“Bercerai Kita Runtuh, Bersatu kita Teguh.”
Masih ingat kalimat ini? Sebuah kalimat yang bisa memotivasi kita dalam berjuang untuk membela negara. Namun kalimat sakti tersebut, di masa Pandemi Covid 19 ini, beralih makna, menjadi “Bersatu Kita Sakit, Berjauhan Kita Semakin Sehat dan Kuat. Apakah teman-teman sepakat? π
Ok, sebelum saya lanjutkan tulisannya, saya ucapkan “selamat menunaikan ibadah puasa bagi teman-teman yang menjalankan.” Semoga ramadan kali ini kita semakin khusyuk dalam menjalankannya, dan mari kita berdoa, semoga ramadan ini menjadi senjata ampuh bagi perginya Corona di Indonesia, tentunya dengan berbagai dukungan dari semua pihak. Aamiin.
So, sudah sebulan kita sama-sama #dirumahaja, sudah sama-sama menjadi kaum rebahan dengan versi dari masing-masing kita. Well, saya jadi penasaran juga, apa benar ada yang benar-benar jadi kaum rebahan, tanpa melakukan kegiatan lainnya? Semoga saja, tidak, ya. Karena pastinya sayang sekali waktu yang kita lewatkan namun tidak dimaksimalkan dengan hal-hal yang baik. Keadaan #dirumahaja ini sepertinya juga akan jadi normal, ketika kita melakukan concall meeting, ketika kita mengikuti seminar-seminar online, ketika kita akhirnya lebih banyak produktif di rumah, hingga pandemi ini berakhir.
Saya ingin cerita sedikit. Begini…
Sejak menjalankan physical distancing, hal yang saya syukuri pertama adalah, ketika saya bisa berkumpul bersama anak-anak saya. Meski rasanya sedih tidak bisa bersama orangtua, tapi saya menerima… buat saya, semua yang terjadi saat ini menjadi bagian dari ketetapanNYA. Setidaknya, saya tidak harus memendam rindu pada anak saya, seandainya si sulung tidak pulang ke rumah. Tidak bisa dibayangkan rasanya harus terpisah tanpa ada jawaban pasti kapan bisa berjumpa dengannya. Karena si sulung sejak SMA tidak tinggal bersama saya. Maka dari itu, bisa bersama di momen ini, adalah hal yang paling saya sykurui. Selain itu, segala kenikmatan, kesehatan, kebaikan yang saya dan anak-anak dapatkan hingga detik ini, adalah hal yang tak perlu lagi saya sanksikan nikmatnya. Rasanya ketika saya mulai ingin mengeluhkan rasa bosan di rumah, ingin berkeluh kesah tentang “duh, stress nih di rumah terus,” atau bahkan yang tidak kalah saya khawatirkan, darimana saya dapat uang kalau enggak keluar rumah, menjadi hal yang tak lagi perlu diucapkan sebagai keluhan. Saya bisa mengerti, setiap manusia itu, unik. Jadi, kalapun di masa ini ada orang-orang yang berkeluh kesah, anggap saja itu bagian darinya yang sedang berproses dalam penerimaan. Toh, saya juga bukan manusia yang sempurna tanpa keluhan. Tapi, mari kita sama-sama menerima kondisi ini sebagai bagian dari ketetapanNYA yang sudah tidak bisa lagi kita elakkan.
Ramadan kali ini, memang berbeda. Sholat tarawih tak lagi bisa kita laksanakan bersama di masjid, aktivitas buka puasa bersama, yang biasanya sejak minggu pertama puasa sudah berderet, kini tidak ada, semua dilakukan di rumah saja. Namun saya percaya, tentunya selalu ada kebaikan yang hadir dari setiap perubahan. Bagi yang beberapa tahun ini sudah jarang berbuka puasa di rumah bersama keluarga, kini bisa kembali berkumpul, bahkan mungkin tarawih dan tadarus bersama. Memasak bersama, bahkan membuat kolak atau kue-kue lebaran bersama. Ah, indahnya ya. Tetapi, kita juga tidak bisa menutup mata, ketika banyak teman, atau saudara-saudara kita yang tidak bisa berkumpul utuh, karena terpisahkan jarak. Puasa sendiri, ibadah sendiri, sedihnya lagi, lebaran nanti, mereka pun sendiri. Kali ini, tidak mudik atau pulang kampung adalah bentuk cinta terhadap orang-orang tersayang, meskipun hati terasa sedih melewatinya. Ya, menjadi ‘kaum rebahan sebagai bukti cinta bagi keluarga dan bangsa.
Jaga Sesama…
Begitulah yang patut kita lakukan di masa pandemi covid 19 ini.
Jika kita mengeluh mulai bosan di rumah, atau sedih karena tak bisa kumpul dan mudik ke pangkuan keluarga, rasanya kita juga perlu melihat sisi kehidupan para pejuang garsi depan saat ini. Siapa? Merekalah orang-orang yang mempertaruhkan nyawanya demi nyawa yang lain, berkorban demi raga yang lain. Para pasien dan juga para dokter, tenaga medis, dan para pejabat terkait yang menjadi garis terdepan dalam perjuangan ini, bahkan mereka tak lagi memikirkan bagaimana mudik nanti. Untuk bisa bertahan dengan pakaian apd lengkap, memerhatikan pasien-pasiennya satu persatu, itu adalah hal yang tak lagi bisa dikeluhkan, mereka melakukannya dengan tulus dan atas dasar kemanusiaan. Padahal kita tau, berada di balik baju apd, sungguh perjuangan dan butuh kesabaran luarbiasa. Harus mampu menahan keringat bercucuran, kepanasan, bahkan untuk makan dan minum saja, mereka harus menundanya, termasuk untuk buang air kecil/besar. Bahkan… mereka beribadah tetap dengan menggunakan apd lengkap. Ya Allah, sampai di sini, air mata saya menetes. Berikanlah kekuatan dan ketabahan pda para pejuang di sana Yaa Allah.
Setiap melihat dan membaca berita, baik informasi, foto, atau video-video yang beredar, dan menceritakan bagaimana mereka berjuang, sungguh… saya termasuk yang jauh lebih beruntung saat ini. Saya mengelus dada, memohon ampun, betapa keluhan saya selama ini belum seberapa dibandingkan para pejuang di luar sana, termasuk para pasien yang juga turut bersabar dalam menghadapi ujian ini. Kami yakin, KuasaMU-lah yang akan membuat semua ini selesai. Namun jikapun belum, maka ijinkan hati kami masing-masing untuk kembali bekerja sebagaimana mestinya, tetap bersabar, dan menjadi kuat dan tawakal kepadaMU. Aamiin
Teman-teman,
Saya percaya bahwa kita sedang saling merindu pada setiap canda tawa yang pernah kita rangkai sebagai kisah di setiap harinya. Saya percaya, rindu pun harus dituntaskan, baik terhadap pasangan, orangtua, keluarga, atau orang-orang yang kita sayangi. Karena kita adalah manusia-manusia yang saling terkait oleh tatap dan temu. Namun kini, ada rindu yang harus kita pelihara, ada temu yang tertunda oleh waktu, entah sampai kapan. Dan bicara soal cinta, kali ini kita sedang diajarkan untuk kembali memaknai cinta, saling mengisi, menjaga sesama, tanpa pandang latar belakang dan agama. Karena Indonesia merdeka atas dasar gotong royong, maka kali ini pun sama, Indonesia akan membaik, Indonesia akan kembali pulih dengan semangat gotorng royong. Aamiin.
“Jangan Pernah Lelah Mencintai Indonesia”
Tulisan ini saya abadikan sebagai bentuk rasa syukur dan ucapan terima kasih untuk para pejuang di garis depan, dan untuk kita yang saling menjaga. Tetap di rumah, ya. Please stay safe, stay healthy. Corona, cepatlah berlalu, tempatmu bukan di bumi pertiwi ini. All love, tetap semangat menjalankan puasa teman-teman π
Alaniadita says
Mak Miraaaa,
Ramadhan gini biasanya jadi ajang temu kita diacara bukber bukber KEB ya, Mak. Huhu.
Qadarallah Allah punya rencana lain tahun ini.
Tapi semoga ga menyurutkan semangat kita untuk beribadah dibulan suci ini.
Jadi lebih khusyu untuk ibadah sunnah dan tadarusannya, tanpa perlu watir kedistract dengan kegiatan diluar rumah dan rasa kantuk karena aktivitas diluar rumah.
Bersama kita perangi Corona ya, Mak.
Semoga segera berlalu, kita bisa kembali catch up dan bersilaturahmi kembali.
Mak Mira, Kakak dan Adek, sehat sehat terus π
Mira Sahid says
Aamiin, makasih yaa. Mak Nia juga sehat2 selalu
Ade UFi says
hahaha.. iya juga ya, Mak Pon. Bersatu kita sakit berjauhan kita sehat.Saat ini Ramadhan memang beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Nggak apa apa sih menurut saya, asalkan iman dan kebiasaan ibadah kita di bulan ramadhan ga berubah
Mira Sahid says
Iya, inshaallah ibadah di rumah juga tidak mengurangi pahalanya yaa
Mugniar says
Kali ini wujud cinta kita kepada Indonesia, kepada keluarga juga ditunjukkan dengan cara yang berbeda ya, Mak. Apa boleh buat tapi itulah yang terbaik. Semoga pandemi ini segera berakhir.
Mira Sahid says
Aamiin
Siti Nurjanah says
Ramadhan yang berbeda tahun ini, kian mengingat kan kebersamaan itu memang bikin Rindu. Tapi demi memutus mata rantai penyebaran virus mesti ditahan-tahan kebersamaan dan berkumpul
Semogaaa saja Pandemi ini lekas berakhir dan segalanya kembali membaik
Mira Sahid says
Aamiin
Farida Pane says
Hehehe.. Bener juga ya. Dengan rebahan, kita jadi berkontribusi banyak untuk kesehatan seluruh bangsa.
Ovianty says
Aku kangeeenn… buka puasa KEB, seru banget bisa ketemu teman-teman blogger huhu.. Apalagi inget ngabuburit sama silaturahmi lebaran nanti, semakin sedih. Tapi iya balik lagi kita harus patuh sama ulil amri dan ikhtiar untuk sehat selalu. Makasih sharingnya ya mba
Mira Sahid says
Makasih juga sudah berkunjung ke blog ini yaa
Bibi Titi Teliti says
Aku juga merasakan hal yang samaaaa,
Kadang kalau lagi berasa jenuh di rumah dan kepikiran buat mengeluh, langsung malu sendiri karena sampai detik ini masih bisa kumpul sekeluarga di rumah dan masih diberikan kesehatan huhu.
Kebayang yang masih harus bekerja di garis depan, atau yang masih terpisah dengan keluarganya pasti lebih berat yaaaah huhu.
Semangat terus rebahan berfaedah di rumah aja yah Makpon hehehe
Mira Sahid says
Iyaa, bedanya aku sama kamu, aku ndak nonton drama korea yaa wkwkwkw
Bibi Titi Teliti says
Zahraaaaan, dapet salam dari Fathir
Nanti main bola lagi kalo ketemuan ceunah hahahaha
Mira Sahid says
Salam kembali
acer says
Rebahan is my Passiont
Mira Sahid says
Hahahah, asal tetap produktif yaa
Nurul Sufitri says
Sedih sekali rasanya kita harus menghadapi dan menjalani hidup di tengah pandemi covid-19. Ga menyangka juga jadi makin diperpanjang WFH dan LFH nya ya. Bosan di rumah bisa jadi iya. Capek masak melulu buat keluarga iya kadang2. Tapi kita bisa ambil hikmahnya, berkumpul 24 jam terus sebulan lebih adalah anugerah dari Allah SWT. AKu ngebayangin nanti lebaran gimana terharunya ya hiks π
Mira Sahid says
Iya, aku juga terpaksa engga mudik dulu, palingan nanti vcall aja sama ortu
Indah Juli says
Aku sudah tahap pasrah dan ikhlas dengan keadaan sekarang.
Dijalani saja, karena bersyukur masih bisa melakukan hal-hal yang selama ini dilakukan tanpa hambatan.
Mira Sahid says
Betul, bersyukur saja, present moment π
Suciarti Wahyuningtyas says
Aku pun rasanya sudah kangen dengan beberapa aktivitas bersama teman-teman tapi memang dibalik ini semua ada hal-hal yang perlu di syukuri. Awalnya gak kepikir bakalan hidup ditengah wabah seperti sekarang ini, tapi setelah sebulan lebih di rumah banyak hal yang bisa dilakukan dan banyak mensyukuri hidup.
Mira Sahid says
Alhamdulillah
Herva yulyanti says
Aku sudah menerima kondisi ini mba awalnya aku cemas luar biasa krn masih hrs kerja namun akhirnya menerinandan pasrah saja kondisi begini..semoga kita semuan disehatkanNya
Mira Sahid says
Aamiin
Eri Udiyawati says
Ramadan kali ini memang benar-benar berbeda dari biasanya. Dan ya, kita harus menerimanya dengan lapang dada bahwa dengan stay at home kita bisa membantu Indonesia untuk memutus mata rantai virus corona.
Dan aku juga rindu bepergian atau hadir di acara tertentu, biasanya bulan Ramadan itu banyak event. Semoga pandemi ini segera hilang.
Mira Sahid says
Aamiin, tetap semangat yaa
Rina Susanti says
Saya d rmh aja . Semoga pandemi ini cepat selesai ya makin sedih lihat berita tv ekonomi makin terpuruk
Mira Sahid says
Aamiin
April Hamsa | Parenting Blogger keluargahamsa.com says
Bener mak Mira, kebetulan beberapa teman baik, sepupu dan budeku tenaga medis jadi paham rasanya pakai APD kyk gmn π
Makanya demi menghormati mereka yang sedang bertaruh nyawa berjuang menyembuhkan pasien ya akhirnya stay at home aja, bahkan acara cucurak di komplek (yang sayangnya tetep diadakan) saya milih gak ikut dan sudah saya sampaikan alasannya, sedih eui masih ada yg bandel π
Mira Sahid says
Iya, kita harus banyak bersabar dan disiplin ikuti aturan dan protokol pemerintah pokoknya yaa, suoaya pandemi ini segera berakhir
Indah Nuria says
Kaum rebahaaan pun bisa kontribusi ya mbaa. Alhamdulillaaaah. Semangaaat lawan Corona bareng – bareeng
Siti Hairul says
Kangen dengan tradisi puasa ya. Bukber sama keluarga besar. Meskipun di rumah aja semoga ibadah kita tetap maksimal ya makpon.
Uniek Kaswarganti says
Iya nih, kadang malu banget kalau pas ingat, kok aku kebanyakan mengeluh ya. Padahal di luar sana banyak yang berjuang untuk bisa menyelamatkan para pasien yang terkena Corona, dengan segala resiko yang harus dihadapinya.
Kita pasti kuat bila bersama menghadapi corona ini. Jangan biarkan ego membuat kita jadi tak peduli pada orang-orang di sekitar, termasuk keluarga tercinta. Tidak bepergian dulu sementara waktu, tetap di rumah, agar mata rantai penyebaran Covid-19 segera terhenti ya Mak Mira.
lendyagasshi says
Gak ada yang bisa kita lakukan selain bersabar dan menurut apa kata Pemerintah yaa, kak Mira.
Berdoa semakin kenceng sama Allah, smeoga Allah angkat virus Covid-19 ini dari atas bumi Allah yang indah.
Faradillah says
Awalnya aku sering mengeluh karena ga bisa keluar, maklum kan anaknya pengen keluar melulu hahaha. Tapi pas dipikir2 ada hikmahnya pas covid ini apalagi pas puasa gini, ibadah taraweh lebih rajin, buka puasa dirumah duit lebih awet wkwkwk dan baca quran insyallah khatam biasanya cuma setengah udah males kebanyakan main diluar. Walaupun begitu semoga pandemi ini cepat berakhir jadi pas keluar rumah ga ada rasa was2
Hanifa says
Alhamdulillah Mbak, saya dan keluarga masih betah di rumah aja. Walau sempet beberapa waktu belakangan ngerasa suntuk banget, InsyaAllah bakal betahin dulu sampe keadaan membaik ?
Ima satrianto says
Banyak bersabar di tengah pandemi ini ya mak, banyak yg harus ditunda dan terpaksa dirindukan. Semoga semuanya segera bisa kembali seperti biasanya. jaga kesehatan jg ya makmir.
nyi Penengah Dewanti says
UJian bersama kita ya Mba Mir, semoga setelah ini ada pelangi setelah badai aamiin
Semoga pandemi lekas musnah dan kita bisa bertemu lagi. Aamiin.
borukaro says
Semoga corona segera berlalu ya mba. Udah bulan kelima masuk jadi kaum rebahan. Selama 5 bulan berusaha menjaga diri untuk ngga keluar, baru keluar rumah sekali krn ada yang penting.