidang yang saya geluti, termasuk harapan pada urusan hati. Ahzeg. Kenyataannya, memang benar kok, saat kita gagal, maka yang pertama kali kecewa adalah hati kita. Sakit rasanya menerima kenyataan bahwa apa yang sudah kita bangun, atau sedang kita rencanakan, akhirnya gagal. Tidak ada seorang pun menginginkan kegagalan, bukan?
Perjalanan 35 tahun ini, banyak hal-hal yang belum bisa saya wujudkan. Entah itu mentok di tengah jalan, belum ketemu formula yang pas, bahkan… apa yang sudah saya bangun belasan tahun pun, harus gagal. Iya, pernikahan saya gagal. Dan itu adalah kegagalan terbesar dalam kehidupan saya. Tapi untuk ini, saya tidak ingin menyalahkan nasib. Karena kondisi saat ini adalah pilihan dan keputusan yang saya ambil. Ke depannya, tinggal bagaimana saya terus memperbaiki diri dan bertanggung jawab atas pilihan ini.
Beberapa teman, baik secara langsung ataupun melalui sahabat saya bertanya, “kok bisa… saat kondisi gagal, Mira nampak terlihat baik-baik saja.” Hmm… saya kurang paham betul sih dengan pernyataan seperti ini, karena bisa dipastikan saat itu saya sangat tidak baik-baik saja. Teman-teman dekat saya tau betul bagaimana kondisi saya. Tapi ternyata, seperti yang diungkapkan teman saya di group WA tersebut, bahwa saat kita gagal, yang penting bagaimana cara kita menyikapinya. Soal ini tent berlaku dalam segala konteks. Yang membedakannya adalah, individunya masing-masing.
Mengalami kegagalan dalam pernikahan, jelas membuat saya terpuruk, down, sedih, campur aduk pokoknya. Tapi di sisi lain, saya punya tanggung jawab pada diri sendiri, bagaimana caranya agar saya tidak membunuh diri saya secara perlahan (istilahnya begitu). Saat itu saya hanya berpikir, ada dua anak yang harus saya jaga, ada mereka yang membutuhkan saya, dan saya harus bisa melanjutkan hidup, meski proses untuk menjadi pribadi yang mampu bangkit, sangat membutuhkan proses. Ada saat-saat di mana saya kembali masuk ke dalam kondisi labil, marah, sedih dan lain-lain. Apalagi, sedikit saja saya merasa terabaikan, misal oleh teman atau team, saya bisa menjadi sangat stress dan terus menghukum diri saya dengan menyalahkan diri, bahwa saya adalah orang yang sangat tidak berguna, saya hanyalah orang yang nggak becus dan nggak punya nilai di mata orang lain. Iya, sebegitu stress nya saya saat itu. Tapi… semua itu memang tidak saya munculkan ke permukaan. Buat apa. Hanya akan menjadi bahan omongan yang lebih buruk.
Waktu yang menjawab? Bukan! Tapi keinginan yang kuatlah yang mengubah saya.
Kalau bicara waktu, proses healing setiap orang tentu berbeda. Pun dengan tekad masing-masing. Apa yang membuat saya mampu tetap berdiri adalah datang dari keinginan yang kuat, untuk keluar dari keterpurukan. Ditambah lagi dengan dukungan keluarga, dan juga sahabat-sahabat terdekat. Saya menentukan masa-masa sedih saya dengan target. Kemudian, ya sudah… saatnya melangkah. Kesedihan itu akan selalu ada dan bisa jadi tak berujung, namun yang penting bagaimana kita menyikapi setiap masalah yang mengampiri kita. Pilihannya, mau diam, meratapi, dan semakin terpuruk, atau bangkit, lalu melangkah lagi. Hidup selalu menawarkan pilihan, bukan? Tetap persilakan diri dan berikan ruang untuk release, dan jangan lupa untuk bangkit lagi. Disabarin aja, tapi jangan kasih kendor ya Sis!
Setiap orang akan menemui kegagalan. Akan ada air mata, kesedihan, stress, bahkan kerugian materil yang kita terima. Namun, semua kegagalan akan menjadi langkah awal untuk kehidupan lebih baik selagi kita mampu memaknai kegagalan tersebut, dan bagaimana kita menyikapinya. You are what you think!
Sandra says
Kegagalan bikin belajar, dukungan dan support dari keluarga serta sahabat juga bisa bantu buat bangkit dari kegagalan. Tapi emang yg paling penting keinginan dari diri sendiri untuk bangkit dan menata kembali masa depan yg penuh makna *tsaah*
Jalan masih panjang, masih banyak keberhasilan yang akan didapat kedepannya, percaya lah Allah tdk akan memberikan cobaan lebih dari apa yg dpt ia pikul. Amiin.. *sok bijak* *pagi2 dah ngoceh* Semangat makpon!
Swastika says
You’re strong. And I believe all of us can be strong in times of need, if we choose to be.
Have a wonderful life ahead, Mir!
Nadia Khaerunnisa says
Tekad! Itu yg biasanya terlupakan. Kadang manusia memasrahkan semuanya pada waktu. Padahal waktu tidak merubah segalanya, tapi diri kita. Enlighting as always Makpon ?
cumilebay.com says
Setuju banget bukan waktu yang menjawab tapi keingginan yang membuat kita bangkit.
Gw sekarang lebih santai memaknai hidup, mengejar akhirat biarkan dunia mengikuti. Mulai memikirkan pekerjaan yang lebih santai biar bisa banyak ibadah
Nenglita says
Miraaaa *peluk*
Gabisakomenbanyak
We are stronger than we know 🙂
alya says
Kegagalan adalah sebuah investasi. Ada pembelajaran di dalamnya untuk mengintrospeksi kekurangan dan kesalahan, untuk kemudian membenahi dan memperbaiki serta bangkit lagi. Hmmm bagus ga kata-kata aku? he
Oline says
Mira.. kalau perlu bahu untuk bersandar, just feel free to call me 🙂
Sitta Karina says
Hidup menempa kita jadi sosok lebih baik lagi dengan cara yang unik ya, Mira 🙂 Semoga ada hikmah yang bisa dipetik dari kejadian tersebut.
Arisman riyadi says
Biasanya sih Scorpio yg bisa nutupin kesedihan… Tapi bener bgt kalo waktu mmg selalu jd jawabannya, Dan yang pasti waktu bersahabat dgn kata ‘tunggu’ dan kata ‘lanjuttt’ untuk saya pribadi hehehe…
Obat Jerawatan says
mksh mbak dah berbagi pengalaman saya jd ikut belajr dr kegagalan yang mbak hadapi