Aku melihat matahari perlahan menampakkan wajahnya. Serupa senyuman, ia hadir memulai hari dengan banyaknya tawaran harapan dan impian. Kemudian, aku yang sedari tadi duduk di pojok rumah ini tersenyum simpul seraya kupandang mentari yang sinarnya terlihat indah sekali. Apa yang kulangitkan hari ini? Apa harap dan mau yang ingin kusampaikan pada semesta kali ini, selain rasa syukur dan terima kasihku.
Aku memejamkan mata, sebuah lagu lirih terdengar syahdu menelisik pendengaranku, membuat pagiku semakin larut dalam segala keheningan. Aku berdiam diri, kudengarkan sedikit demi sedikit napasku, semakin dalam. Lalu seperti biasa, aku kembali menyapa hati, rasa, dan pikiranku. “Bagaimana pagi ini?” tanyaku.
Tidak ada jawaban, aku hanya mendengar napasku menghirup udara dan lalu menghembuskannya.
Ya, dalam momen ini, kadang aku senang berlama-lama memberi ruang pada diriku dan mempersilakan apa-apa sesuai cara kerja hatiku. Aku biarkan diriku menikmati apa yang datang. Kadang aku tersenyum, kadang dahiku mengernyit, kadang airmataku menetes, dan pada hatiku… kadang ia bisa tenang begitu dalam, atau bahkan terhentak karena jantungku berdegup kencang. Semua itu memang bisa hadir ketika pikiranku mempersilakannya datang. Yah, kupikir tidak apa. Toh, aku sedang sendiri, apapun yang terungkap dalam diamku, pun menjadi tanggung jawabku. Jiwaku bebas melakukan apa yang diinginkannya saat ini, di sini, kini.
Dalam duduk, hening, berdiam diri, pada akhirnya aku selalu bisa tersenyum. Bibirku perlahan menarik ujung sisi kiri dan kanannya, dan saat itulah, aku kerap menemukan jawaban atas pertanyaanku sebelumnya. Senyumku semakin lebar, dan dalam mata terpejam, aku bisa melihat jawaban-jawaban itu. Kupastikan, aku tak perlu lagi menerka-nerka apa yang kan hadir selanjutnya. Karena saat ini jelas, aku sedang merindu, aku meraskan cinta kasih. Pada siapa? Pada wajah-wajah yang hadir dalam pandanganku. Aku memeluknya, mendekat ke arahnya, dan kukatakan… “Aku meyanyangimu. Terima kasih telah hadir dalam kehidupanku saat ini dan nanti.”
Dan terima kasih, karena kamu telah membaca tulisanku ini. Terima kasih untuk senyummu, saat kata demi kata tertuang dalam barisan kalimat ini. Kamu, yang sangat memahami aku, memahami setiap senyum di wajahku, ataupun airmata yang pernah jatuh di pipiku. Thank you, I Learn!
Tanti Amelia says
Sudahkah anda tersenyum hari ini?
Kalimat yang juga sering aku tanya ke diri sendiri setiap pagi.
terimakasih udah diingatkan untuk tersenyuuuum
Mira Sahid says
Sama-sama, Oma
Ade UFi says
Uhuk.. ada yg lagi kasmaran.. xixixi.. bahasanya romantis banget, Mba. Terasa seperti saya yg lagi disayang sama Mba Mira.. hahaha..
Mira Sahid says
Kasmaran terhadap diri sendiri, mak. Hihihi
Nurul Sufitri says
Aha! Siapakah dia? ?? Memang sih kalau kita sedang rindu pada seseotang yang bisa membuat aman dan nyaman, biasanya akan senyum2 sendiri. Membayangkan wajahnya, menantikan kehadirannya, berharap dia akan selalu ada dan menjadi bagian hidup kita. Mantap euy mak Mira hehehe….
Mira Sahid says
Ini mempresentasikan sebuah rindu, tidak hanya pada seseorang, namun semua yang aku rindu, mak 🙂
widyanti yuliandari says
Mak, tahu nggak. Aku baca tulisanmu ini jadi terkiwir-kiwir hatikiuuuu. Haha.
Mira Sahid says
Hahahaha, apa itu “terkiwir-kiwir”, mak? :))
Keke Naima says
Saat membaca ini, saya membayangkan diri sendiri. Seneng banget menatap ke jendela. Melihat taman belakang, meskipun kadang pikiran ke mana-mana
Mira Sahid says
Dan aku semakin membayangkan punya taman di belakang rumah, asri, sejuk, suara gemericik air. Aah, indah
Cindy Vania says
aaaww sweet!
kadang memang kita butuh ruang untuk bisa “bicara” dengan diri sendiri ya mba. memahami apa yang jadi pertanyaan selama ini, atau sekedar bernostalgia
Mira Sahid says
Betul… berdamai, bersyukur, sudah sampai sejauh ini, di sini, kini
Dedew says
Duh duh ikutan merasa jatuh cinta membacanya Makpon, kudoakan dirimu selalu bahagia dan dilindungi Allah senantiasa aamiin
Mira Sahid says
Hahahah, iyaa, buatku kembali jatuh cinta ke diri sendiri itu, penting
Indah Nuria says
Aaah senyum memang bisa menenangkan jiwa raga ya mba. Semangat selalu menyambut hari baru
Mira Sahid says
Aamiin, Inshaallah mba
bundadzakiyyah says
Bagaimana pagi ini? Pertanyaan pertama pada diri saya setiap pagi seraya memasukkan afirmasi positif sehingga bisa bahagia sepanjang hari. Terima kasih sharingnya Mak Mira, saya rekam dan saya dengarkan setiap pagi, suka dengan setiap barisan katanya.
Mira Sahid says
Alhamdulillah, makasih mak
Ririe says
Mbak, lagu yang didengarkan apa neh?
Btw, saat rintik hujan menjatuhkan satu demi satu butiran air menerpa dedaunan, euforianya terasa seperti titik-titik rindu yang menderap ke segenap ruang hati dan membawa segenap angan menikmati rasa rindu yangbertalu syahdu, tapi sangat indah.
Mira Sahid says
lagu instrumental, mba
Ria Rochma says
Sesekali memang butuh waktu untuk berdiam diri seperti ini, ya mbak Mir. Memaknai apa-apa yang ada di kehidupan kita
Mira Sahid says
betul, mak.
Ainhy Edelweiss says
Tulisan ini sebagai reminder byat aq bahwa hal2 kecil bisa membuat kt tersenyum. Akhir2 ini aq udh jrang banget senyum, banyakan bad moodnya huhu
Mira Sahid says
Nah. coba dilatih mak, seupaya bisa lebih tenang