Sebuah Proses Mengajar dan Belajar : “New Normal, New Beginning, New Hope” –
Quote ini sempat diutarakan beberapa kali oleh sahabat, dan juga seorang yang kuanggap kakak di jajaran board Kumpulan Emak Blogger. Siapa yang tak kenal mba Indah Juli, yang kerap kali saya sebut dengan panggilan “Inah.” Seperti sebuah harapan yang kerap dipelihara, New Normal kini menjadi lekat dengan keseharian kita. Sebuah masa dimana kita semua diarahkan untuk menjalankan kebiasaan baru, sejalan dengan protokol kesehatan dalam masa Pandemi ini.
Teman-teman pernah bertanya kah, “kapan Pandemi ini akan berakhir?” Terucap atau tidak, mungkin terbersit, ada. Sama seperti saya yang disaat tertentu, pernah menanyakan perihal ini. Berbagai penyesuaian dilakukan demi bisa bertahan, atau setidaknya patuh dengan aturan yang diberikan. Mau gimana lagi, buat saya pribadi, melawan Corona ini pada akhirnya kembali kepada kesadaran masing-masing dalam mendisiplinkan diri dengan berbagai hal dan aturan, serta menambah wawasan terkait masa saat ini, dan bukan malah masa bodoh.
Saya juga percaya, kini diantara satu sama lain, atau sedikit banyaknya dari pertemanan kita, makin mengenal seperti apa teman-temannya di media sosial. Bagaimana bisa? Ya, karena saat ini kita lebih banyak menggunakan media digital, atau media sosial sebagai sarana komunikasi, untuk melihat, dan membaca berbagai aktivitas. Bahkan saya sendiri melihat kebiasaan-kebiasaan baru teman-teman dalam kesehariannya. Dengan demikian, saya jadi tau si A saat ini mulai aktif di depan layar kamera, atau si B yang mulai rajin membuat konten carousel, pun juga hobi-hobi yang mulai dilakukan; seperti bercocok tanam, bersepeda, dan hal lainnya. Buat saya pribadi, itu menyenangkan pandangan mata. Setidaknya, ada banyak hal positif, yang mungkin sebelumnya belum dilakukan, dan tentunya bisa memberi efek positif juga bagi yang melihat, atau membacanya.
Kemudian, saya coba merenungi apa yang saya jalankan selama kurang lebih hampir 4 bulan ini (work from home). Sejak banjir yang melanda di awal tahun 2020 ini (baca di sini kisahnya), saya pikir, aktivitas saya akan kembali seperti tahun 2019 lalu. Mashaallah, Allah memberikan kesempatan saya untuk bisa berkeliling Indonesia dari Aceh sampai Merauke untuk melakukan literasi digital. Sungguh sebuah pekerjaan yang menyenangkan. Hingga rasa lelah atau capek pun, tidak menjadi fokus saya. Dan Alhamdulillahnya lagi, Allah berikan saya kesehatan selama menjalankannya, itu yang terpenting, dan saya sangat bersyukur akan hal tersebut.
Lalu, memasuki bulan Maret 2020, pemerintah mengumumkan aturan lock down, dan social (physical) distancing. Sebuah berita yang membuat saya sempat shock. Iya, saya sempat shock, karena artinya… saat itu saya berpikir bahwa saya kehilangan kesempatan dan pekerjaan-pekerjaan seperti tahun sebelumnya. Sedih? Tentu. Saya juga manusia dengan berbagai keinginan, dan harapan. Ketika mengetahui seolah hal itu akan terhenti, saya tak bisa berbuat apa-apa lagi. Menguatkan hati dan memberi kata “sabar” di setiap sedih yang saya rasakan, akhirnya menjadi pegangan saya dalam memelihara semangat.
Bersyukur, saya adalah tipikal yang selalu mencoba untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan. Meski awalnya berat, toh, setelah dijalani hari ke harinya, saya menyadari bahwa saya tidak benar-benar kehilangan pekerjaan. Alhamdulillah, ada jalan-jalan lain yang Allah beri agar saya tetap bisa menjalankan aktivitas dengan baik, dan juga bisa menghasilkan, plus masih sesuai dengan bidang yang saya jalankan selama ini. Berbagai aktivitas daring saya jalankan sejak Pandemi ini dimulai, hingga kini.
Lalu, apa makna yang bisa saya ambil dari semua ini?
Kalau saya flashback ke tahun kemarin, aktivitas dan pekerjaan saya memang banyak dengan hal yang sifatnya mengajar. Saya berbagi ilmu yang sedikit saya miliki, kepada masyarakat di berbagai kota, dan itu sungguh menyenangkan. Sebuah semboyan “Berbagi Bikin Happy” itu, nyata adanya untuk saya pribadi.
Dan kini, sejak Pandemi berlangsung, semua aktivitas dikerjakan dari rumah melalui ranah daring, saya justru yang lebih banyak belajar. Beberapa kali memang ada bagian saya menjadi narasumber, selebihnya saya banyak memandu sebuah acara daring, yang justru menghadirkan narasumber yang luarbiasa hebat-hebat. Serial literasi digital parenting, women empowering, lifestyle dan aneka tema lainnya, yang bahkan jarang saya temui/ ikuti. Belum lagi program #SelasaRasa setiap jam 20.00 di akun Instagram saya, yang menghadirkan narasumber yang tak kalah hebat. Mashaallah, semakin banyak mendengar materi-materi yang disampaikan, saya semakin merasa bahwa ilmu yang saya miliki ini masih jauh dari kata mumpuni. Ini yang saya maknai sebagai cara Allah menegur, agar saya tidak lupa diri. Andaikan tidak ada Pandemi, mungkin saja saya diberi kesempatan untuk berbagi lagi ke berbagai kota, namun bisa jadi saya lupa mengisi kembali/ meng-upgrade kembali wawasan saya. Bisa saja saya lupa untuk kembali belajar.
Beberapa aktivitas daring yang rutin dijalankan selama masa Work From Home
Inilah yang saya sebut “Sebuah Proses Mengajar dan Belajar.” Karena sejatinya kehidupan itu, adalah proses belajar yang tak pernah habis. Meski sudah banyak melakukan proses mengajar dalam hal apapun, semoga kita tidak lupa juga untuk kembali belajar.
Hmm… Indah ya, cara Allah dalam mengingatkan umatNYA? Asalkan kita bisa mengambil hikmah dari setiap hal yang datang, Inshaallah, kita selalu diberi jalan untuk bisa menjadikan diri kita pribadi yang lebih baik setiap saat. Aamiin.
Bagaimana dengan teman-teman? Punya pengalaman menemukan makna yang tersirat dari kondisi Pandemi ini? Boleh lho, share di kolom komentar
Indah Juli says
Aku tuh pengen seperti dirimu selalu semangat belajar dan aktivitas ke sana kemari. Tapi ya gitu, masih belum bisa benar-benar mengatasi yang namanya mood 🙂
Seminggu semangat kerja, hari ke sepuluh sudah tepar dan bodoamat lah sama keinginan-keinginan itu, hahaha.
Masa-masa pandemi ini memang membuatku jadi lebih menghargai waktu dan kesempatan, karena tidak pernah datang dua kali kan.
Mira Sahid says
Ini salah satu sikap cerdas. Sadar diri kalau pas offline terbatas waktu dan tenaga, maka masa sekarang dimanfaatkan untuk belajar. Teruskan, Inah 😀
Herva yulyanti says
Wah aku pengen banget nih kayak mba bisa travel dari Aceh sampe Merauke dengan bawa misi Literasi Digital betulnya mba akan selalu ada hikmahnya yah mba
NurulRahma says
Kontemplasi yg mantab soul, Makpon 🙂 Ya ampuuun, aku jadi tersentil niiih
Semoga apapun yg terjadi di dunia ini, selalu menjadikan kita makhluk-Nya yg senantiasa bersyukur dan menjadi sebaik2 manusia ya
Mira Sahid says
Aamiin, Inshaallah. Karena setiap tulisan yang kupublish pun menjadi pengingat untuk diriku sendiri, mak
Jiah Al Jafara says
Saat pandemi seperti ini jadi lebih banyak bersyukur karena tetap bisa bekerja meski di rumah aja. Masih jarang ikut kelas online dan lainnya sih. Tapi diganti dengan kegiatan offline lain
Mira Sahid says
Iya, selama kita mau berusaha, belajar, apapun kondisinya Inshaallah akan bisa terlewati dengan baik ya mak
Bibi Titi Teliti says
Kagum banget sama energi Makpon yang kayaknya gak habis-habis nih.
Aku juga sama sih, shock juga karena pada awalnya dengan polos mengira setelah self quarantine 14 hari semua akan kembali seperti semula. Ini udah 4 bulan tapi ternyata masih belum kelar juga!
Berarti kita memang harus belajar beradaptasi yaaah! Semangat terus buat kita semua!
Semoga kita selalu diberikan kesehatan yaaah
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) says
kadang aku mikir loh makpon “ini mak Mira keren banget sih staminanya bisa kesana kemari” apalagi ini memang tujuannya untuk berbagi ilmu. Aku pun berasa banget selama 4 bulan ini di rumah jadi lebih rajin foto di rumah, kalau dulu lebih sering foto di luar rumah dan kadang sambil traveling. Sekarang alhamdulillah juga bisa membantu teman-teman yang memiliki usaha dengan motoin produk mereka di rumah.
Milda Ini says
benar dipikirkan dengan seksama, adanya Covid ini banyak mengajarkan hikmah baru yang sebelumnya kita lupa dan bahkan kita sendiri tidak percaya, saya bersyukur meski harus tetap waspada ya Mba MIra
Indah Nuria says
If I keep thinking about what I have done last year and how happy I was strolling around different corners of the world and visiting 10 different countries, I will be sad all day long thanks to the pandemic. But during this hard times, I rejoice the fun of staying with my beloved family. And that is super priceless
HM Zwan says
Selalu ada hikmah dibalik setiap musibah. 4 bulan dirumah aja makin tau banyak hal, meskipun lewat medsos. Jadi banyak belajar online juga, ikut kelas online dan webinar. Apapun itu, tetap disyukuri..
Sehat selalu Makpon ^^
Dedew says
Iyaa Mak Mira saat mulai pandemi di mana event batal semua ada kekhawatiran tentang pekerjaan tapi Alhamdulillah ada saja rezekinya mulai dari job review, ngejuri lomba dan mengisi kelas online .pasti ada jalannya buat yang mau berusaha dan bekerja ya Mak
Lidya says
harus imbang juga ya, mencari ilmu dengan belajar & bisa mentarsnefr ilmju itu melalui mengajar. Bener bangey aku juga sempet tanya samapai kapan pandemi ini? bosen tapi ya harus dijalani kehidupan baru ini
Puspita says
Sepakat. Belajar untuk mengajar, karena sejatinya saat mengajar pun kita sedaang belajar. Ah mbak Mira ini selalu menginspirasi akuu
Ruli retno says
Mbak mira sih kalo soal ngajar jempol banget, bakat terpendam ini sepertinya hehehe. Aku sih bbrp kali pernah jg menemukan makna hidup di balik pandemi ini alhamdulillah jd makin syukur
April Hamsa | Parenting Blogger keluargahamsa.com says
Walau di rumah aja tidak menghalangi kegiatan belajar maupun mengajar ya mak. ALhamdulillah krn ada teknologi yang mendukung. Mungkin kita semua disuruh Tuhan istirahat sejenak sembari mengkoreksi yang lalu dan tentu saja merencanakan setelah ini mau ngerjain apa, yang pastinya bermanfaat buat banyak org jg
Sapti nurul hidayati says
Adaptasi orang memang luar biasa ya mbak..selalu saja ada jalan dan peluang untuk mengatasi keadaan. Saya meihat teman-teman yang jadi rajin bikin konten juga jadi termotivasi. Mengisi waktu dengan banyak belajar untuk upgrade diri. Keren mb Mira…
Uniek Kaswarganti says
Benar juga ya mak, selain banyak sharing, kita juga harus terus upgrade wawasan untuk mengisi kekosongan pengetahuan kita lainnya. Alhamdulillah Mak Mira bisa terus menginspirasi melalui berbagai webinar.
Aku malah lebih banyak aktivitas offline semenjak pandemi ini mak. Makin menikmati kehangatan ‘cangkang’ku, hanya aktif melihat aktivitas orang lain, balik lagi ke sifat asliku yang penyendiri. 🙂
lendyagasshi says
MashaAllah~
Kak Mir tetap produktof aktif dan menginspirasi banyak orang.
Semoga ilmunya kian bertambah dan keberkahannya kian meluas.
Barakallahu fiik~
RACHMANITA says
salut banget sama Mbak Mira kenapa Mira sebagai ibu yang produktif banget apalagi di tengah pandemi seperti ini dan banyak kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan seperti ini
nyi Penengah Dewanti says
Selalu bahagia tiap kali mba Mira ngelive atau bikin postingan soalnya menebarkan manfaat dan bikin kita mikir untuk produktif. Sehat selalu dan bahagia terus mba Mira, jangan lelah membimbing kami untuk terus berkarya.
Sri Widiyastuti says
Barakallah mbak Mira, benar sekali, masa pandemi menjadi proses yang smooth, dimana ayat ayat Allah bertebaran untuk dipetik hikmahnya. Jadi tempat belajar dari kehidupan itu benar adanya.
Alhamdulillah selama pandemi, saya yang introvert jadi bisa belajar lebih nyaman karena duduk di belakang layar. Alhamdulillah banyak hikmahnya ya mbak.
Ade UFi says
Sampai kapan pun yang namanya ilmu tidak akan habis kita serap ya, Mak pon. Saya pun mau ketularan semangatnya seperti Makpon bisa melanglang nusantara krn ilmu.
ivonie says
Pernah belajar bareng sama MakPon waktu kunjungan ke Malang, elama pademi saya jadi rajin berkebun dan memasak di dapur, selain buat konsumsi juga dijual deh macam kue kering atau camilan.
Semangatnya Mak Pon patut dicontoh nih
artha says
pengalaman saya ialah…nikmat sehat itu luar biasa. ada tetangga saya yg sakit karena covid19, rasa cemas yg kemudian menyelimuti. kami ajah demikian, apalago dg mereka yg bersangkutan ya. semoga kita semua sehat selalu ya..
Yustrini says
Tahun 2020 ini bisa dikatakan tahun yang berat karena pandemi. Tapi selalu ada hikmah yang bisa diambil di setiap kejadian paling buruk sekalipun. Kalo buat saya jadi lebih mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Dan ajaibnya semua kebutuhan kami semua tercukupi dengan cara yang nggak masuk akal.