2013….
Tahun ini, di bulan Juli lalu, adalah tahun ke-11 usia pernikahan saya bersama sang mantan pacar (suami) saat ini. Dan dengan semua proses yang telah kami lewati tersebut, setiap langkah yang kami jajaki akan menjadikan kisah ini sebagai catatan yang kami bingkai dalam album kehidupan kami.
Well, entah mengapa, setiap saya ingin menuliskan cerita tentang kami, meski tak selalu bercerita kesedihan, rasanya selalu ada air mata yang ingin saya teteskan. Mengingat awal proses kami berkenalan, menjalani proses pendekatan (pacaran), hingga akhirnya menuju pelaminan. Bahkan tak disangka pula, kerap kali saya tertegun, hingga meneteskan air mata sambil mengiringinya dengan doa di sudut malam, ketika menyadari bahwa kami diberikan kesempatan oleh Allah Swt untuk menjalani LDR seperti saat ini. Sungguh, Allah selalu memiliki cara terindah dalam memberikan kami pelajaran hidup.
Meskipun begitu, saya selalu bersyukur atas skenario yang Allah berikan untuk kami. Walaupun dalam perjalanannya, kami tak selalu menjadi pemeran yang mampu menjalankan perannya dengan baik. Kami sadar, ada banyak pengulangan dalam setiap episodenya. Jatuh bangun, bahkan kerap kali melakukan adegan yang sama, membuat kami lebih banyak memahami skenario-skenario tersebut, agar kelak jika kami dihadapkan pada episode terbaru, kami akan lebih mampu menjalani perannya dengan lebih baik.
Bicara tentang pernikahan, sejatinya hal ini membuat sepasang suami istri merasa dan mendapatkan kebahagiaan. Namun dalam perjalanannya, kita tetap harus mampu berbesar hati, jika semua yang kita inginkan tidak selalu terpenuhi, bahkan ketika segala bumbu yang kita dapatkan dalam pernikahan kerap kali hadir dalam keseharian kita. Apa yang kita punya, selain menerima semua itu sebagai proses menuju pembelajaran hidup? Tidak ada yang mampu menjamin sebuah pernikahan akan terbebas dari segala cobaan, bahkan yang lebih buruknya, mampukah kita bertahan? Namun, bukankah kehidupan dan hari esok selalu menawarkan impian dan harapan? Terjatuh itu pasti, memperbaiki dan kembali menjadi lebih baik, adalah pilihan.
Lalu, bagaimana dengan mimpi yang terekam indah dalam sebuah pernikahan, apakah itu tak cukup menjadi modal sepasang suami istri untuk mempertahankan dan kembali memeluk kebahagiaan bersama? Tentu bisa, dan sebaiknya alasan tersebut tidak hanya sebatas demi anak. Bagaimanapun, kondisi suami dan istri tetap harus diperhatikan, saling mengisi, agar dampaknya pun akan berbuah positif bagi anak-anak dan keluarga. Pernikahan tak hanya berbicara soal “apa mau saya,” pernikahan sebaiknya tetap dijalani dengan sadar diri, “apa yang sudah saya lakukan untuk mereka?” (suami – istri dan anak-anak). Jika berkata cinta, maka hanya akan ada “Giving” di dalamnya, namun dalam pernikahan, adalah bagian sinergi dari dua insan, yang di dalamnya selalu ada, “give dan “giving”. The more You give, the more You get. Adakah yang membuat cinta akan terasa lebih murni selain “giving?”
Ah ya… saya menyadari, selama ini saya pun belum mampu menjadi istri yang sempurna bagi suami dan ibu yang hebat bagi anak-anak saya. Apalagi menjalani hubungan LDR yang ternyata lebih sulit dari yang saya bayangkan. Saya juga bukan seorang pakar yang punya kapasitas untuk memberi tahu ini benar atau seharusnya begini. Semua ini saya tuliskan sebagai pengingat atau alarm untuk diri sendiri yang penuh dengan kekurangan. Namun, jauh di dalam hati dan dibalik segala kekurangan yang ada pada diri saya, saya selalu memiliki harapan bahwa segala sesuatu akan selalu menemukan jalan keluar, segala sesuatu akan Allah berikan sesuai dengan porsinya. Apa yang menjadi kekurangan kami selama ini, sebaiknya terus diperbaiki dengan penuh kesadaran tanpa melihat kembali ke belakang. Untuk itu, saya selalu ingin belajar tentang “giving” untuk mereka yang saya cintai (suami dan anak-anak). Insya Allah.
Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine
nov says
Semoga LDR nya justru membuat cinta semakin kuat…. Dan saat bertemu cinta makin hangat…. Aamin…
Allah lebih tahu yang terbaik mbak…, semoga semua ada hikmahnya….
Mira Sahid says
Aamiin Ya Allah, ma kasih, mak 🙂
indah nuria savitri says
Waaaah….salut untuk Mak Mira dan LDRnya…terus terang, saya paling ngg bisa LDR mak…pernah ada satu masa di mana kami terpisah lumayan jauh dan cukup lama (well, hanya 3 bulan 😀 ) di awal perniikahan karena tugas belajar,,,,,rasanya adaaa saja yang kurang dan karena keegoisan diri sendiri, jadi sering sedih, marah, dan kecewa…mungkin karena memang belum biasa dan tidak membiasakan diri untuk LDR..tapi sepakat dengan dirimu, Allah akan selalu menyediakan jalan keluar dan skenario terbaik-Nya untuk kita semua…cheeers…
Mira Sahid says
Ya, begitulah mak. Tapi Insya Allah sudah mulai terbiasa dan berbesar hati saja, hehe. Ma kasih ya, mak
bunda aisykha says
aku udah pernah ldr mak,,dulu pas msh pacaran,,gt aja udh berat bgt,,plgi ldr pas udah nikah,,wow,,aku bisa merasakannya mak,,tp,,smoga itu adlh cara Allah untuk mmbuat hub. trasa lbh indah,,lbh dewasa,,dn saling mengerti satu sama lain,,
Mira Sahid says
Betul banget, mak. Semuanya menjadi pembelajaran yang luarbiasa. ma kasih, mak
Hanna HM Zwan says
sempat LDR 4 bulan,rasanya..emmmmm apalagi saya belum dikasih rizki anak berasa kosong,bingung,nggak karuan hehehe….baarokallah mak ^^
Mira Sahid says
Hehehe, Aamiin, mak. Ma kasih yaa
Kang Jum says
Hal yang membuat saya terkesan adalah , wanita bisa menjadi pegangan bagi laki2 dengan kesetaraan gender dan tidak menggurui sehingga ada hubungan harmonis dalam kehidupan. Dan pernikahan adalah hal besar untuk dijalani dengan niat ibadah dan juga pengabdian. Salam kenal Mbak.
Mira Sahid | @mirasahid says
Halo Kang jum, salam kenal juga. terima kasih sudah berkunjung.
Sary Melati (@saryahd) says
yeeeaay akhirnya kebuka..
semoga pernikahan kalian selalu bahagia ya, mak 🙂
btw, itu fotonya waktu lagi hamil, ya? *bingung mau ngasih icon senyum atau melet, takut salah duga*
Mira Sahid says
Aamiin, mak.
hihiy, sekarang kan kalau ke borobudur mesti pakai selendang batik gitu, nah di bagian perut itu, gulungan iketannya, mak. jadi ngegunduk kaya orang hamil 😀
istiq says
udah beberpa kali ldr mak, hik..saya trmasuk yg gak kuat trnyata. lbih brasa tentrem kalo bisa ketemu tiap hari mak,saya.
semoga pernikahan mak myra makin kuat dan fullberkah njih ^^
Mira Sahid says
Aamiin. Ma kasih mak. Ya begitulah, dikuat-kuatin aja nih 😀
dafhy says
Bicara LDR 3 kali pacaran selalu LDR mbak 😀
Kalau untuk menikah nanti entahlah. Sepertinya masih lama juga. Semoga langgeng mbak 🙂
KedaiGrafis says
rencana Allah lebih indah