[Review] Mak Irits

Jalan, jajan, ngirits.

Mak irits pesan makanan Tahu Gimbal bersama suaminya.

“Pak, satu, ya”

“Wah, romantis amat bu, sepiring berdua”.

Ehm, romantis apa ngirit?

Itulah penggalan dialog yang membuat saya “ngakak” sendiri setelah membacanya, diantara dialog lainnya yang nggak kalah gokil. Nggak bisa dipungkiri, kejadian kaya gitu masih bisa terjadi pada orang-orang yang terbiasa ngirit. Alih-alih ngirit, yang terjadi bisa saja malah jadi nggak irit, hihihi. Siapa yang pernah tekor gara-gara ngirit?

Beberapa hari lalu saya terima kiriman paket komik “Mak Irits”, yang ditulis oleh salah satu member KEB, Rahmi Aziza. Sebelumnya saya sempat melihat komik ini berseliweran di social media. Karena penasaran, saya pun colek mak Rahmi, dan Alhamdulillah dapat juga bukunya. Ma kasih, mak Rahmi.

Di tengah begitu banyaknya buku yang muncul dengan aneka genre. Saya pribadi mulai kelabakan ngikutinya. Iya, artinya, saya harus lebih banyak lagi mengeluarkan uang untuk membeli buku-buku tersebut, kan? Terus, gimana bisa ngirit dong? Belum lagi, saat saya beli buku ke toko buku, lalu mata ini malah ngeliat aneka aksesoris atau benda-benda yang bukan menjadi target utama , dan akhirnya malah tergoda. Belum lagi kalau bawa anak-anak. Ya, main games di tempat permainan lah, minta makan lah, dan yang tadinya niat cuma mau beli buku 2 biji doang, jatuhnya malah seharga belanja bulanan. Huaaa, nangis sesegukan deh. Pulang-pulang, nyesel dan manyun. Hahaha.

Lagi di rumah nih. Niatnya cuma mau survei online shop buat kebutuhan bisnis online. Satu, dua website dikunjungi. Eh, ada baju yang bagus, warnanya ungu pula, ngecek saldo atm via sms banking yang ternyata masih available. Klik, chit chat sama admin OL shop nya, bungkus nunggu kiriman dateng. Dan nggak berasa udah sore lagi aja. Ngik, bagian mana hidup gue yang bisa ngirit ya? *Ngunyahkabel

Banyak hal atau kejadian sehari-hari para Emak kaya saya atau teman-teman semua yang selalu saja berusaha untuk ngirit. Entah itu nawar tukang sayur, nawar barang atau nawar apa saja yang bisa ditawar. Barang diskon saja, jatuhnya masih minta didiskon lagi. Begitulah yang penulis coba ungkapkan dalam bukunya. Di sela-sela kesibukan para emak, entah demi efektivitas atau memang karakternya ada yang seperti Mak Irits, kayanya menekan pengeluaran sekecil mungkin adalah bagian keseharian kita. Penulis seperti mengingatkan semua kisah yang telah terlewati atau sedang berjalan dalam kehidupan para emak. Sosok Mak Irits yang identik dengan wajah sederhana, tampilan pas-pas an, cukup bisa mewakili bagaimana rempongnya dunia emak dengan segala perintilannya. Secara keseluruhan, komik ini menghibur. Dan saya acungkan jempol buat penulis yang sudah menciptakan karyanya dengan ide-ide kocak. Selamat atas karyanya, mak Rahmi.

Dikasih tanda cinta langsung sama penulisnya 😀

Nama Buku : Mak Irits

Penulis cerita : Rahmi Aziza

Penerbit : Anakkita

Jumlah halaman : 132

Cetakan pertama : tahun 2014