Pagi ini, sebuah tulisan membuat saya terperangah, tertampar dan membalikkan kesadaran diri pada titik yang tidak biasa. Saya meyakini, bahwa di dunia ini tidak ada sebuah “kebetulan”. Lalu, hingga tulisan yang sempat di broadcast beberapa hari lalu dibaca oleh saya pagi ini pun, adalah sudah bagian dari takdir yang saya jalani.
“Dosa-dosa tersembunyi. Aib-aib ditutupi. Segala cacat pun dipoles dengan begitu indahnya hingga tak tampak lagi. Allah Maha Baik. Menyadari ini membuatku tersungkur lemah tanpa daya. Apa yang benar-benar sudah kulakukan hanya untuk-Nya? Padahal nyawaku dari-Nya, jasadku dari-Nya, hidupku dari-Nya, dan kelak aku pun akan kembali pada-Nya.” – Pewski
Menetes air mata, sesak napas di dada. Begitu sombongnya diri ini hingga lupa pada setiap nikmat yang Allah berikan. Setiap hariku hanyalah berisi keluhan, setiap hariku hanyalah berisi kefanaan dunia. Sementara aku dimampukan tidak lain, karenaNYA. Aku hanyalah seonggok daging yang dibalut oleh kulit.
Tanpa aku sadari, keresahan ini datang karena hasil yang kutanam. Aku terpedaya pada segala mauku, hingga lupa dan kian mempersalahkan ini sebab pada orang-orang. Segala prasangka menjadi pembenaran atas sikapku selama ini. Persis seperti safih yang tak tentu arah. Begitu kejamnya dunia ini, atau aku yang terlalu menganggap remeh pada murkaNYA? Ya Allah, aku bersimpuh padaMu.
Segala indah dan nikmat yang kurasa, bahkan saat aku menganggapnya itu nyata, sejatinya tidak membuatku semakin terlena. Dan aku patut bersyukur akan resah yang menghampiri. Karena bisa jadi ini adalah alarm bagi diriku, dan pengingat diri bahwa hati ini masih berfungsi dengan baik. Namun aku sadar, keluhan ini pun tak pantas aku ungkapkan, karena Engkau lebih tau dari yang aku tau.
#SebuahCerminHati #ThankYouILearn
Nurul Rahmawati says
Aakkk, makpoooon *hugs* makasi pagi2 saya udah diberi santapan rohani. Tengkiuuu
Lidya says
pengingat untukku juga
Lusi says
Heee, nyari2 halbi Bali dapatnya ini. Kita tu memang selamat di bumi karena Allah menutup aib-aib kita. Semoga kita bisa selamat di akhirat juga. Yang penting berusaha sebaik kita saja. Cuma Allah yang tau sejelek-jeleknya kita dan Allah maha pengampun bagi yang benar2 bertaubat 😀
irma senja says
Siang ini membaca tulisanmu, aku luluh lantak…
*diem dipojokan*
Idah Ceris says
Yuk, terus belajar menjadi manusia yang jujur, apa adanya. Hingga tidak ada yang disembunyikan.