Perempuan, Bisnis, dan Keluarga
Hari ini, saya bersama teman-teman komunitas TDA Bekasi perempuan mengadakan kopdar/ silaturahim di kediaman bu Betsy, Owner dari Fiva Food, yang juga salah satu member di TDA Bekasi. Dan kali ini, tema yang ibu Betsy berikan adalah tentang Perempuan, Bisnis, dan Keluarga. Saya jadi teringat artikel yang saya tulis di sebuah media lokal di Bekasi. Bisa intip di sini. Dan di luar dugaan, kopdar kali ini penuh dengan hujan air mata. Lho, kenapa? Begini….
Ibu Betsy memang perempuan aktif, mandiri, pintar, dan juga baik. Ini terbukti dari bahasa tubuh, gaya bicara, wawasan, dan juga raut wajahnya, Ini asli penilaian saya pribadi, kok. Tapi saya bisa pastikan memang demikian adanya. Nggak heran, sang suami pun kerap kali memuji-muji bu Betsy saat masih aktif bekerja di salah satu pemerintahan. Tentunya ini menjadi pertanyaan di lingkungan teman-teman suaminya. Kenapa sang suami begitu mengidolakan istrinya, dan hampir tak pernah sedikitpun terucap kata-kata yang bisa mengakibatkan pandangan negatif kepada bu Betsy. Pun demikian sebaliknya. Meski dengan suara yang kadang terdengar lancang, bu Betsy selalu mensyukuri, bahwa suami yang dipilihkan Tuhan untuknya adalah sosok terbaik untuknya, dulu, sampai sekarang. Dan bukan tanpa cacat sebetulnya, 38 tahun pernikahan mereka pun tak selalu mulus. Hebatnya, ada satu hal yang mungkin, tidak dimiliki oleh pasangan lain, termasuk saya sendiri, yang akhirnya membuat bu Besty mampu melewati puluhan tahun berumah tangga.
Bicara bisnis, sudah tidak bisa diragukan lagi. Bu Betsy memulainya dari awal sekali, sejak tahun 1983, dan dimulai dengan 2 karyawan saja. Hal ini juga dilatar belakangi oleh pengalaman beliau sebagai konsultasi pangan selama 6 tahun, lalu kemudian bu Betsy memutuskan untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui produk olahannya yang diberi nama FIVA Food. Sebuah nama gabungan dari kedua anaknya, Revi, dan Reva. Lalu, apakah perjalanan bisnisnya berjalan lancar? Tentu tidak. Menjelang tahun 1990, dikarenakan kesibukannya menjadi konsultan pangan sambil merintis bisnis, tahun-tahun tersebut merupakan tahun terberat bagi bisnisnya. Dari situlah, bu Betsy akhirnya mulai merintis kembali, fokus membangun bisnisnya, dan hasilnya… teman-teman bisa lihat sekarang. FIVA Food merupakan produk UKM yang siap bersaing dengan merk lain, dari sisi rasa, kemasan, higienis, dan catat ya… Halal toyyibah, serta telah sesuai dengan aturan standar pangan Indonesia. Dan soal omset? Jangan ditanya! Sudah bukan jutaan lagi nominalnya. 🙂
Sukses dalam bisnis, bukan berarti tidak sukses dalam keluarga. Inilah yang akhirnya membuat kopdar kali ini dipenuhi hujan air mata teman-teman TDAP. Sejak awal memandu acara ini, karena kebetulan saya MC-nya, jujur… saya sudah deg-degan sejak awal. Ini pasti bakalan nampar banget nih, sharingnya, isinya bakalan daging semua, begitu pikir saya. Dan ternyata benar. Cara pembawaan sharing yang tenang, lalu setiap materi yang disampaikan pun to the poin, hingga ketika memasuki materi poin-poin bagaimana menjaga keharmonisan keluarga, kami semua seperti terhipnotis. Andaikata ada cctv, kayanya semua wajah teman-teman rautnya penuh dengan haru, akward, ah… campur aduk deh.
Memang, menjalani kehidupan rumah tangga itu pasti ada lika-likunya. Hal-hal di luar dugaan kita bisa saja terjadi. Namun Bu Betsy juga menyampaikan bahwa, apa yang terjadi di dalam rumah tangga, penyebabnya sudah pasti ada dalam pasangan tersebut. Bisa jadi, kita sebagai perempuan yang terlalu banyak menuntut, terlalu membanding-bandingkan keadaan suami, sehingga pegaruh luar lebih mudah masuk dan membuat keadaan jadi tak terkendali. Dan, bu Betsy pun menyampaikan, bahwa pemicu pertengkaran biasanya karena soal uang, dan anak. Well, Kita harus menyadari, bahwa seberapapun gaji suami, apapun bentuk, dan keadaannya, sebagai istri, tetaplah sayangi dia dengan ikhlas, dan jalankan peran kita sebaik-baiknya sebagai seorang istri. Tak perlu sombong jika perempuan sudah pandai mencari uang, karena bagaimanapun, suami tetaplah imam bagi sang istri. Pun dengan masalah anak, bicarakanlah baik-baik sengan suami, karena mengasuh anak butuh sinergi keduanya.
Hmm… dari sharing inilah, kemudian membuat teman-teman TDAP saling berbagi cerita. Bukan untuk membuka aib, ya. Hanya lebih kepada, ingin mendengar pendapat dari yang sudah pengalaman. Dan di sesi tanya jawab ini, saya yang kebetulan sudah pamit duluan, dan tahta MC saya serahkan pada Putri, (*hihi, thanks ya Put), bisa membayangkan bagaimana suasana saat itu. Sepertinya saat itu, teman-teman TDAP menjadi keluarga yang saling memeluk, diantara tawa, senyum, dan juga air mata. The power of networking, sharing is caring.
Foto dari berbagai sumber Hp teman-teman TDAP Bekasi
Dan cerita tidak habis sampai di situ. Group WA TDAP Bekasi riuh dengan berbagai testimoni acara siang tadi. Hampir semua sangat mengambil hikmah dari pertemuan ini. Dan yang signifikan dari teman-teman yang hadir adalah, ketika mereka menyadari, lalu pulang ke rumah, bisa dibayangkan apa yang terjadi? Yup, mereka memeluk suami masing-masing, mereka mengucapkan terima kasih kepada suaminya. Berterima kasih atas segala sesuatunya, dan mereka bersyukur karena telah menjadi istri dari suaminya, sosok yang dipilihkan Tuhan untuknya. Hmm… indah bukan?
Tidak ada yang kebetulan atas apa yang terjadi hari ini. Kami dipertemukan di rumah bu Betsy, untuk belajar dan mengajarkan. Nggak sedikit juga dari teman-teman yang saat ini merasakan/ mengalami hal yang sempat bu Betsy utarakan, dan kemudian ingin memperbaikinya demi kebahagian mereka bersama pasangan. Alhamdulillah, kami belajar banyak hari ini, melalui sosok ibu Betsy Monoarfa, seorang perempuan, ibu, yang penuh inspirasi di usinya yang 64 ini. Terima kasih bu Betsy, meski saya gagal dalam berumah tangga, saya tidak pernah menyesalinya, karena ini adalah sebuah pilihan yang harus saya pertanggung jawabkan. Namun demikian, saya pribadi bertekad, dan demi anak-anak untuk terus melakukan perubahan yang lebih baik ke depannya. Insya Allah.
cumilebay says
Kembali lagi bahwasanya suami adalah imam yg patut di hormati meskipun istri nya lebih unggul.
Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan tp tetep lelaki kodrat nya sebagai pemimpin
Mira Sahid says
Hehehe begitulah kak Toro
Erlin Karlina says
Makasih sharingnya mak, ikutan terinspirasi walau ga bisa dtg…
Mira Sahid says
Semoga bermanfaat ya mba
Yuli Yuliawati says
Terima kasih sharing nya mba Mira ?
Mira Sahid says
Sama-sama mba Yuli
wiyati says
Aku jadi terinspirasi banget… saking sibuknya ga sadar kalau suamiku itu baik banget..
makasih mba mira
Mira Sahid says
jangan lupa bilang terima kasih ya mba sama suaminya
Nchie Hanie says
Mbacanya manggut2…
Terima kasih sharingnya Mkpon,
Yuk ahh semoga bisa berubah menjadi pribadi yg lebih baik dari hati ke hari
Mira Sahid says
Insya Allah. yuk mak Nchie
ulfah says
Seandainya saja di tempat saya ada komunitas seperti ini…..
Mira Sahid says
Mba Ulfa tinggal di mana, komunitas TDA tersebar di seluruh Indonesia lho