Mereka kerap bertanya, atau memberi pernyataan, bahwasanya aku tak layak sendiri berlama-lama. Aku adalah perempuan yang layak dengan segala pengorbanan. Puja-puji mereka seolah membawaku pada sebuah imajinasi, bahwa aku ini memang seorang putri yang layak bersanding dengan pangeran seperti di cerita-cerita dongeng. Ah, iya... untungnya aku hidup dalam pikiranku yang nyata, bahwa aku dalam bentukan opini mereka, tetaplah seorang perempuan dengan segala kekuranganku. Luka-luka yang pernah ... [Baca Selanjutnya]