“Andaikan aku tahu, kapan tiba saatnya aku kehilangan, akan kupersiapkan segala sesutunya, tentang cinta kasih, tentang pengabdian, tentang kesetiaan, dan kebaikan lainnya, hingga kupersilakan engkau pergi, dengan sebaik-baiknya jalan, dan dengan sebaik-baiknya aku menerima. Namun waktu kadangkala tak berpihak pada setiap mau kita, yang kerap memberi kejutan, tanpa kita tahu sesiap apa saat kehilangan itu datang.”
Kabar duka dari tanah air beberapa hari lalu, tentu saja mengagetkan banyak orang, suami dari artis Bunga Citra Lestari menginggal dengan kabar sakit jantung. Sebuah sebab (penyakit) yang menjadi momok bagi mereka yang selalu terjebak dalam pola hidup kurang baik (katanya). Namun nyatanya, kematian bukan perkara menjaga pola hidup saja, Asraf Sinclair yang juga terkesan telah menjaga pola hidup sehat, tak bisa mengelak dari sebuah takdir yang telah tertulis dalam Lauh Mahfud-Nya. Wallohualam. Innalillahi wainnailiahi rojiuun, semoga Alm husnul khatimah.
Kabar duka di tanah air bukan hanya datang dari Alm Asraf Sinclair, sebelumnya dikabarkan juga telah meninggal K.H Salahuddin Wahid, atau akrab dikenal dengan sebutan Gus Solah pada 2 Februari 2020, pun dikarenakan sakit Jantung. Nyatanya, sakit di bagian jantung ini tidak mengenal usia. Muda, atau tua, kapan, dan di mana saja.
Saya percaya, ‘sebuah kehilangan’ akan selalu menyisakan kesedihan. Apapun bentuknya, apalagi kehilangan orang yang kita kasihi selama ini. Kenyataannya, untuk tetap bersama dengan seseorang yang kita kasihi, tak akan pernah abadi di dunia ini. Kita akan saling kehilangan, hanya perkara waktu dan caranya saja berbeda.
Setiap melihat berita kehilangan, atau kabar kehilangan dari kerabat, saya sendiri seolah merasakan bagaimana rasanya. Iya, sedih. Dan hanya waktu yang akan memberi ruang untuk memulihkan kembali perasaan itu. Akan tetapi, sebuah kehilangan tentu tak akan tergantikan, kenangan yang pergi bersamanya akan abadi selamanya. Dan ruang hati akan kembali pulih dengan kenangan baru, bersama kisah yang baru, mungkin saja.
Kisah saya, sahabat saya, atau kalian di luar sana yang sudah pernah merasakan kehilangan, tentu sebelumnya tak pernah menyangka. Semua kisah yang dimulai dengan cerita baik dan indah, harus berakhir dengan kabar duka, atau kehilangan dalam bentuk lain. Perceraian misalnya. Dalam konteks ini, saya tidak pernah ingin membandingkan sebuah kehilangan karena sebab apapun. Karena semua bentuk kehilangan tentu sangat menyedihkan dan menyakitkan.
Saya pernah kehilangan, sahabat saya pernah kehilangan, BCL kini kehilangan, besok atau lusa, mungkin ada diantara kalian yang kehilangan. Kita adalah manusia-manusia yang dibekali keyakinan akan sebuah takdir. Namun demikian, upaya jualah yang menjadi ikhtiar kita selama kita menjalani proses kehidupan ini. Upaya untuk tetap menjaga kesehatan, upaya untuk tetap bisa berbuat kebaikan dalam kehidupan, amalan, dan semua ibadah, yang mungkin kelak menjadi bekal saat kita akan pergi meninggalkan, atau meninggalkan kenangan untuk sebuah kehilangan. Dan sebelum semua itu terjadi, kisah-kisah duka tersebut bisa menjadi pengingat untuk kita semua, agar membuat hidup lebih berarti, menjadi lebih berarti bagi orang-orang yang kita sayangi, atau masrayakat luas.
Lalu, apa yang sudah kita persiapkan saat kita akan pergi?
Apakah sudah bersiap pada sebuah kehilangan?
Pada akhirnya, kita akan saling kehilangan. Hilang dalam kehidupan seseorang, atau hilang selamanya di dunia ini. Dan saya meyakini, semua itu karena semesta memberi waktu sesuai dengan yang diberikanNya. Saat kehilangan, maka dari situ jua kita harus bisa menerima untuk melepaskan, ikhlas tanpa tapi. Meski kadang menyayat hati, atau juga sedih.
Semoga, setiap doa yang dilangitkan di setiap sudut malam menjadi bekal kita dalam melangkah. Semoga segala resah yang kita rasa, menemukan jalan dan ridho-Nya. Aamiin.
Ruli retno says
Kalimat-kalimat yang bikin aku lebih memaknai kebersamaan saat ini mbak. Biar bagaimanapun cepat atau lambat kehilangan itu pasti terjadi. Hanya tinggal mempersiapkan mental sekuat-kuatnya ya
mysukmana says
Karena didunia ini hanya datang dan pergi
Yanti says
kadang…diri terlalu asik dengan “sebuah kehilangan” karena banyaknya jejak kenangan disana…padahal diri pun kelak akan menjadi “sebuah kehilangan” bagi yg lainnya…kenangan apa yg akan diri tinggalkan kelak?
Nur aeda says
Saat inipun saya baru kehilangan “ belahan jiwa” suami yang 17 tahun bersama ….kehilangan yang tdk pernah diduga apalagi direncanakan “kecelakaan” ….
bismillah “‘spt yg tadi semuanya akan datang dan pergi, tdk akan ditanya sudah siap apa belum,…. ..berbekal keyakinan , Allah Swt mengukur semuanya ketika itu terjadi pada siapapun termasuk saya
“ semoga Allah swt memberikan kemudahan, keberkahan di kehidupan kami selanjutnya …..
Mira Sahid says
Ya Allah, aamiin, mba. Semoga almarhum suami husnul khatimah, dan mba diberikan ketabahan serta kekuatan
desain rumah says
baca artikel ini jadi inet masa lalu, hehehe