Kamis malam beberapa waktu lalu, group Whatsapp KEB yang sejujurnya belum bisa menampung semua member yang pengin ikut gabung ini, ramai sekali membahas soal pertumbuhan anak. Keintiman tersebut terjadi dengan bahasan yang berbeda, alias nggak melulu ngomongin soal dunia blog. Seperti kebanyakan lah, perempuan kalau sudah ngobrol, apa saja bisa dibahas secara serius. Mulai dari mengernyitkan dahi, mengangguk-angguk, megangin dagu sambil manyunin bibir atau ngakak ngejengkang sekalipun. Asli, semua bisa tumplek dengan “kenes” di sana. Kenes aslinya emak-emak lho. Tebak aja gimana keseruannya tuh :D.
Adalah mak Meyrinda, seorang Emak blogger jaman baheula yang sampai sekarang kayanya belum update lagi blognya, (hahaha, peace mak), yang tiba-tiba men share sebuah foto di sana. Seolah berbicara, gambar tersebut sudah sangat jelas ditangkap maksudnya oleh kami. Well, intinya gambar tersebut menerangkan proses sebuah reproduksi bagaimana menghasilkan seorang anak. Tapi bukan gambar porno lho, ya. Entah siapa si pembuat gambar tersebut, tapi acung jempol banget sama kreativitasnya. Semua maksudnya diaplikasikan dengan menggunakan emoticon-emoticon yang ada dalam Whatsapp dan menjadikannya sebuah cerita utuh.
Percakapan mulai berlanjut, tentang bagaimana sebaiknya menerangkan sex education pada anak. Mak Giarti memberi pandangan jawaban seperti ini : (mungkin ini diambil dari pengalaman beliau sendiri pada anak-anaknya yang masih kecil) “Dede bayi itu berasal dari Papa dan Mama. Yang udah nikahan pasti punya dede. Dan selama ini kedua putriku dah nggak nanya lebih Kok, mak. Mungkin ada waktunya kalau sudah SMP, ya. Sementara mak Lusi memberi pandangan : “Anak SMP sudah diajari pembuahan secara biologis. Tinggal kita tambahi. Makanya harus hati-hati, apalagi sudah haid, berarti perempuan siap untuk dibuahi. Berteman saja yang banyak, katanya mau jadi astronom. Jangan sampai menghancurkan hidupmu sendiri.” Konteks mak Lusi ini dari pandangan beliau karena anak-anaknya memang sudah besar.
Dari situlah, mulai bermunculan diskusi HOT khas malam Jumat, yaitu seputar dunia Ibu dan anak. (Maaf, malam Jumat kali ini nggak ada episode Mama dan papa). Dan muncullah pandangan-pandangan dari beberapa Emak yang semangatnya makin menjadi di malam Jumat tersebut untuk berbagi cerita. Wajar adanya ketika kekhawatiran para Emak semakin menjadi di jaman yang semakin HOT ini. Perangkat media yang bisa menjadi neraka bagi kita semua, mengancam generasi muda, tak terkecuali anak-anak kita. Jika di rumah kita bisa menjadi satpam keluarga kita, tentunya di luar rumah, akan banyak bahaya mengintai, yang bisa saja membuat anak-anak kita kehilangan kendali. Naudzubillah. Thats why, setidaknya untuk kami nih, diskusi seperti ini sangat berguna sebagai alarm agar kita tetap waspada. So far, saat galau melanda para emak, solusinya adalah sharing dengan teman dan berbagi hal yang bermanfaat.
Nggak bisa dipungkiri, sebagian dari kita yang hobi online,Β bisa keasyikan dan akhirnya lupa waktu lalu menelantarkan anak-anak. Atau karena nggak mau anak kita dibilang kuper, maka fasilitas gadget, atau fasilitas lainnya menjadi salah satu cara sebagai bentuk rasa sayang pada anak. Sudah sering saya dengar, bahwa untuk membuktikan kasih sayag kita, tak melulu bisa teratasi oleh kemauan yang selalu dikabulkan, namun ada hal-hal yang perlu kita kendalikan sesuai dengan konteks usia anak kita masing-masing.
Lalu, bagaimana ya kira-kira mengenalkan sex education pada anak-anak kita?
Saya setuju dengan pendapat mak Lusi, tentang melakukan pedekatan atau penjelasan melalui sains biologi, karena teori itulah salah satu yang masuk akal untuk diberikan pada anak-anak. Yang penting, pada saat kita menjelaskan, tidak memberikan ekspresi berlebihan supaya penerimaan anak-anak pun bisa sesuai porsinya. Artinya, ketika ada hal-hal sensitif yang kita sebutkan (kemaluan), kita lebih mengarahkan agar otak kirinya yang berjalan, agar bisa mencernanya dengan biasa-biasa saja. Dan sebaiknya juga, kita tidak sampai menghindari pertanyaan-pertanyaan yang berbau-bau hal sensitif, misalnya : saat anak bertanya “Ma, bikin bayi itu, gimana sih?”, usahakan tidak menjawab dengan “Eeeh, ngapain nanya-nanya gitu, kamu kan masih kecil.” Lebih baik kita sebagai orang tualah yang harus pandai-pandai mengolah kata dengan bijak. Kalau dilarang-larang atau jawabannya nggak jelas, ini bisa bikin anak kita malas bertanya lagi. Parahnya, malah mencoba. Hiii Naudzubillah.
Kapan kira-kira saat yang tepat untuk memberikan sex education?
Baiknya, ya saat anak-anak kita mulai bertanya. Kalau belum bertanya, emaknya jangan kerajinan yaa, hihihi. Atau bisa juga membangun suasana berdua sambil ngobrol-ngobrol, siapa tau dengan pendekatan tersebut, anak-anak bisa dengan lebih mudah terbuka dan bertanya sama Mamanya. Ini juga masih saya praktekkan terus. Secara kakak Vinka terus bertumbuh, saya mencoba menjadi Ibu, sahabat dan teman ngobrolnya yang asik. Saya selalu berdoa dan berharap, Vinka bisa menjaga dirinya dengan baik, selalu ingat pada Allah, ingat Mama dan Ayahnya, dan ingat bagaimana menjalani hidup ini dengan bijak dan tetap waspada.
Ada yang punya pengalaman lain soal ini, teman? Share di sini yuk.
Giarti says
Iya mak…. dari sebuah obrolan jadi sebuah tulisan yg mantab…bisa aja idenya mak Mira…:)
Mira Sahid says
Obrolan bermanfaat yang sayang untuk dilewatkan ya, mak π
ida nur Laila says
eeh saya mau nulis tentang sex education belum kelar juga nih masih draft melulu…makasih sharingnya mak
Mira Sahid says
Ah mak Ida, pasti materinya lebih oke nih. Ditunggu ya, mak
apikecil says
Waaah, sayang sekali aku gak punya WA. Ntar kalau punya WA semoga bisa gabung dan ikutan nimbrung. Soalnya di rumah sering banyak anak-anak belajar ini Mak. Selain sex education kan juga kan butuh pendampingan penggunaan sosial media. Group chat kalau dimanfaatkan dengan baik tentu saja akan sangat bermanfaat daripada hanya sekedar buat gos-gos gak jelas. Heheheh…
pungky says
Hihihihihi grup WA yang berisiknya setiap malem jumat π π π
Anakku belom nanya apa apa nih soal sex, jadi masih kesempatan buat belajar2 yang banyak soal sex education π
Mira Sahid says
Bagusnya bukan berisik soal K*s*r atau gosip yaa, Mak Pungk.
eda says
waaah…pasti seru ya makpon diskusi di grup WAnya.. sayangnya ga bisa ikutan ya? π
si kecil, usianya 4,5 taun, tapi uda nanya, adiknya tante itu keluarnya dari mana? lalu aku jwb spt jwbanya mak giarti. dari ayah dan bunda yang sudah menikah, trus tumbuh di dalam perut selama 9 bulan, kemudian lair.. intinya seperti itu, tapi dg bahasa yg dimengerti π
Mira Sahid says
Iya ya, mak. yakin deh Emak KEb mah punya jawaban-jawaban yang handal soal ini
Icoel says
Berlanjut disini mak? Ayolah…panggil yang lain pake ToA :v :v
Mira Sahid says
Hahahah, ayo mak Icoel, bikin huru hara gpp ko, dengan senang hati apalagi kalau di blog ini π
Nchie Hanie says
hihihi..lagi siyap2 nunggu anak bertanyaa..
insyaallah dah nyiapiin jawaban2 yang mudah di pahami anak ttg sex education
Mira Sahid says
Mantap, mak. Kalau udah saatnya tiba, kabar2i yee, kakak Vinka juga belum tanya-tanya nih
astin astanti says
Faiz kecilku sudah bertanya…apa bedanya perempuan sama laki-laki, kok laki-laki rambutnya enggak panjang dan enggak pake anting. Tyus tanya juga Faiz itu dari mana siich?
Entah kok bisa dia tanya seperti ituh *
Jawabanku kubuat ringan. Allah yang membuat Faiz ada, Allah akan mengadakan apa yang Allah maui. Jadi Faiz harus bersyukur karena Faiz ada di sini.
Caranya gimana kasihnya? Allah kasih Faiz mll abi dan ummi.
Iya kok bisa? faiz ada di dalam perut ummi, ummi hamil mpe 9 bulan….laaama, mpe besar segini perut ummi (aku bikin buletan di atas perutku) terus lahirlah Faiz. tapi belum tanya yaaa..gimana caranya ummi hamil *Alhamdulillah.
Kalau laki ama perempuan, itu beda itu dari Allah juga. Aku dan abinya sedikit nitip ke Faiz kecil, kalau laki dan perempuan itu beda. Faiz enggak boleh lihat-lihatin ini niiich…(itu laah) aku bilang, kalau yang boleh lihat ininya Faiz, dokter, abi dan ummi, orang lain enggak boleh, apalagi kalau Faiz sudah besar.
Bersyukur belum tanya kenapa kok gak boelh dikasih lihat *nunggu emaks yang lain yang sharing…bisa jadi ilmu klo Faiz nanya suatu saaat.
Oiya, maaaf ya…aku sudah mencurigai Faiz kecil beberapa waktu ini, klo abinya cium aku…tatapannya beda dan hanya diam, baisanya dia ikut cium aku…
Ada apa yaaa? looh kok malah tanya? abis kata abinya, nonton Doraemon..iyang scence Nobita ama Suzuka pegangan tangan, muka Faiz merah dan malu-malu gituuuh. Film kartun..katanya juga kudu pilih yang bener-bener murni anak-anak yaa.
Lah panjang beener?
Mira Sahid says
hihihih, ma kasih sharingnya mak Astin, siapa tau jadi manfaat untuk yang membacanya. Gpp kok panjang juga π
Susan says
wah anaknya sudah besar dan tingginya sama kayak emaknya ya mak hehe
Mira Sahid says
Iya Mak Susan, Alhamdulillah nih π
Uniek Kaswarganti says
aiiihh…nggak punya WA jadi ketinggalan informasi nih. Trus gimana mak njelasinnya ke si anak versi perbincangan di grup WA itu bila anak bertanya cara bikin anaknya gimana? Serius nih, kayaknya Vivi dah mulai mau tanya. Suka lirak lirik curiga gitu klo ayah dan ibunya ngikik berdua di pojokan π Maklum di sekolah dan di kampung suka banyak temannya yg saling sok tau dengan bilang si A pacaran si B, padahal loh masih kelas IV SD. Tentu saja imajinasi Vivi mengembara kemana-mana. Biar gak kemana-mana harus diproteksi model bagaimana? thanks
Mira Sahid says
ya itu mak, ada dua pandangan pendapat yang mewakili dari Mak Giarti dan Mak Lusi. Mak Astin juga udah sharing di kolom komentar, semoga bisa dicoba, mak. Selebihnya, ita banyak googling aja, siapa tau banyak sumber yang bisa kita pelajari
Dhona says
Duh….pass bangett niy mak Mira…
Saya sedang mencari sumber2 bacaan dan seminar2 parenting yang membahas tentang bagaimana menjelaskan sex education ke anak-anak. Mulai di usia berapa dan bagaimana caranya. Boleh sharing donk kalau adainfo.
Mak Ida…ditunggu tulisannya ya….
Mira Sahid says
Iya mak, saya coba share seadanya, semoga saja ada emak lain yang bisa berbagi lebih banyak ya.
momzhak says
Mak, saya waktu masih kecil juga nanya sama tente gimana cara bikin bayi? Ekh malah dimarahin, akhirnya takut mau nanya lagi sama orangtua,… akhirnya diem-diem cari penjelasan sendiri dari buku-buku ibu-bapak yang mereka umpetin dari rak buku yang biasa, jadinya saya dewasa sebelum waktunya, huaaaa…. T_T Ntar aku gak mau gitu ah sama anak2ku….
Mira Sahid says
Pengalaman bisa membuat kita lebih bijak ya, mak π
Riski Fitriasari says
karna saya belum punya anak dan pernah ngajar IPA di SD, dan juga sering dapat pertanyaan seperti itu ya saya jawab sesuai konteks ilmu pengetahuan dan psikologis mereka, jawaban yg saya berikan ke anak SD tentunya berbeda dg jawaban untuk anak SMA.
Kalau anak SD (kelas 6) biasanya sy jawab ya setelah ayah dan ibu menikah, nanti bakal terjadi pertemuan sperma dan ovum, nah dari situlah kita lahir. (oh ya Mak, kelas 6 SD sekarang sudah diajarkan apa itu sperma, apa itu ovum, kenapa sih menstruasi, kenapa mimpi basah, setelah itu tubuh bakal kyk gimana, cara menjaga kebersihan organ vital tapi sebatas itu, tidak sampai ke anatomi alat kelamin).
Nah utk SMP dan SMA sudah lebih dalam lagi bahasannya. Namun, sebenarnya ada batasan dalam mengajarkan sistem reproduksi ke siswa. Contoh yg sering diabaikan oleh pengajar adalah bahwa kami tidak boleh mengajarkan cara menghitung masa subur ke siswa SMP dan SMA.
Ini dari segi saya sbg pengajar IPA Biologi ya Mak.. ( dan belum punya anak.. :()
Lusi says
Hiiii kakak Vinka mau nyalip mamahnya tingginya. Moga2 anak2 tetap dekat dengan kita ya mak kalau sudah besar. Anak sekarang susah2 gampang.
Ina says
Hehehe ingat fitry 2,5 thn pernah nanya “mami…dedek pipi (fitry) nanti lahir dekat mana..di piji (v****a) ya ? Hahaha sy jg bengong plus ngakak…ni anak tau dr mana ? Apa dia pernah dgr hasil “nguping” emak2 yg lg ngerumpi sambil ngawasi anak2 main ? Soalnya ini anak daya ingat dia luar biasa….
Soal piji tuk sebutan kemaluan wanita mmg sy ajarkan dgn sebutkan virgin..tp dia krn msh kecil nyebutnya vigi atu piji…sy sengaja ajarkan sesuai sebutan asli drpd nama2 aneh yg biasa kbnyakan dipake ibu2 spt istilah tempe, apem, bunga dll
Zizy Damanik says
Wuih si kakak sudah setinggi emaknya lho yaaa….
Aku belum sampai ke sana nih, Vay belum bertanya macam-macam tentang bagaimana anak bisa ada di perut mami lalu keluar….
Pe-er nih…
catatan kecilku says
Memang benar SMP sudah diajarkan soal reproduksi Mak… Aku jadi inget Shasa pernah bercerita ttg pelajaran biologinya hari itu. Katanya teman2 cowok riuh semua waktu guru menerangkan tentang alat2 reproduksi….
Nah saat itulah kupikir aku untuk menjelaskan padanya. Maka aku bertanya pada Shasa jika ada yang ingin ditanyakan langsung tanya aja pada Ibu… hehehe emaknya #nantang nih ceritanya Mak.
Lidya says
Vinka tingginya udah sama ya
widia says
Anakku baru 4 tahun tapi kadand suka punya pertanyaan tak terduga yg kadang susah untuk nyari jawabannya.
Euis Sri Nurhasanah says
Wah, sepertinya ramai WA-nya, sayang aku belum punya. Aku kan belum punya anak, jadi bisa belajar sama emak-emak, biar gak bingung ntar giliranku jadi emak, hehe.
rinasetyawati says
asiiik dapet ilmu lagi, buat nerapin ke Kanaya…. semoga emaknya bisa jelasin klo anaknya nanya darimana aku berasal… kebayang anak2 sekarang kritisnya bukan main….
Yessi Greena says
Mak Mira kaya kaka adik ya sama kak Vinka π
nurlailazahra says
wah bingung juga nih gimana caranya mengenalkan edukasi tersebut pada Riski, secara, blom punya pengalaman jadi emak sungguhan π